Haftar memang tengah mencari dukungan Barat untuk kampanyenya, di mana dia akan bersaing dengan Saif al-Islam Khadafi.
Ya, seperti terlihat dari namanya, Saif adalah putra mantan orang kuat Libya, Muammar Khadafi.
Kemenangan Haftar akan menjadi jalan pintas bagi Israel untuk menjalin hubungan diplomasi dengan Libya, yang tidak mengakui negara Yahudi.
Jika hal tersebut sampai terjadi, maka Libya akan menyusul Maroko, Sudan, Bahrain, dan Uni Emirat Arab.
Selama pertemuan, Haftar membahas "situasi di kawasan", "aspirasinya untuk stabilitas negaranya", serta dukungannya terhadap "demokrasi, hukum, dan ketertiban di negaranya."
Israel, baik pemerintah maupun badan intelijen enggak untuk memberi tanggapan terkait dengan kabar pertemuan tersebut.
Hanya saja, Israel, bersama AS, selama ini memang selalu berada di belakang ayah Haftar, Khalifa Haftar.
Pemilihan presiden Libya sendiri akan dihelat pada 24 Desember 2021, setelah tertunda sebanyak dua kali pada 2018 dan 2019 akibat perang saudara.