Walau dijungkalkan dari kekuasaan saat invasi AS itu, Taliban tidak dapat ditumpaskan, bahkan mereka kembali bangkit pasca-penarikan pasukan Barat setelah dua dekade di Afghanistan.
Kini, kelompok bersenjata Taliban telah menguasai mayoritas wilayah Afghanistan, seperti memegang kendali ibu kota Kabul.
Sementara, presiden dan wakil presiden Afghanistan telah meninggalkan negara itu.
"Euforia" JI di Indonesia
Kelompok Jamaah Islamiyah di Indonesia disebut mengalami euforia setelah Taliban dikabarkan menguasai Afghanistan.
"Saya dapat komunikasi dari kawan-kawan di media sosial, mereka, jihadi, sangat senang, bangga, ada yang sujud syukur, takbir, bergembira dengan kemenangan Taliban," kata mantan pimpinan Jamaah Islamiyah Nasir Abbas sebagaimana dilansir Kompas.com.
Walaupun merasa bahagia, menurut Nasir, anggota JI masih menunggu dan melihat sikap, apakah Taliban masih seperti dulu yang menerima kelompok terorisme atau tidak.
"Jika seperti dulu, kemungkinan besar akan banyak anggota JI yang ingin hijrah ke Afghanistan dan akan menjadi ancaman baru bagi dunia."
"Jadi apakah kebangkitan ini menjadi ancaman atau tidak, kita tunggu sikap Taliban," ujarnya.
Pengamat terorisme dari Universitas Malikussaleh Aceh, Al Chaidar, melihat "euforia" JI membuktikan bahwa Taliban hingga kini masih dipandang sebagai bagian dari Al-Qaeda.