Intisari-Online.com - Masih ingatserangan 11 September 2001?
Serangan 11 September 2001 terjadi ketika dua pesawat yang dibajak kelompok teroris menabrakGedung World Trade Center (WTC) New York.
Akibatnyamenara kembar WTC runtuh dan menyebabkan ribuan orang tewas.
Serangan 11 September 2001 lantas menjadi salah satu masa kelam Amerika Serikat (AS) yang membuat negara itu marah besar.
Setelah Presiden AS George W Bush melampiaskan kemarahannya denganmelakukan invasi ke dua negara, Irak dan Afghanistan.
Tujuannya untuk mencari Osama bin Laden, pendiri Al-Qaeda yang dituduh menjadi otak serangan 11/9.
Invasi keAfghanistan dimulai pada Oktober 2001.
Saat itu, AS memulai kampanye perang melawan terorisme mereka diAfghanistan, dengan tujuan untuk menggulingkan kekuasan Taliban.
Karena Taliban dituduh melindungi Al-Qaeda dan menyembunyikanOsama bin Laden.
Pada saat itu, pemerintah Afghanistan mendukung AS dan negara-negara NATO lainnya seperti Inggris, Prancis, Belanda, dan Australia.
Presiden Bush meminta Taliban untuk menyerahkan Osama bin Laden, tetapi Taliban menolak.
Talibanmeminta bukti-bukti yang lebih jelas kepada AS, namun kali iniAS yang menolak dan menganggap permintaan Taliban sebagai hal yang mengulur-ulur waktu.
Dua tahun setelah invasi keAfghanistan, AS juga melakukan invasi ke Irak pada tahun 2003.
Invasi ini dilakukan dengan alasan bahwa Presiden IrakSaddam Hussein mengembangkan senjata pemusnah massal.
Serta dianggap tergolong pihak yang melakukan serangan 11/9.
Kedua negara dianggap sebagai sponsor teroris global.
Saddam sempat bersembunyi dibunkerbawah tanah namun akhirnya ditangkap pasukan gabunganAS pada 13 September 2003.
Lalu dia diadili dan dijatuhi humuman mati dengan cara digantung pada 5 November 2006.
Sejak itu ada banyak pasukan AS yang berjaga di Irak dan diAfghanistan, akan tetapi Presiden AS sekarang Joe Biden akhirnya menarik pasukan AS dariAfghanistan.
Akan tetapi setelah penarikan pasukan AS, justru Taliban mulai menguasaiAfghanistan.
Hingga puncaknya pada Minggu (15/8/2021) kemarin, di mana Taliban menguasai Kabul, ibukotaAfghanistan.
Di tengah kepanikah seluruh negeri,ada informasiPresiden Afghanistan Ashraf Ghani telah meninggalkan Afghanistan.
Presiden Ghani pergi beberapa jam setelah Taliban memerintahkan anggotanya mengepung Kabul dari pinggiran.
Presiden Ghani beralasan, dia ingin menghindari pertumpahan darah.
Akan tetapi beberapa orang di media sosial mengecamnya sebagai seorang pengecut.
Padahal Presiden Bidenmenegaskan dukungannya terhadap pemerintahan Presiden Ghani dan berjanji gelontorkan bantuan senilai Rp1,4 triliun.