Dulu Mantan Presidennya Larang Vaksin Buatan AS dan Inggris, Kini Negara Ini Alami Krisis Covid-19, Setiap 2 Menit 1 Orang Meninggal

Tatik Ariyani

Editor

ilustrasi virus corona
ilustrasi virus corona

Intisari-Online.com -Seperti beberapa negara lain, kasus Covid-19 di Iran juga tengah memburuk.

Sejak Covid-19 dinyatakan sebagai pandemi, jumlah kematian akibat virus corona di Iran sudah mencapai 94.603 kematian.

Penambahan kasus di Iran dalam 24 jam terakhir tercatat 40.808 kasus.

Sehingga total kasus Covid-19 di Iran sejak awal pandemi adalah 4.199.537 kasus.

Baca Juga: Bertahun-tahun Selalu Dikesampingkan dalam Pembangunan Indonesia, Kini Orang Asli Papua Terancam Alami Pembantaian Massal Akibat Lambatnya Pemerintah Tangani Covid-19 di Bumi Cendrawasih

Bahkan, setiap dua menit, satu orang meninggal karena Covid-19 di Iran.

Dilansir Reuters, perbandingan tersebut menggambarkan banyaknya jumlah korban tewas akibat virus corona di negara tersebut saat ini.

Perbandingan tersebut disampaikan langsung oleh saluran televisi pemerintah pada Senin (9/8/2021).

Televisi pemerintah Iran tersebut melaporkan rekor buruk kematian akibat Covid-19 yakni sebanyak 588 kematian dalam 24 jam terakhir.

Baca Juga: Xi Jinping Kebakaran Jenggot, Data Penting di Laboratorium Wuhan Ini Sudah Diamankan Amerika, Konon Bisa Membongkar Kebenaran Soal Covid-19, Apa Itu?

Media pemerintah Iran juga melaporkan rumah sakit di beberapa kota telah kehabisan tempat tidur untuk pasien baru.

Beberapa pengguna media sosial juga mengkritik upaya vaksinasi yang lambat di Iran.

Bagaimana tidak, dari 83 juta populasi, baru sekitar 4 persen yang sudah divaksinasi.

Televisi pemerintah mengatakan, "Setiap dua detik, satu orang terinfeksi (Covid-19) di Iran dan hampir setiap dua menit satu orang meninggal karena virus corona."

Media tersebut menambahkan, sebagian besar dari 31 provinsi Iran telah meningkat statusnya dari oranye ke siaga merah.

Januari lalu, Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei melarang impor vaksin buatan AS dan Inggris.

Baca Juga: Selain Soekarno-Hatta, Siapa Saja Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi?

Saat itu, dia mengatakan bahwa vaksin dari kedua negara tersebut tidak dapat diandalkan dan justru dapat menyebarkan infeksi.

Iran juga menyalahkan sanksi AS karena menghambat pembelian dan pengiriman vaksin dari negara lain.

Sementara itu, presiden baru Iran Ebrahim Raisi menerima dosis pertama vaksin Covid-19 buatan dalam negeri di depan umum pada Minggu (8/8/2021).

Dia lantas mendesak para pejabat untuk mempercepat vaksinasi.

Dia juga meminta menggunakan "semua cara yang diperlukan untuk mengekang pandemi".

Artikel Terkait