Find Us On Social Media :

Punya Utang Ratusan Triliun ke Kuwait, Diktator Irak Saddam Hussein Malah Menggempur Negara Minyak Ini pada 1990 dan Berpikir Bisa Menang Telak, Kok Bisa?

By Muflika Nur Fuaddah, Kamis, 19 Agustus 2021 | 16:33 WIB

Saddam Husein

Intisari-Online.com - Pada 2 Agustus 1990, tank dan infanteri Irak bergerak melintasi Kuwait dalam invasi dan pendudukan yang memakan waktu dua hari.

Diktator Irak, Saddam Hussein, menyalahkan Kuwait karena pengeboran miring dari ladang minyak Irak dan mengklaim negara Teluk itu sebenarnya adalah provinsi kuno Irak.

Kenyataannya, Saddam berutang kepada Kuwait $ 14 miliar atau sekitar Rp200 triliun dari perang hampir 10 tahun Irak dengan Iran dan pengeboran minyak Kuwait.

Sebagai tanggapan, Amerika Serikat dan koalisi negara-negara menciptakan kekuatan serangan balasan besar-besaran di Arab Saudi sambil memberikan ultimatum kepada Saddam untuk meninggalkan Kuwait atau menghadapi hukuman koalisi.

Baca Juga: Sudah Jadi Ketua Geng Jalanan Usia 16 Tahun, Saddam Hussein Menjelma Jadi Diktator Kuat dengan Dukungan CIA

Untuk beberapa alasan, bersisih kukuh melakukan serangannya.

Dilansir dari Wearethemighty.com, berikut adalah lima alasan utama mengapa Saddam pikir dia bisa bertahan:

1. Saddam mengira AS tidak keberatan dengan invasi

Sepertinya Saddam mengira Kuwait mencuri minyak dan dengan sengaja memproduksi lebih dari standar OPEC agar pendapatan Irak tetap rendah.

Baca Juga: Saddam Hussein Licin bak Belut, Agen Spionase Israel Nadav Zeevi hingga Berencana Menguntit Gundik Saddam Hussein dalam Upaya Pembunuhan Sang Diktator