Find Us On Social Media :

Meluncur Turuni Bukit Bersama Tentara Afghanistan di Tengah Berondongan Senapan Mesin Taliban, Tentara Inggris Ini Selamatkan Kapten Marinir AS yang Terluka Diserang Taliban

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 24 Agustus 2021 | 11:35 WIB

(ilustrasi) Di bawah berondongan senapan mesin Taliban, tentara ini berlari menyelamatkan tentara yang terluka.

Intisari-Online.com – Dalam kemiliteran Inggris, terdapat penghargaa militer tertinggi Inggris untuk keberanian, yaitu Victoria Cross.

Selama perang di Afghanistan, penghargaan ini diberikan secara anumerta, namun seorang tentara mendapatkannya dan masih hidup.

Dia adalah Joshua Mark Leakey, lahir di Hampshire, Inggris pada tahun 1988.

Ayahnya adalah Komodor Udara Mark Leakey, sementara pamannya adalah Mayor Jenderal Rea Leakey, dan sepupunya adalah Letnan Jenderal David Leakey.

Baca Juga: Tidak Menyerah, Kelompok Perlawanan Anti-Taliban Berhasil Kumpulkan Ribuan Pejuang demi Gulingkan Taliban, Dipimpin Anak dari Komandan Gerilya Paling Kuat di Afghanistan

Ada juga leluhurnya, Nigel Leakey, yang menerima VC selama Perang Dunia II, yang diterima secara anumerta.

Joshua sedang kuliah untuk mendapatkan gelar dalam Sejarah Militer di University of Kent tetapi keluar untuk bergabung dengan Angkatan Darat Inggris pada tahun 2007.

Setelah pelatihan dasar, ia ditugaskan ke Batalyon 1, Resimen Parasut, kemudian dia dikirim ke Afghanistan.

Konflik di Afghanistan yang sedang berlangsung, ketika itu dikenal dengan banyak nama.

Baca Juga: Ditelantarkan Korps Negara Lain di Tengah-tengah Kepungan Taliban, Puluhan Pasukan Elite Inggris Ini Harus Mengemis Bantuan, Operasi Super Senyap pun Terpaksa Dilancarkan

Amerika menyebutnya Operation Enduring Freedom (OEF), NATO menyebutnya International Security Assistance Force (ISAF), sedangkan Inggris menyebutnya Operation Herrick.

Dengan demikian, Leakey melihat aksi tersebut pada tahun 2009 dan 2011.

Pada Desember 2012, David Cameron, Perdana Menteri Inggris saat itu, menyatakan Inggris akan menarik setengah pasukannya dari Provinsi Helmand di Afghanistan.

Meski mendapat protes dari AS, dia menepati janjinya.

Pada 2013, sekitar 5.200 tentara Inggris dan Persemakmuran tetap berada di Afghanistan.

Hanya ada satu kelompok kecil tentara, termasuk beberapa orang Amerika, dan Letnan Kopral Leakey yang berusia 27 tahun ada di antara mereka.

Pada 22 Agustus, dua helikopter Chinook mendaratkan pasukan gabungan Inggris, Amerika, dan Afghanistan di dekat sebuah desa kecil di selatan kota Nawzad di Provinsi Helmand, yang merupakan patroli rutin.

Misi mereka adalah mencari senjata ilegal di desa-desa, namun mereka tidak harus melakukannya karena senjata malahan menemukan mereka.

Helikopter yang membawa tentara Amerika mendarat lebih dulu.

Baca Juga: Inilah Lima Alasan Mengapa Setengah dari Pasukan Inggris Keluar dari Afghanistan, Buntut Panjang dari Serangan Teroris di Amerika

Kargo Marinirnya menyebar ke arah desa saat Chinook Leakey mendarat di bukit terdekat.

Tugas timnya adalah memberikan tembakan perlindungan bagi Amerika dari posisi tinggi.

Mereka tidak perlu menunggu lama.

Helikopter mereka baru saja mendarat ketika penembakan dimulai.

Pasukan musuh di desa menembaki Marinir dengan senapan mesin dan granat berpeluncur roket, menembaki mereka.

Leakey dan tiga orang lainnya, bersama dengan seorang tentara Afghanistan, meluncur menuruni bukit, menghantam tanah, dan menembak balik.

Operator radio mereka memberi tahu bahwa salah satu orang Amerika ditembak, tetapi masih hidup.

Lalu tidak terdengar apa-apa lagi, semua percakapan terhenti.

Rupanya, Taliban telah mengambil peralatan komunikasi Amerika.

Tembakan terus berlanjut.

Baca Juga: Jadi Satu-satunya Tempat yang Tidak Dikuasai Taliban, Lembah Panjshir Jadi Markas Pasukan Anti-Taliban Berkumpul, Siap Balas Dendam dengan Dipimpin 2 Orang Ini!

