Find Us On Social Media :

Hari Ini 167 Tahun yang Lalu, Kisah John Snow, Pendiri Epidemiologi Modern yang Digunakan Hingga Kini, Ungkap Misteri Wabah Kolera di London, Apa yang Jadi Penyebabnya?

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 31 Agustus 2021 | 10:40 WIB

John Snow, bapak epidemiologi modern, ungkap penyebab misteri wabah kolera di London.

Intisari-Online.com – Ketika itu, tahun 1854, terjadi wabah kolera di Broad Stree, London.

Ketika kejadian wabah inilah menjadikan nama John Snow sebagai salah satu pendiri epidemiologi modern.

Sebelumnya, kolera dianggap disebabkan oleh partikel yang disebut ‘miasmata’, yang berasal dari materi yang membusuk dan sumber najis lainnya.

Namun, Snow, skeptis terhadap teori tersebut.

Baca Juga: Afrika Barat Dilanda Kemalangan Bertubi-tubi, Covid-19 Belum Tuntas, Wabah Baru Virus Marburg dan Ebola Muncul Menambah Derita

Dia mempercayai hal yang sebaliknya, yaitu pada teori kuman kolera, bahwa itu disebabkan oleh kuman tak dikenal, yang ditularkan melalui air minum.

Snow kemudian menyelidiki teori ini, mencari penyebab wabah dengan berfokus pada sumber air penduduk London yang tingkat kolera di daerah yang menggunakan sumber air tersebut.

Dia menemukan, bahwa air perusahaan-perusahaan di Surrey di London, adalah yang terburuk dari semua yang mengambil pasokan dari Sungai Thames.

Sementara perusahaan lain memiliki persediaan air yang lebih bersih.

Baca Juga: Pantas WHO Ketar-ketir, Wabah yang Jauh Lebih Berbahaya dari Covid-19 dan Bisa Membunuh Manusia 88 Persen Ini Disebut Makin Menjadi Ancaman Dunia, Karena Mulai Menyebar

Tidak hanya mengambil dari sumber yang lebih baik, tetapi juga menyaring air yang mereka ambil dengan lebih baik.

Keunikan persediaan air pada waktu itu juga memungkinkan Snow tanpa sadar melalukan eksperimen double-blind yang hampir sempurna.

Dalam banyak kasus, satu rumah memiliki persediaan air  yang berbeda.

Setiap perusahaan memasok air baik bagi orang kaya maupun miskin, rumah besar maupun kecil, tidak ada perbedaan dalam kondisi atau pekerjaan orang-orang yang menerima air dari perusahaan yang berbeda.

Karena tidak ada perbedaan apa pun, baik di rumah atau orang yang menerima pasokan dari dua perusahaan air, atau kondisi fisik lain, maka tidak ada eksperimen yang dilakukan untuk menguji efek pasokan air pada perkembangan Kolera.

Tidak kurang dari tiga ratus ribu orang dari jenis kelamin berbeda, dari setiap usia dan pekerjaan, tanpa pandang  bulu, Snow melakukan survei pada mereka, dengan membagi menjadi dua kelompok.

Satu kelompok disuplai air yang mengandung limbah London, dan di antaranya mungkin berasal dari pasien kolera, sedangkan kelompok lain memiliki air yang cukup bebas dari kontaminasi tersebut.

Baca Juga: Putus Asa Hadapi Varian Delta, China yang Sesumbar Bisa Paling Cepat Atasi Covid-19 Kini Sampai Hukum Para Pejabat Karena Gagal Atasi Penularan Wabah Baru, Efektifkah?

Melansir onthisday, dari hal tersebut Snow mempelajari kemurnian air dalam sampel yang diambil dari setiap sumber rumah tangga.

Pada akhirnya, dia menghubungkan wabah kolera dengan sumber air yang tidak murni.

Temuan ini dibuktikan ketika dia meminta penjara mengganti sumber air mereka.

Lalu, dalam beberapa hari setelah memperoleh sumber yang lebih baik, tingkat kasus kolera baru menurun secara substansial.

Metode Snow yang dilakukan dalam wabah kolera Broad Street London, meletakkan dasar bagi apa yang akan menjadi epidemiologi modern.

Dia juga berpengaruh dalam mengadopsi anestesi secara luas, serta perbaikan sistem pembuangan dan air untuk masyarakat.

Secara keseluruhan, Snow memberikan efek yang mengesankan pada kesehatan secara umum dan pengaruhnya dapat dilihat kini di bidang kesehatan modern.

Baca Juga: Belum Juga Selesai Pandemi Covid-19, Wabah Virus Marburg yang Mirip Ebola Landa Guinea, Penasihat WHO Optimis Virus Tersebut Dapat Dibendung

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari