Find Us On Social Media :

Tahun Lalu Ngotot Dihentikan dengan Dalih Picu Kematian, Kini WHO Justru Jadikan Indonesia 'Kelinci Percobaan' Penggunaan Obat Malaria untuk Pengobatan Covid-19, Apa Bedanya?

By Maymunah Nasution, Minggu, 15 Agustus 2021 | 18:30 WIB

Obat Covid-19 yang ditemukan ilmuan Israel bisa sembuhkan 93 persen pasien yang dirawat inap dalam 5 hari.

Ribuan pasien pun diajak juga dalam kesempatan ini.

Negara lain yang terlibat dalam pengujian ini antara lain Kanada, Finlandia, Malaysia serta Filipina.

Program Solidaritas

Ketiga obat diuji dalam tahap kedua upaya Solidaritas WHO guna menemukan pengobatan efektif melawan penyakit mematikan Covid-19.

Baca Juga: Dijual hingga Rp10 Juta, Beginilah Modus Komplotan Penimbun Obat Covid-19 untuk Menjual Obat-obat yang Diduga Ilegal Itu

Tahap awal program Solidaritas menguji 4 obat yang melibatkan hampir 13 ribu pasien di 500 RS dari 30 negara.

Tahap awal keluar pada Oktober 2020, saat itu WHO menguji remdesivir, hydroksiklorokuin, lopinavir dan interferon.

Obat-obat inilah yang dilarang dipakai di Indonesia oleh WHO terutama klorokuin dan hidroksiklorokuin.

Pengujian WHO mendapatkan obat-obat itu tidak berpengaruh dalam pengobatan Covid-19.

Baca Juga: Warga India Lumuri Diri dengan Kotoran Sapi untuk Terapi Corona, Seorang Aktivis Ditahan Setelah Sebut 'Sains dan Akal Sehat' Adalah Obat Covid -19