Padahal Sempat Disinggung Israel, Bahkan Dihubungkan dengan Hamas, Mengapa Taliban yang Begitu Kuat Tak Membantu Palestina Melawan Israel, Ini Alasannya

Mentari DP

Editor

Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.

Intisari-Online.com - Setelah pasukan Amerika Serikat (AS) ditarik, Afghanistan jatuh ke tangan Taliban dalam waktu singkat.

Afghanistan jatuh ke tangan Taliban ketika kelompok militan itu melakukan serangan kilat di beberapa wilayah negara itu.

Selain soal pasukan AS ditarik dariAfghanistan, masalah lain adalah Taliban juga sangat kuat.

Baca Juga: Digadang-gadang Lebih Baik dari Donald Trump, Nyatanya Popularitas Joe Biden Langsung Turun Drastis Setelah Afghanistan Jatuh ke Tangan Taliban, Dijuluki 'Presiden Terburuk'

Terbukti kekuatan inti kelompok Taliban berjumlah 60.000 orang.

Itu belum anggota kelompok tambahan yang mungkin jumlahnya bisamelebihi 200.000 personel.

Setelah Taliban kuasai Afghanistan, terbongkar bahwa kelompok ini ingin menegakkan syariah atau hukum Islam versi sendiri.

Nah, bicara soal hukum Islam, kenapa Talibantidak membantu Palestina?

Padahal Palestina juga sama-samamayoritas Islam.

Di sisi lain, Israel, musuh Palestina itu adalah sekutu AS, musuh besar Taliban.

Bukannya Taliban bisa saja membantu Palestina dan menyerang Israel?

Baca Juga: Kini Dikuasai Taliban, Ternyata Dalang Dibalik Jatuhnya Afghanistan Dibebaskan dari Penjara Terkejam di Dunia oleh Presiden Amerika Ini, Juga Dekat dengan Osama Bin Laden!

Jika Taliban berkuasa diAfghanistan, maka Hamas adalah penguasa Jalur Gaza dan sebagian Palestina.

Perbedaan dua kelompok militan itu sangat jelas.

Hal itu pernah tertulis dalam makalah berjudul "Hamas, Taliban, and The Jewish Underground: An Economists View of Radical" halaman 10-11, yang ditulis Eli Berman pada September 2003.

Makalahitu kemudian dirilis oleh National Bureau of Economic Research di Cambridge.

Dilansir dari kompas.com pada Rabu (18/8/2021), dalam makalah itu tertulis bahwa Taliban dan Hamas memiliki batasan masing-masing.

Ini karena keduanyamemiliki asal-usul geografis dan teologi yang berbeda.

"Keduanya berkembang menjadi milisi yang memproduksi barang publik lokal dengan menggunakan kekerasan."

"Kesamaan ini bukan tanpa batasan."

"Satu perbedaan adalah Hamas memandang sebagian besar orang Palestina sebagai anggota potensial."

"Sementara Taliban tampaknya melihat mayoritas orang Afghanistan sebagai yang harus ditaklukkan."

Baca Juga: Banyak Negara Gratiskan Tes PCR Bahkan di India HanyaRp96.000 Saja, Segini Harga Tes PCR di Indonesia Setelah Banyak yang Protes, Kemenkes: Sudah Termurah Kedua Se-Asia Tenggara

Selain itu, konflik Palestina lebih kompleks daripada yang terlihat.

Sebab konflik itutidak hanya melibatkan satu kubu melawan Israel. Ada juga masalah dalam negeri antaraFatah dengan Hamas.

Contoh,PLO (Organisasi Pembebasan Palestina)berasal dari faksi Fatah.

Faksi ini sudah menjalani rivalitas dengan Hamas dalam merebut simpatik rakyat Palestina.

Bedanya PLOmengupayakan langkah damai, Hamas tidak.

Di mana mereka menggunakan militer untuk memperjuangkan negara Palestina.

Sehingga jika dilihat, maka konflik Palestina terjadi antaratentara Israel dengan Hamas.

Itulah alasan mengapa Taliban tidak membantu Palestina atau menyerang Israel.

Baca Juga: Kini Jatuh ke Tangan Taliban, Terkuak Ini Dia Kekayaan yang Ditinggalkan oleh Afghanistan, Ada Minyak Senilai Rp43,161 Triliun

Artikel Terkait