Intisari-Online.com -Betapapun merepotkannya, harus diakui bahwa kekuatan militer Amerika Serikat (AS) memang yang paling kuat saat ini.
Bayangkan mereka memiliki 11 kapal induk yang siaga di seluruh dunia.
Oleh karena itu, Amerika Serikat selalu menjadi yang terdepan dalam mencampuri kepentingan negara-negara di dunia.
Mengutip dari National Interest, Kamis (9/9/2019) salah satu operasi militer AS yang gilang gemilang adalah saat menyerang Irak pada tahun 2003.
Saat itu pasukan Saddam Husein dilibas tanpa ampun dan dalam tempo satu minggu Irak jatuh ke tangan AS.
Lantas bagaimana cara militer AS bisa melakukan serangan ke Irak dan menguasainya hanya dalam tempo 7 hari saja.
1. Superioritas Udara
Pertama kalinya AS akan menyerang sebuah negara maka mereka akan melakukan bombardemen terlebih dahulu menggunakan jet-jet tempur ke titik-titik strategis musuh seperti pertahanan udara, markas militer dan pusat komunikasi agar lumpuh.
Jet tempur AS baik dari AU maupun AL-nya sengaja melakukan serangan Interdiksi untuk memberi jalan bagi serangan gelombang berikutnya.
Dengan dikuasainya udara maka 50 persen kemenangan sudah berada di tangan Amerika.
2. Serbuan Mobile Udara (Mobud)
Lupakan cara mengangkut pasukan dengan truk untuk mengirim para tentara ke medan perang, militer AS sudah tak menggunakan metode usang seperti ini.
Dibentuknya US Army Combat Aviation Brigade yang berintikan alutsista jenis Rotary Wing (helikopter) membuat mobilitas tempur pasukan AS amat luas.
Usai pertahanan udara musuh lumpuh oleh serangan udara awalan tadi, berbondong-bondong tentara AS dengan menaiki helikopter (Mobile Udara) di drop ke titik-titik tertentu untuk memulai aneksasi sebuah negara secara de facto.
3. Serangan Artileri Jarak Jauh
Untuk mendukung gerak maju pasukan AS, US Navy melalui kapal perusak, frigat dan kapal selamnya akan meluncurkan misil Tomahawk untuk menyerang target-target bernilai tinggi misalkan Istana kepresidenan dan pusat komando militer lawannya.
Bukan hanya itu, tentara AS di darat juga bisa memanggil bantuan tembakan udara jika mereka menghadapai situasi amat berbahaya.
Tak pelak jika bantuan tembakan udara dipanggil maka bakal datang pesawat tempur macam A-10 Thunderbolt dan helikopter serang Apache yang amat doyan memangsa segala bentuk kendaraan lapis baja lawan.
4. Pergerakan Kavaleri
Main Battle Tank (MBT) M1A2 Abrams US Army juga digunakan sebagai ujung tombak serangan.
Usai adanya tentara AS didarat, maka secepat mungkin tank ini harus di-deploy ke palagan pertempuran demi menambah daya serang US Army.
Abrams sebisa mungkin harus menghancurkan tank-tank lawan karena bisa menjadi masalah besar jika mereka tak bisa dilumpuhkan.
5. Network Centric Warfare
Faktor ini yang paling krusial agar AS bisa menguasai negara yang diserangnya dalam tempo 1 minggu.
Network Centric Warfare ialah pusat komunikasi terpadu yang di sana berada para perencana strategi AS dan memberikan komandonya ke seorang tentara dilapangan sekalipun.
Dengan adanya Network Centric Warfare pergerakan, operasi dan lainnya bisa lebih efisien, menghindari salah tembak sesama kawan dan mempersingkat jalannya pertempuran.
Namun, jika Amerika Serikat ingin menyerang suatu negara, ia harus berpikir dua kali.
Misalnya di Suriah, karena dukungan Rusia, pasukan darat mereka tidak berani menyerang pasukan rezim Assad.
(*)