Intisari-Online.com - Tercatat wabah virus Nipah pertama kali ditemukan di peternakan babi di Malaysia pada akhir 1990-an.
Karena wabah virus Nipah tersebut, 265 orang terinfeksi dan 105 lainnya meninggal.
Diketahui wabah virus Nipah (NiV) adalah penyakit zoonosis yang fatal.
Virus nipah merupakan virus berbahaya seperti halnya virus ebola, tetapi virus nipah ini lebih menyerang sistem otak dan bukannya saluran darah.
Nah, di India wabah virus Nipah tercatat di Benggala Barat pada 2001 dan 2007, serta dua kali di Kerala pada 2018 dan 2019.
Nah, virus yang sangat menular dan bisa menyebabkan peradangan otak fatal atau penyakit pernapasan pada manusia mendadak ditemukan di India.
Dilansir dari sputniknews.com yang mengutip The Indian Express pada Senin (28/6/2021), di mana virus nipah telah ditemukan pada sampel kelelawar di India.
Hal itu berdasarkan survei cross-sectional oleh Dewan Riset Medis India dan National Institut Virologi.
Para peneliti telah mempelajari lusinan rousettus Leschenaultii (spesies kelelawar pemakan buah berukuran sedang) dan pipistrellus umum (spesies kelelawar pemakan serangga kecil) yang ditangkap di Mahabaleshwar, sebuah kota India di selatan Mumbai, pada Maret 2020.
Setelah mengumpulkan darah dari kelelawar, serta sampel usap tenggorokan dan dubur, para ilmuwan menemukan sesuatu yang mengerikan.
Di mana beberapa hewan nokturnal itu dites positif untuk antibodi NiV RNA dan anti NiV IgG.
"Wabah berulang, tingkat kematian kasus yang tinggi, penularan dari manusia ke manusia, dan kurangnya vaksin/antivirus yang efektif menjadi perhatian utama di India."
"Setelah dihantam gelombang kedua pandemi virus corona, kini India ditakutkan akan mengalami wabah virus nipah."
"Ini karena sarang kelelawar sangat umum di daerah di mana populasi manusia yang besar tinggal", kata penelitian tersebut.
Virus nipah terdaftar sebagai salah satu penyakit prioritas untuk penelitian dalam konteks darurat kesehatan masyarakat oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Selain patogen seperti Covid-19, Ebola, dan Zika, virus ini juga tidak mudah disembuhkan dan dapat ditularkan ke manusia dari hewan.
Misalnya melalui buah yang terkontaminasi atau melalui kontak orang ke orang.
Saat ini tidak ada vaksin yang tersedia untuk virus tersebut. Tingkat kematiannya diperkirakan 40-75 persen.
Jangankan vaksin untuk virus nipah, saat ini pemerintah India sedang melakukan vaksinasi Covid-19 besar-besaran.
Karena negara ini dikhawatirkan akan mengalami gelombang ketiga pandemi virus corona.
Jika benar virus nipah menyebar di India, sanggupkah pemerintah India menangani dua virus mematikan?
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR