Penulis
Intisari-Online.com - Armada Afrika Selatan, yang berbasis di dekat Kota Simon, menjadi tuan rumah latihan yang diberi nama sandi "Mosi".
Di mana "Mosi" sendiri berarti "asap" dalam bahasa Sesotho.
Apa yang sedang terjadi di sana? Mengapa ada latihan militer?
Dilansir dariexpress.co.uk pada Sabtu (6/3/2021), seorang juru bicara militer menegaskan bahwa fokus latihan militer kali ini adalah pada ekonomi maritim, interoperabilitas dan memperbaiki hubungan antara angkatan laut yang berpartisipasi.
Latihan akan berlangsung sepanjang minggu dan dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama akan melihat kepala angkatan laut masing-masing negara melatih dan mengoordinasikan strategi dan taktik mereka.
Sementara kru melakukan pelatihan di darat yang melibatkan pelatihan fisik dan pawai, serta pertarungan tangan kosong.
Bagian kedua dimulai pada hari Rabu, ketika kapal akan berangkat ke laut terbuka untuk tindakan praktis di dekat Tanjung Harapan.
Negara mana saja yang ikut terlibat dalam latihan militer ini?
Ternyata selain militer Afrika Selatan sendiri, Rusia dan China juga ikut terlibat.
Rusia diwakili oleh kelompok angkatan laut yang dipimpin oleh kapal penjelajah rudal Marsekal Ustinov.
Sementara fregat SAS Amatola Afrika Selatan dan fregat berpemandu rudal Weifang China juga akan berpartisipasi.
Latihan ini berlangsung di bagian yang sangat strategis pada perairan dunia.
Sebablatihanini dirancang untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada Barat tentang pengaruh dan kekuatan yang tumbuh dari Rusia dan China.
Latihan angkatan laut sedang berlangsung di tempat pertemuan Samudera Atlantik dan Hindia.
Rute laut dan perdagangan terpenting dari Eropa, Afrika, dan Asia melewati sini, membuat kendali atas perairan ini menjadi aset yang sangat berharga bagi kekuatan internasional yang bersaing.
Jika Rusia dan China begitu gembira dengan latihan militer, maka sebaliknya bagi Barat.
Ini adalah pertanda buruk bagi para sekutu Barat.
Sebab karena latihan militer ini, maka latihan angkatan laut yang melibatkan Afrika Selatan, Prancis dan Jerman, yang telah direncanakan berlangsung awal tahun ini, ditunda dan belum dijadwalkan ulang.
Presiden Vladimir Putin telah melakukan upaya bersama untuk meningkatkan pengaruh Rusia di Benua Afrika dalam beberapa tahun terakhir.
Salah satu cara Putin adalah berusaha melakukannya adalah melalui penjualan persenjataan Rusia.
Rusia saat ini merupakan pemasok senjata terbesar ke Afrika dan memiliki perjanjian kerja sama militer serta kesepakatan untuk pelatihan militer dan polisi dengan lebih dari setengah negara Afrika.
Pada bulan Oktober, Putin menandatangani kesepakatan lain.
Kali ini untuk memasok Nigeria dengan 12 helikopter serang Mi-35 pada konferensi para pemimpin Afrika yang diadakan di Sochi.
Selain itu, Putin telah menyelesaikan serangkaian kesepakatan teknologi nuklir dengan Mesir, Rwanda, Ethiopia, Uganda, dan Zambia.
Presiden Rusia juga berusaha meningkatkan pengaruh Rusia melalui organisasi bayangan bernama Wagner, yang memasok tentara bayaran Rusia kepada para pemimpin Afrika yang diperangi.
Selain personel militer, Wagner memberikan pelatihan senjata dan mendukung polisi dan dinas intelijen sipil di negara-negara Afrika.