Advertorial

Disebut 'Kunci' dari Membaiknya Kondisi Trump, 'Obat' Covid-19 yang Dikonsumsi Presiden AS Tersebut Ternyata Dikembangkan dengan Sel Jaringan Janin Aborsi

Tatik Ariyani

Penulis

antibodi yang diterima Presiden AS Donald Trump untuk infeksi Covid-19 dan disebut-sebut pada Rabu malam sebagai "obat" untuk virus mematikan itu dikembangkan menggunakan sel-sel yang berasal dari jaringan janin yang diaborsi.
antibodi yang diterima Presiden AS Donald Trump untuk infeksi Covid-19 dan disebut-sebut pada Rabu malam sebagai "obat" untuk virus mematikan itu dikembangkan menggunakan sel-sel yang berasal dari jaringan janin yang diaborsi.

Intisari-Online.com-Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah menyelesaikan terapi pengobatan untuk infeksi corona (Covid-19).

"Pemeriksaan fisik Trump tetap stabil dan tanpa indikasi yang menunjukkan perkembangan penyakit sejak kembali ke kediaman presiden pada Senin setelah tiga hari di rumah sakit," kata dokter Gedung Putih Sean Conley dalam memo baru yang dikutip Xinhua, Jumat (9/10).

"Secara keseluruhan dia menanggapi pengobatan dengan sangat baik, tanpa bukti pemeriksaan efek terapi yang merugikan," tulis Conley.

Metode pengobatan yang diterima oleh Trump akhirnya terkuak.

Baca Juga: Coba Redam Angkatan Udara China yang Begitu Bar-bar, Taiwan Telah Habiskan Rp13 Triliun Sepanjang Tahun 2020, Termasuk Beli Puluhan Jet Tempur Mematikan Ini dari AS

Melansir CBS News, antibodi yang diterima Presiden AS Donald Trump untuk infeksi Covid-19 dan disebut-sebut pada Rabu malam sebagai "obat" untuk virus mematikan itu dikembangkan menggunakan sel-sel yang berasal dari jaringan janin yang diaborsi.

Praktik aborsi merupakan tindakan yang ditentang oleh Gedung Putih.

CBS News memberitakan, pada minggu lalu, Trump menerima campuran antibodi monoklonal dari Regeneron Pharmaceuticals, sebuah terapi eksperimental untuk virus corona yang masih menjalani pengujian dan belum mendapatkan persetujuan dari FDA.

Dalam video berdurasi hampir lima menit yang diposting ke Twitter pada hari Rabu, presiden memuji efeknya dan menyebut sebagai "kunci".

Baca Juga: Gampang Banget, Begini Cara Membersihkan Bagian Dalam Dispenser Tanpa Perlu Dibongkar, Bisa Dilakukan Sendiri!

"Saya pikir ini adalah berkah dari Tuhan karena saya tertular (virus), saya pikir itu adalah berkah terselubung," kata Trump dalam video tersebut.

"Saya menangkapnya, saya mendengar tentang obat ini, saya berkata, 'Biarkan saya meminumnya' ... dan cara kerjanya luar biasa."

Tetapi cara pembuatan koktail antibodi pada penelitian sel induk bertentangan dengan posisi pemerintahan Trump.

Menurut juru bicara Regeneron melalui email ke CBS News, pada Kamis (8/10/2020), potensi obat itu diuji di laboratorium menggunakan sel HEK 293T, garis sel yang aslinya berasal dari jaringan ginjal janin yang diaborsi di Belanda pada 1970-an.

"Sel-sel tersebut digunakan untuk menguji kemampuan calon antibodi untuk menetralkan virus dan membantu para peneliti menentukan dua antibodi terbaik, yang sekarang membentuk koktail REGN-COV2," kata juru bicara itu.

Kendati demikian, tidak ada jaringan janin pada produk akhir.

Remdesivir, obat antivirus yang diterima Trump, juga diuji menggunakan sel HEK 293T.

Baca Juga: China Sedang Bersiap Meluncurkan Kapal Induk Ketiganya, Tapi Simak Alasan-alasan Ini yang Jadikan Kapal Itu 'Tidak Level' dengan Kapal Induk AS

Tahun lalu, pemerintahan Trump mengatakan tidak akan lagi mendukung pendanaan jangka panjang untuk penelitian medis oleh para ilmuwan pemerintah yang menggunakan jaringan janin manusia, sebuah langkah yang bertentangan dengan saran dari dokter dan peneliti.