Untuk menilai situasi, Leakey berlari kembali ke atas bukit untuk melihat situasi dari tempat yang lebih baik, namun rupanya keputusan itu tidak baik untuknya.

Taliban mengepung dengan dua tim senapan mesin dan satu tim mortir di lereng yang terbuka.

Leakey merasa perlu melakukan sesuatu segera, atau mereka mati, dia juga mempertimbangkan orang Amerika yang terluka.

Sebagai Kopral Lance, Leakey adalah perwira terendah di antara kelompoknya, dan waktunya hampir habis.

Ketika dia memberi perintah untuk lari menuruni bukit dan bergabung dengan tentara Amerika di bawah, tentara lainnya mengikutinya.

Sementara kelompoknya membalas tembakan musuh, Leakey merawat orang Amerika yang terluka, yang rupanya kapten Korps Marinir AS.

Sementara tentara lain memberikan tembakan perlindungan, Leakey setengah menyeret membawa Marinir itu kembali ke atas bukit ke tempat yang lebih terlindungi dan melakukan yang terbaik yang dia bisa untuk mengobati luka prajurit AS itu.

Taliban tahu di mana dia berada.

Lebih jauh ke atas bukit ada senapan mesin terpasang yang ditinggalkan timnya ketika mereka bergegas turun untuk membantu orang Amerika yang terkepung.

Baca Juga: Pantas Saja Inginkan Taliban Berkuasa, Media China Ini Beberkan China Bakal Bisa Menguasai Dunia Ketika Afghanistan Tak Lagi Dikuasai Amerika Serikat, Semua Berkat Sekutu Setianya Ini

Leakey melihat senapan itu, tapi ada rentetan tembakan yang memantul di sekelilingnya.

Dia mengambil napas dalam-dalam, lalu bergegas naik, dia menjadi target yang sangat terlihat di lereng bukit yang tandus dan seperti gurun itu.

Dia bisa jadi sasaran empuk musuhnya, belum lagi peralatan lebih dari 22,39 kg yang dibawanya. Tapi, dia berhasil.

Dalam sebuah wawancara surat kabar Inggris, Leakey mengatakan bahwa dia ‘cukup sadar’ akan peluru yang melesat melewatinya, tetapi dia terlalu fokus melakukan pekerjaannya.

Terus-menerus di bawah tembakan berat, dia memindahkan senapan mesin ke posisi yang lebih baik dan menembak kembali ke bawah.

Dua puluh atau lebih pasukan musuh yang mendekati dua kelompok di bawah mundur dari serangan gencar, memberikan ruang bernapas yang berharga bagi Amerika, Inggris, dan Afghanistan yang terkepung.

Dia menilai lebih dari satu senapan mesin diperlukan untuk melawan Taliban, Leakey pun memberikan satu senapan mesin yang dia miliki kepada tentara lain.

Leakey kemudina berlari kembali ke dasar bukit, dengan jarak hampir 201 meter saat diberondong oleh tembakan musuh.

Baca Juga: Rebutan Kekuasaan, Taliban Eksekusi Mantan Pentolan ISIS Asia Selatan, Pengamat Terorisme: 'Kekuasaan dan Ekspansi ISIS Sama Besarnya dengan Taliban'

Dia segera mengambil senapan mesin kedua dan bergegas kembali dan masih di bawah berondongan tembakan musuh.

Rekan-rekan prajuritnya menyerang Taliban dengan menarik senapan mesin dari lereng bukit.

Leakey menyerahkan senapan mesin kedua kepada rekannya dan kemudian memindahkan Marinir yang terluka ke lokasi yang lebih aman untuk evakuasi.

Ketika bantuan dari udara tiba, inilah yang menghentikan pertempuran, setelah berlangsung sekitar 45 menit.

Sebelas Taliban tewas dan empat terluka.

Leakey berpendapat bahwa pertempuran itu adalah upaya timnya, tetapi dia dianugerahi Victoria Cross, yang ketika atas tindakannya di Afghanistan.

Pada 13 April 2015, di Kastil Windsor, saat Ratu Elizabeth II memberikan penghargaan itu kepada Leakey, dia berkata, “Saya tidak sering memberikan ini.”

Jenderal Sir Nicholas Patrick Carter (Kepala Staf Umum, Angkatan Darat Inggris) melakukan hal yang sangat tidak Inggris; ya, dia memeluk Leakey di depan kamera.

Baca Juga: Jalan Terhuyung-huyung dengan Hidung Berdarah, Marinir Inggris yang Tugas di Afghanistan Ini Lemparkan Diri ke Granat, Masih Sempat Bunuh Taliban yang Serang Pasukannya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari