Intisari-Online.com - Bukan rahasia lagi jika Israel dan Iran bermusuhan.
Kedua negara militer ini sering terlibat aksi kekerasan yang berujung pertempuran.
Lalu permusuhanIsrael dan Iran semakin memanas ketika Amerika Serikat (AS) terlibat.
Dilansir darisputniknews.com pada Jumat (13/8/2021), Iran terlibat pembicaraan serius dengan AS.
Ini tentang pembicaraan yang rencananya akan dilaksanakan di Wina, Austria tentang Joint Comprehensive Plan of Action(JCPOA) yang membahaskesepakatan nuklir pada 2015 silam.
Akan tetapi pembicaraan itu terhenti karena Iran tengahmenyambut pemerintahan baru setelah memilih presiden baru, Ebrahim Raisi.
Melihat hal ini, Israel menjadi panik.
Israel dilaporkan berusaha untuk bekerja denganAS dalam skenario jikaIran benar-benar keluar dari kesepakatan nuklir 2015.
Hal itu disampaikan Axios pada Kamis, mengutip pejabat Israel yang akrab dengan percakapan antara Perdana Menteri Israel Naftali Bennett dan Direktur CIA Bill Burns.
Menurut laporan itu, komunitas intelijen Israel telah menyuarakan keprihatinan bahwa kemungkinan Iran kembali ke kesepakatan JCPOA setelah pemilihan presiden barunya, Ebrahim Raisi, semakin menurun.
Pertemuan hari Rabu antara Bennett dan Burns, menurut Axios, adalah bagian dari persiapan pertemuan Bennet-Biden yang dijadwalkan akhir bulan ini di Washington.
Burns dilaporkan berbagi skeptisisme yang disuarakan oleh pihak Israel mengenai kembalinya Iran ke JCPOA.
“Penting bagi Perdana Menteri untuk memperjelas bahwa adalah kesalahanjika ASdan Iran kembali ke kesepakatan nuklir 2015."
Diketahui pemerintahan BenjaminNetanyahu sudah berusaha keras agar AS tidak kembali ke kesepakatan nuklir itu.
Tapi jika akhirnya AS kembali, makaMenteri Luar Negeri Israel Yair Lapid punya "rencana B".
Di manakemungkinan "rencana B" sedang dibahas dengan AS dan "sekutu Eropa kami".
“Saya bukan salah satu pendukung kesepakatan nuklir 2015 tetapi saya tidak melihat rencana B jika Iran tidak kembali ke kesepakatan."
"Kami membicarakannya dengan AS dan sekutu Eropa kami di belakang layar", katanya, dikutip oleh Axios.
SkenarioIsrael untuk nuklir Iran
Israel secara konsisten mempertimbangkan skenario berdasarkan klaim yang belum terbukti bahwa Iran bermaksud untuk mengembangkan senjata nuklir.
Pada bulan Januari, kepala Pasukan Pertahanan Israel (IDF) Aviv Kochavi mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan militer untuk membuat rencana operasional yang diperbarui untuk menggagalkan kemungkinan program senjata nuklir Iran.
Pada bulan Februari, menurut laporan media Israel, pejabat pemerintah dan militer bertemu untuk membahas anggaran untuk rencana baru.
Setelah pemilihan Raisi, ketakutanIsrael tampaknya meningkat, dengan IDF dilaporkan untuk bersiap menghadapi serangan nuklir dari Iran.
AS sendirisedang dipertimbangkan"solusi sementara" untukdapat mencegah Iran memajukan program nuklir.
Jadi apapun bisa terjadi terkait tiga negara ini.