Keputusan itu dipandang sebagai kemenangan besar bagi kelompok hak anti aborsi.

Karena sel janin yang digunakan dalam mengembangkan koktail antibodi Regeneron pada awalnya berasal dari aborsi sebelum larangan pendanaan, seorang pejabat Gedung Putih mengatakan kepada CBS News pada hari Kamis bahwa terapi tersebut tidak melanggar kebijakan baru pemerintah.

"Kebijakan Administrasi tentang penggunaan jaringan janin manusia dari aborsi elektif dalam penelitian secara khusus mengecualikan 'garis sel janin manusia yang sudah ada (per 5 Juni 2019)," kata pejabat itu.

"Jadi, produk yang dibuat menggunakan garis sel yang masih ada sebelum 5 Juni 2019 tidak akan melibatkan kebijakan Pemerintahan."

Kelompok anti-aborsi, yang umumnya menentang penggunaan jaringan janin dalam penelitian farmasi, tidak mempermasalahkan terapi yang digunakan dan dipromosikan oleh presiden.

"Presiden tidak diberi obat apa pun untuk mengobati Covid-19 yang melibatkan kehancuran hidup manusia," tulis David Prentice dan Tara Sander Lee, dari Charlotte Lozier Institute, badan penelitian kelompok politik anti-aborsi, dalam sebuah pernyataan yang dikirim melalui email ke CBS News Rabu sore.

"Tidak ada sel induk embrio manusia atau jaringan janin manusia yang digunakan untuk menghasilkan perawatan yang diterima Presiden Trump," jelas mereka.

Baca Juga: Gali Lubang di Bawah Dinding Ruang Isolasi, WNI Kabur dari Karantina Korsel, Dicurigai Ingin Tinggal di Korsel Secara Ilegal

Para peneliti tidak membahas fakta bahwa sel janin digunakan untuk pengujian lebih awal dalam proses pengembangan obat.

Seorang juru bicara Daftar SBA tidak menanggapi pertanyaan lanjutan.

"Bagi saya, saya masuk, saya merasa tidak enak. Dalam waktu singkat 24 jam kemudian saya merasa baik," kata Trump dalam video yang diposting ke Twitter pada Rabu malam. "Dan itulah yang saya inginkan untuk semua orang."

Terlepas dari antusiasme presiden, para ahli medis mengatakan tidak ada perawatan saat ini yang dapat menyembuhkan Covid-19, yang telah menewaskan lebih dari 212.000 orang Amerika hingga saat ini.

"Sangat tidak bertanggung jawab jika presiden menyebutnya sebagai obat," kata Dr. Angela Rasmussen, ahli virus di Universitas Columbia, kepada CBS News. "Kami tidak dapat mengetahui tentang kemanjuran obat berdasarkan kinerjanya pada satu pasien."

Sementara itu, melansir The Guardian, Regeneron telah bekerja sama dengan pemerintah AS untuk mengembangkan terapi antibodi monoklonal selama bertahun-tahun.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Infectious Diseases, pada tahun 2018, para peneliti dari Regeneron dan pemerintah AS menggunakan sel induk yang sama dalam pengembangan terapi untuk virus Ebola.

“Penelitian menggunakan stem cell memungkinkan Regeneron untuk memodelkan penyakit kompleks, menguji kandidat obat baru dan dapat membantu membuka wawasan ilmiah baru yang pada akhirnya dapat mengarah pada penemuan pengobatan baru untuk orang dengan penyakit serius,” kata Regeneron dalam pernyataan April 2020.

Obat Regeneron tidak tersedia untuk umum dan hanya diuji pada 275 orang sampai saat ini.

Baca Juga: Ingat! Jangan Pernah Memasak Telur dengan 3 Cara Ini, Bisa Bahayakan Kesehatan! Ini Alasannya Mengapa Perlu Dihindari

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul "'Obat' Covid-19 yang dikonsumsi Trump dikembangkan dengan sel jaringan janin aborsi"

Artikel Terkait