Penulis
Intisari-online.com - Penarikan pasukan di Afghanistan dinilai sebagai salah satu kesalahan yang dilakukan Amerika.
Bagimana tidak, usai ditariknya pasukan AS, militer Afghanistan langsung kewalahan.
Dengan cepat Taliban menguasai beberapa wilayah di Afghanistan, sampai membuat negara tersebut tak berdaya.
Tak hanya itu saja, Afghanistan juga berakhir jatuh ke tangan Taliban.
Sementara itu, sebenarnya Amerika menempatkan beberapa pasukan militernya di beberapa negara.
Namun, beberapa negara tersebut sebenarnya tidak mengalami gejolak tinggi seperti di Afghanistan.
Malahan, beberapa negara ini bisa dikatakan lebih aman daripada Afghanistan saat ini.
Pasukan militer AS tersebut, diungkapkan dalam twitter Senator John Cornyn.
Dalam Twettnya, dia mengatakan pasukan militer AS paling banyak ditempatkan di Jepang dengan 50.000 tentara.
Lalu Taiwan dengan 30.000 tentara, Jerman, 35.486 tentara, Korea Selatan 28.000 tentara, dan Afrika 7.000 tentara.
Sedangkan Afghanistan terakhir tercatat hanya 2.500 tentara.
“Militer AS sekarang memiliki 28.000 tentara di Korea Selatan, 35.468 di Jerman, 50.000 di Jepang, 30.000 di Taiwan, 7.000 di Afrika dan 2.500 di Afghanistan (satu atau dua bulan lalu),” tulis Cornyn.
Namun, Kuomintang, sebuah partai politik di Taiwan, memposting sebuah pesan sebagai tanggapan atas pernyataan Cornyn.
"Tidak ada 30.000 tentara Amerika di Taiwan. Tentara Amerika terakhir meninggalkan Taiwan pada 3 Mei 1979," katanya.
Surat kabar AS Newsweek mengutip data Pusat Data Tenaga Kerja Pertahanan AS per 30 Juni, tidak ada 30.000 tentara AS di Taiwan.
Pasukan AS di Taiwan saat ini hanya memiliki 30 personel aktif tidak resmi, termasuk 23 Marinir, 5 anggota Angkatan Udara, dan 2 Marinir.
Selain itu, AS memiliki 15 pegawai sipil yang beroperasi di Taiwan.
Taiwan News melaporkan bahwa senator AS itu keliru.
Terakhir kali AS memiliki 30.000 tentara di Taiwan adalah pada akhir 1960-an dan awal 1970-an.
Sementara itu, Global Times yang dikelola pemerintah China, mengatakan bahwa jika "AS benar-benar memiliki 30.000 tentara di Taiwan, ini adalah tindakan perang".
"China dapat segera mengaktifkan Undang-Undang Anti-Separatisme untuk menghancurkan dan mengusir pasukan AS dari Taiwan dan menyatukan kembali pulau itu," tulis Global Times.
Beberapa netizen berpikir bahwa tidak mungkin ada 30.000 tentara AS di Taiwan tanpa diketahui oleh siapa pun di pulau itu.
Karena itu bukan kekuatan kecil untuk bisa bersembunyi. Selain itu, AS tidak punya alasan untuk mengirim pasukan ke pulau Taiwan.
China menganggap Taiwan sebagai wilayah yang tidak dapat dicabut, yang harus diambil kembali dengan paksa jika perlu.
Sejauh ini, Senator Cornyn belum melakukan koreksi apa pun dan belum menghapus pesan yang diposting di Twitter.