Intisari-online.com - Afghanistan telah runtuh, saat ini Taliban berhasil menguasai Afghanistan.
Meki negara tersebut dinyatakan telah jatuh dan dikuasai oleh Taliban, rupanya Taliban masih gencar melakukan serangan.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah informasi rahasia oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
PBB mengedarkan dokumen rahasia yang menyatakan, Taliban masih melakukan serangan yang mentargetkan warga Afghanistan yang bekerja untuk AS dan NATO.
Menurut New York Times, dokumen tertanggal 18 September itu dibuat oleh Pusat Penilaian Global Norwegia.
Sebuah organisasi yang memberikan data intelijen kepada badan-badan Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Lalu dibagikan dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa di dalam organisasi ini.
Menurut dokumen itu, Taliban pergi dari pintu ke pintu, menangkap dan mengancam akan membunuh atau memenjarakan kerabat beberapa orang.
Targetnya adalah mereka yang pernah bekerja untuk pasukan AS dan Organisasi Perjanjian Atlantik Utara (NATO) jika mereka tidak menyerahkan diri kepada Taliban.
Isi teks ini bertentangan dengan apa yang telah dijanjikan Taliban untuk tidak membalas terhadap anggota atau pendukung mantan pemerintah Afghanistan atau sekutu AS, di NATO.
Menurut organisasi PBB, ada banyak laporan bahwa Taliban telah memasang daftar panjang nama orang untuk diperiksa dan dihukum, bersama dengan alamat keberadaannya.
Dokumen tersebut menekankan bahwa sebagian besar anggota pasukan militer dan polisi Afghanistan.
Beberapa di antaranya bekerja di unit investigasi bekas pemerintah, berada dalam bahaya.
Dokumen tersebut juga mengutip sebuah surat yang ditulis pada 16 Agustus yang dikirim oleh Taliban kepada seorang pejabat kontraterorisme di Afghanistan yang pernah bekerja untuk AS dan Inggris.
Dalam surat itu, Taliban meminta pejabat tersebut untuk melapor ke Komisi Intelijen dan Militer Imarah Islam Afghanistan (Taliban yang memproklamirkan diri) di Kabul.
Jika tidak, seluruh keluarga akan dituntut menurut hukum Islam.
Pejabat itu melarikan diri sebelum pejuang Taliban menyerbu rumahnya.
Pasukan Taliban yang bangkit kembali, menyatakan berakhirnya perang, menguasai seluruh Afghanistan sejak malam 15 Agustus.
Dalam konferensi pers pertama mereka sejak mengambil alih ibukota, Kabul, Taliban mengatakan mereka tidak ingin menimbulkan kebencian di dalam negeri, memperluas kerja sama asing, menjamin hak-hak perempuan, dan tidak membalas atau menghancurkan mereka yang pernah menentang mereka.