Sejarah yang Cocok untuk Taliban, Mengapa Intervensi Internasional di Afghanistan Ini Gagal Berikan Hasil Terbaik, Bahkan Taliban Berkuasa Kembali

K. Tatik Wardayati

Penulis

Sudah ribuan tentara Amerika tewas di Afganistan akibat serangan Taliban.
Sudah ribuan tentara Amerika tewas di Afganistan akibat serangan Taliban.

Intisari-Online.com – Kisah Afghanistan ini dimulai dari abad ke-13 hingga saat ini, menjelaskan mengapa intervensi internasional yang dimulai pada tahun 2001 itu gagal membuahkan hasil.

Jonathan L. Lee, dalam bukunya Afghanistan: A History from 1260 to the Present, mengungkapkan mengapa dan bagaimana harapan-harapan yang tidak terpenuhi.

Setelah pemerintahan Taliban runtuh pada musim gugur tahun 2001, ada harapan tinggi untuk awal yang baru, yang akan membawa pada keamanan, hak-hak perempuan, pembangunan, dan demokrasi ke Afghanistan.

Lee, dalam bukunya, mengeksplorasi munculnya negara Afghanistan modern, menelusuri asal-usulnya ke kerajaan luas yang diciptakan oleh Ahmad Shah (1772), seorang pemimpin militer dari konfederasi suku Durrani Pashtun atau Afghanistan, yang berbasis di Kandahar.

Baca Juga: Taliban Menguasai Afghanistan, Bagaimana Posisi Pemerintahan Indonesia Terhadap Pemerintahan Baru Tersebut?

Namun, setelah kematiannya, kekaisaran secara bertahap menyusut dan pada tahun 1830-an telah berkurang, dan sekarang menjadi Afghanistan timur.

Saat inilah Rusia maju melintasi Asia Tengah.

Tentara Inggris dua kali menginvasi Afghanistan untuk mengubahnya menjadi penyangga antara Rusia dan India.

Tahun 1880, mereka mengizinkan Abdul Rahman Khan (meninggal 1901), juga seorang Durrani, mengambil alih Kabul dan mulai membayarnya subsidi.

Baca Juga: ‘Manusia Berhamburan di Jalan, Pengemudi Mobil Tak Ikuti Lagi Aturan’ Makin Tak Menentu Setelah Taliban Berkuasa, WNI Dievakuasi dari Afghanistan, Segera Tiba di Indonesia

Banyak kesulitan Afghanistan saat ini saat ditelusuri ke masa pemerintahannya, karena mereka menciptakan pemerintahan terpusat, yang memerintah dengan tangan besi atas penduduk yang beragam dan mewariskan otoriter kepada penerusnya.

Namun, ketika abad ke-20 itu relatif damai sampai pengaruh Soviet menyebabkan kudeta sayap kiri pada April 1978.

Ini diikuti oleh pemberontakan yang meluas pada pendudukan Soviet, jihad yang didukung barat, penarikan Soviet, hingga perang saudara, dan pertengahan 1990-an, munculnya Taliban.

Lalu, mengapa intervensi internasional yang dimulai pada tahun 2001 gagal dilakukan?

Rupanya setelah lebih dari 20 tahun konflik, kesulitannya sangat besar.

Jutaan orang Afghanistan telah mengungsi. Infrastruktur rusak parah.

Ketegangan etnis, regional, dan sektarian memburuk.

Para mantan pemimpin mujahidin dan milisi tetap berpengaruh.

Intervensi internasional dikelola dengan buruk dan tidak terkoordinasi dengan baik.

Baca Juga: Zakia Khudadadi: Di ​​Tengah Gejolak Afghanistan dan Taliban, Impian Atlet Wanita Pertama Asal Afghanistan Ini Pupus? Memenuhi Syarat Paralimpiade Tokyo tapi Terjebak di Kabul

Jawaban ‘cepat, jika kotor’ diberikan untuk pertanyaan bila bagaimana menciptakan pemerintahan baru.

Dengan dukungan PBB, perwakilan dari beberapa faksi utama Afghanistan (tetapi bukan Taliban), memilih seorang Durrani Pashtun, Hamid Karzai, sebagai presiden.

Dia membuktikan seorang pemimpin yang lemah yang tidak bertindak tegas terhadap lawan-lawannya atau menghukum pejabat yang korup.

Pemilihan presiden dan parlemen tidak bebas atau adik, sehingga merusak kepercayaan pada demokrasi.

Negara tidak mendapat manfaat dari bantuan kemanusiaan.

Bantuan yang diberikan pun jauh lebih sedikti daripada yang diberikan kepada beberapa negara pasca-konflik lainnya.

Standar hidup tumbuh di beberapa daerah, tetapi tidak di daerah lain, terutama di selatan dan timur.

Rupanya beberapa tahun pertama kehadiran militer barat yang terbatas, terutama di selatan, memililiki konsekuensi serius.

Dengan dukungan Pakistan, Taliban mampu membangun kembali diri mereka di sana dan di timur.

Baca Juga: Taliban Melakukan Perburuan dari Pintu ke Pintu Membawa Daftar Hitam, Dikhawatirkan Akan Terjadi Eksekusi Massal

Beberapa negara mulai mengirimkna lebih banyak pasukan ke Afghanistan, khususnya AS.

Pada 2010, jumlah pasukan Amerika berkembang menjadi 100.000, namun mereka mulai menarik diri pada tahun 2011.

Tentara dan polisi Afghanistan tidak dapat mengisi celah tersebut dan Taliban dilaporkan menguasai separuh negara.

Menurut Lee, melansir dari historytoday, satu-satunya solusi politik yang ditawarkan dari komunitas internasional adalah, perjanjian pembagian kekuasaan dengan Taliban dan jihadis Islam radikal lainnya.

Buku Lee yang ditulis dengan baik ini kaya akan detail yang bermanfaat dan menjadi bacaan penting bagi siapa saja yang tertarik dengan sejarah Afghanistan.

Baca Juga: Malah Tarik Pasukannya Saat Afghanistan Sedang Genting, Faktanya Militer Amerika Malah Paling Banyak Ditempatkan di Negara Aman Ini, Ada 50.000 Tentara

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait