Kini Ngotot Saling Ancam Perang Jika Salah Satu Punya Senjata Nuklir, Dulu Israel Malah Dukung Iran Mati-matian Lewat Senjata di Perang Melawan Saddam Hussein Ini

Maymunah Nasution

Penulis

Israel dan Iran kini ngotot ancam perang satu sama lain jika senjata nuklir diteruskan, padahal dulunya Israel jor-joran bantu persenjataan Iran di perang ini

Intisari-online.com -Ketegangan Israel dan Iran terus-terusan tegang.

Dikutip dari sputniknews.com, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu memperingatkan bahwa Tel Aviv mungkin melancarkan aksi unilateral guna mencegah Teheran memiliki senjata nuklir.

Iran membalas dengan mengatakan mereka "tidak berupaya dan tidak akan pernah membangun senjata nuklir".

Jet tempur F-35 milik Israel sampai ke Italia minggu lalu untuk terlibat dalam latihan udara 2 minggu gabungan dengan Italia, AS dan Inggris.

Baca Juga: Baru SajaMati-matian Bertempur dengan Hamas, Kini Giliran Iran yang Akan DigempurIsrael Besar-besaran,SampaiBergabung dengan 3 Negara Militer Terkuat di Dunia Ini

Seorang petugas senior Angkatan Udara Israel mengatakan latihan ini guna menyiapkan pilot Israel untuk menggunakan jet tempur melawan pasukan Iran.

"Iran masuk ke dalam prioritas fokus kami," ujarnya.

Tambahan selain F-35, Israel juga mengirimkan F-16A/B dan G550.

6 pesawat F-35 dari Israel akan bergabung dengan hampir 30 jet tempur kelas ini dalam latihan tersebut.

Baca Juga: Terkuak Bagaimana Roket 'Buatan Tangan' Hamas Bisa Hancurkan Iron Dome Israel Sampai Israel Hampir Ledakkan Seluruh Gaza untuk Menghentikannya

Hubungan Iran dan Israel

Sudah sejak lama hubungan Israel dengan Iran memburuk.

Hal ini dikarenakan program senjata nuklir Iran.

Namun dulunya hubungan Israel dengan Iran ternyata pernah membaik.

Baca Juga: Kisah Mohammad Reza Shah Pahlavi, Raja Terakhir Iran, Konsentrasi Hidupkan Tentara, Runtuh Karena Pemberontakan Rakyatnya Sendiri

Bahkan Israel jor-joran memberi senjata untuk digunakan dalam salah satu perang Iran ini.

Mengutip Wikipedia, sebelum Revolusi Iran tahun 1979, Iran di bawah pimpinan Syekh Mohammad Reza Pahlavi adalah sekutu dan pembeli senjata-senjata Israel.

Namun setelah revolusi, pemerintah baru dari Ayatollah Khomeini membekukan hubungan dengan Israel dan malah berang dengan Israel.

Sementara itu hubungan Iran dan Irak juga memburuk setelah revolusi.

Baca Juga: Percuma Saja Ada Gencatan Senjata, Israel dan Hamas Dijamin Tidak Akan Pernah Berdamai, Malahan Amerika dan Iran Akan Ikut Campur

Khomeini berkhotbah kepada penduduk Syiah yang berbatasan dengan Iran guna melanjutkan revolusi Islam, sedangkan iran berusaha mengacaukan negara-negara tetangga guna mencari hegemoni regional meskipun negara tetangga mencari pedamaian.

Politik Ayatollah membuat hubungan dengan presiden Irak Saddam Hussein, seorang Islam Sunni yang mengedepankan nasionalisme Arab sekuler, memburuk.

Keduanya segera melihat kemungkinan perang akibat revolusi Iran, dan provinsi Khuzestan milik Iran diperebutkan karena memiliki ladang minyak besar dan merupakan kawasan mayoritas penduduk Arab.

Perdana Menteri pertama yang ditunjuk oleh pemerintah revolusi adalah Mehdi Bazargan, ia meminta tolong kepada AS untuk bantuan senjata militer guna mengamankan posisinya, tapi pemerintahan Presiden Carter memutuskan tidak ingin terlibat dalam hubungan dalam negeri Iran.

Baca Juga: Benar-Benar Gila: Rencana Tak Terduga Pilot Iran Untuk Menghancurkan Jet Irak Selama Perang

Pada musim gugur 1979, faksi moderat Perdana Menteri Bazargan mulai kehilangan upaya dalam negeri melawan faksi ekstrimis yang semakin menguat di pemerintah revolusi.

Pada 4 November 1979, oknum faksi ekstrimis mengepung kedutaan AS di Iran dan menyekap beberapa pegawai kedutaan AS, hal ini membuat pemerintah AS menerapkan embargo senjata ke Iran.

Meminta tolong Israel

Segera karena tidak dapat mendapat bantuan militer dari pemerintahan Carter, Iran mencari bantuan militer lewat pemerintahan Israel dan menawar perjanjian senjata antara dua negara.

Baca Juga: Di Bawah Komando Putra Ayatollah Khomeini, Pasukan Iran Berani-beraninya Picu Perang dengan Puluhan Ribu Pasukan Koalisi Pimpinan AS di Arab Saudi Selama Perang Teluk

Awal tahun 1980, penjualan peralatan militer pertama oleh Israel ke pemerintah Iran yang dipegang Ayatollah Khomeini terjadi, saat itu Israel berikan sejumlah besar ban untuk jet tempur F-4 Phantom.

Penjualan itu menghasilkan keuntungan yang fantastis untuk partai Likud di Israel.

Pejabat Iran, Mohammad-Reza Aminizadeh, kepala batalion pertama paskan udara yang mencari suaka politik di Inggris tahun 1985 menggambarkan dalam wawancara dengan Al-Dastur, majalah London, mengenai pengamatannya atas kontak pertama antara Israel dan pemerintah Khomeini.

Kepala misi Israel ke Iran saat itu adalah Kolone Uri, pejabat militer tingkat tinggi.

Baca Juga: Skenario Terburuk Perang Dunia III, Perang Nuklir Diprediksi Makin Mendekat, Ternyata Bukan Hanya Amerika, Rusia, dan China yang Jadi Ancaman Dunia, Tetapi Negara-negara Ini Juga

"Ketika Kolonel Uri mencapai Teheran aku mengantarnya dengan helikopter ke garnisun Lavisan.

"Setelah lima hari di Teheran ia bertemu sebagian besar pejabat tingkat tinggi dari Iran walaupun diplomat AS masih ditahan di Teheran.

"Tiga hari setelah misi kembali ke Tel Aviv satu maskapai kargo terbang ke Larnaca dan membawa onderdil dari F-14, 'Tom Cat' dan sejak itu hubungan berkembang selain senjata, obat, ayam, telur dan bahan makanan juga diekspor ke Iran'.

Dari Jaffe Institute for Strategic Studies di Universitas Tel Aviv, total penjualan senjata Israel ke Iran mencapai 500 juta Dolar AS dari 1981 sampai 1983.

Baca Juga: Mampu Luluh Lantahkan Iran Dalam Sekejap Mata, Inilah Oron, Senjata Andalan Militer Israel yang Dilengkapi Sistem Radar Canggih hingga Kecerdasan Buatan

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait