Advertorial

Sebut Bodoh dan Sembrono dalam Tangani Pandemi Covid-19, Jurnas Medis Ini Minta Trump Angkat Kaki dari Gedung Putih, 'Dia Sangat Tidak Kompeten'

Mentari DP

Editor

Intisari-Online.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump telah dinyatakan positif virus corona (Covid-19).

Trump sempat dipindahkan ke rumah sakit militer untuk menjalani perawatan karena mengalami gejala ringan.

Namun baru 3 hari dirawat, Trump sudah kembali ke Gedung Putih dan melakukan isolasi di Gedung Putih.

Ketika sampai di Gedung Putih dari rumah sakit, Trump sempat memberikan hormat kepada orang-orang sambil membuka maskernya.

Baca Juga: Selalu Terlihat Tegas hingga Mampu Buat Lawan Bicaranya Tersudut, Ternyata Sosok Ini Mampu Buat Najwa Shihab Berkaca-kaca, 'Aduh Pengen Nangis...'

Apa yang terjadi dengan Trump langsung mendapat respon dari berbagai pihak.

Salah satunya dariNew England Journal of Medicine. Bahkan isi jurnal medis tersebutmembuat publik Amerika heboh.

Pada hari Rabu (7/10/2020), jurnal medis ini menerbitkan editorial yang ditulis oleh tim editornya yang mengutuk pemerintahan Trump atas tanggapannya terhadap pandemi Covid-19.

Jurnal medis ini menyerukan agar kepemimpinan saat ini di Amerika Serikat tidak dipilih lagi saat pemilihan umum.

Baca Juga: Unjuk Rasa Bisa Picu Penyebaran Covid-19, Ahli: Dalam 2 Minggu ke Depan, Jangan Heran Jika Kasus Harian di Indonesia Bisa Capai 10.000 per Hari'

“Kami jarang menerbitkan editorial yang ditandatangani oleh semua editor,” kata Dr. Eric Rubin, pemimpin redaksi jurnal medis dan penulis editorial baru seperti yang dikutip dariCNN.

Sejauh ini, lebih dari 7,5 juta orang di Amerika Serikat telah didiagnosis dengan Covid-19 dan lebih dari 200.000 orang telah meninggal karena penyakit tersebut.

“Krisis ini telah menghasilkan ujian kepemimpinan."

"Dengan tidak adanya pilihan yang baik untuk memerangi patogen baru, negara-negara terpaksa membuat pilihan sulit tentang bagaimana menanggapinya."

"Di sini, di Amerika Serikat, para pemimpin kita telah gagal dalam ujian itu."

"Mereka mengalami krisis dan mengubahnya menjadi tragedi,” demikian bunyi editorial itu.

CNNmemberitakan, editorial tersebut tidak mendukung seorang kandidat.

Akan tetapi, editorial itu memberikan kritik pedas terhadap kepemimpinan pemerintahan Trump selama pandemi.

“Siapa pun yang dengan sembrono menyia-nyiakan hidup dan uang dengan cara ini akan menderita konsekuensi hukum."

Baca Juga: Amerika dan Rusia Bahkan Tak Punya, India Ternyata Punya Rudal yang Mampu Bawa Torpedo hingga Serang Musuh dari Jarak 643 km Jauhnya, 'Ini Persiapan Lawan Kapal Selam China'

"Pemimpin kita sebagian besar mengklaim kekebalan hukum atas tindakan mereka."

"Tapi pemilihan ini memberi kami kekuatan untuk memberikan penilaian,” kata editorial.

“Saat menanggapi krisis kesehatan masyarakat terbesar di zaman kita, para pemimpin politik kita saat ini telah menunjukkan bahwa mereka sangat tidak kompeten."

"Kita seharusnya tidak mendukung mereka dan membiarkan kematian ribuan warga Amerika lainnya dengan membiarkan mereka mempertahankan pekerjaan mereka."

The New England Journal of Medicine mulai diterbitkan pada tahun 1812.

Hanya ada empat editorial sebelumnya yang secara kolektif ditandatangani oleh editornya: satu pada tahun 2014 tentang kontrasepsi; berita kematian pada tahun yang sama untuk mantan pemimpin redaksi; editorial tahun itu tentang penelitian standar perawatan dan editorial tahun 2019 tentang aborsi.

“Alasan kami tidak pernah menerbitkan editorial tentang pemilu adalah karena kami bukan jurnal politik dan menurut saya kami tidak ingin menjadi jurnal politik - tetapi masalahnya di sini adalah seputar fakta, bukan opini."

"Ada banyak kesalahan yang tidak hanya bodoh tapi juga sembrono dan saya pikir kami ingin orang-orang menyadari bahwa ada kebenaran di sini, bukan hanya opini,” kata Rubin.

(Barratut Taqiyyah Rafie)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "Jurnal Medis AS minta Donald Trump angkat kaki dari Gedung Putih, ini ceritanya")

Baca Juga: Dituduh Diskriminasi Terhadap Etnis Minoritas, China Klaim Dapat Dukungan dari 70 Negara Terkait Konflik Hong Kong dan Sindir Amerika, 'Jangan Percaya Negara Barat'

Artikel Terkait