Penulis
Intisari-online.com -China telah menghukum lebih dari 40 pejabat lokal karena gagal mengatasi merebaknya varian Delta.
Otoritas China kesulitan untuk menangani sebaran terburuk Covid-19 yang dilihat China setelah lebih dari setahun bebas Covid-19.
Varian Delta yang pertama ada di timur kota Nanjing telah menyebar ke lebih dari 31 provinsi di China dan menyebabkan lebih dari 1000 infeksi dengan gejala hanya dalam 3 minggu menurut perhitungan CNN melalui laporan harian Komisi Kesehatan Nasional.
Otoritas telah mendesak melakukan lockdown ketat, pengujian massal, karantina yang diperpanjang sampai pembatasan perjalanan warga.
Hal itu sesuai dengan pedoman yang sebelumnya berhasil mengusir Covid-19 dari China.
Penanganan ini telah dilaksanakan dalam skala dan intensitas yang belum pernah dilihat di China sejak wabah pertama awal 2020 lalu.
Para pejabat yang gagal melaksanakan penanganan ini secara sebagian atau seluruhnya kini harus dihukum.
Di seluruh China, setidaknya 47 pejabat mulai dari kepala pemerintah lokal, komisi kesehatan, pejabat rumah sakit dan bandara telah dihukum karena abai, menurut pernyataan resmi dan laporan media lokal.
Di Nanjing, ibukota provinsi Jiangsu, 15 pejabat bertanggung jawab memperbolehkan infeksi menyebar di Bandara Internasional Nanjing Lukou menurut pernyataan dari Dewan Pusat untuk Inspeksi Disiplin Partai Komunis (CCDI).
Bandara adalah tempat wabah itu diyakini menyebar pertama kali, dengan 9 petugas kebersihan ditemukan terinfeksi pada 20 Juli selama tes rutin Covid-19.
Otoritas telah mengkaitkan klaster ini dengan penerbangan dari Rusia yang datang pada 10 Juli.
Tiga pejabat bandara sedang diselidiki oleh otoritas disipliner provinsi, dan dua dari mereka sudah ditahan.
Lainnya termasuk wakil walikota Nanjing telah menerima penalti mulai dari penangguhan sampai peringatan keras, menurut pernyataan resmi.
Lokasi wisata di selatan provinsi Henan, Zhangjiajie, yang terkenal dengan formasi karst seperti pilar yang menginspirasi film Avatar, 18 pejabat dihukum atas respon lambat mereka menangani ledakan kasus, menurut pernyataan lain dari CCDI.
Zhangjiajie mengalami lockdown bulan lalu setelah penampilan teater dihadiri oleh ribuan orang dikhawatirkan menjadi acara super-spreader di klaster Nanjing.
Kota Yangzhou, kota tetangga Nanjing, telah menjadi pusat Covid-19.
Selasa kemarin sudah dilaporkan 394 infeksi bergejala, termasuk 26 kasus parah dan 6 pasien yang sakit kritis.
Hari Minggu, komisi disiplin Yangzhou mengisukan peringatan kepada 6 pejabat dan mengkritik dua lainnya karena salah menangani pengujian massal, menyebabkan virus menyebar di antara para warga yang ikut tes.
Sejauh ini, klaster telah menyebabkan lebih dari 30 infeksi menurut media pemerintah.
Strategi Covid-19 China "nol toleransi" telah membuat pemerintah daerah berada di bawah tekanan besar untuk mengusir virus yang masuk lagi ke negara mereka, dan beberapa pejabat telah dihukum selama ronde penularan sebelumnya.
Varian Delta yang sangat menular kini malah justru menghancurkan strategi nol Covid-19 China dan membuat strategi itu tampak sia-sia.
Hal itu meningkatkan ketidakpastian mengenai betapa berkelanjutannya pendekatan tersebut.
Dalam minggu-minggu ini, beberapa pakar kesehatan China telah menyerukan pergantikan metode, mengatakan negara harus belajar untuk hidup berdampingan dengan virus Corona segaris dengan negara lain yang memiliki tingkat vaksinasi tinggi.
Namun hari Minggu kemarin mantan menteri kesehatan China mempublikasi komentar di media partai People's Daily yang menyerang gagasan "berdampingan dengan virus".
Hal ini berpotensi menunjukkan penolakan atas pendekatan tersebut.
Dalam artikel tersebut, Gao Qiang, mantan menteri, menuduh Amerika Serikat dan Inggris "mengabaikan kesehatan dan keselamatan rakyat" dan menyebabkan kebangkitan wabah dengan melonggarkan pembatasan Covid.
"Kami tidak hanya tidak dapat mengendurkan pengendalian epidemi, tetapi juga harus lebih memperkuat hubungan yang lemah, menutup celah, dan secara tegas memantau situasi epidemi dan mengeluarkan peringatan dini. Ini bukan untuk 'berdampingan dengan virus', tetapi untuk terlibat dalam perjuangan jangka panjang. untuk membasmi virus," kata Gao.