Dituduh Diskriminasi Terhadap Etnis Minoritas, China Klaim Dapat Dukungan dari 70 Negara Terkait Konflik Hong Kong dan Sindir Amerika, 'Jangan Percaya Negara Barat'

Mentari DP

Penulis

Intisari-Online.com - Hubungan China dan Hong Kong semakin memburuk.

Salah satunya karena pemerintah China masih menganggap Hong Kong sebagai wilayah mereka.

Sama seperti klaim mereka atas Taiwan.

Namun Hong Kong telah mengungkapkan bahwa mereka adalah sebuah negara merdeka yang mempunyai pemerintahannya sendiri.

Baca Juga: Berbulan-bulan Terinfeksi Virus Corona, Puluhan Pasien Mulai Alami Gejala Tak Lazim Setelah Pulih dari Penyakit Itu, Dokter:4 dari 5 Pasien Mengalaminya

Sehingga pemerintah China tidak bisa ikut campur lagi.

Nah, baru-baru iniKementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa pihaknya telah menerima dukungan dari 70 negara atas sikapnya terkait masalah Xinjiang dan Hong Kong.

Dilaporkan olehGlobal Times(8/10/2020), dukungan ini diterima pada Komite Ketiga Majelis Umum PBB ke-75.

Baca Juga: Dijuluki Dukun PKI yang Kebal Senjata Tajam dan Senapan, Begini Strategi Khusus Kopassus Saat Ringkus Mbah Suro, Satu Kompi Kopassus Sampai Turun Tangan Menaklukannya

Sementara Kuba membuat pernyataan bersama tentang masalah Xinjiang atas nama 45 negara.

Pada dasarnya, semua negara mendukung sikap yang diambil China dalam sejumlah masalah tersebut.

"China dengan tegas menentang siapa pun yang menciptakan ketidakstabilan, pemisahan diri, atau kekacauan di China."

"Kami juga tegas menentang menipulasi politik pada masalah yang terkait dengan Hong Kong dan Xinjiang, serta campur tangan asing dalam urusan dalam negeri China," ungkap juru bicara Kementerian Luar Negeri China Hua Chunying.

Terkait dengan masalah yang terjadi di Hong Kong, semua negara sepakat bahwa penerapan hukum kemanan nasional perlu dilakukan untuk menjaga kemakmuran dan stabilitas Hong Kong itu sendiri.

Mereka juga menilai bahwa hak dan kebebasan yang sah dari penduduk Hong Kong akan lebih terlindungi dalam payung hukum yang sah.

Hua menambahkan bahwa tindakan di Xinjiang telah sesuai dengan hukum untuk melawan ancaman terorisme dan ekstremisme serta melindungi HAM semua kelompok masyarakat.

Banyaknya dukungan yang mengalir ke China dinilai Hua sebagai kegagalan negara-negara Barat yang berusaha untuk mendiskreditkan China dalam masalah yang terkait dengan Hong Kong dan Xinjiang.

"Krisis pengungsi, rasisme, ekstremisme, dan masalah etnis minoritas terus berlanjut, dan insiden keji terhadap orang Yahudi, Muslim, dan keturunan Afrika sering terjadi di beberapa negara barat."

"Kami menentang standar ganda yang mereka lakukan," tambah Hua.

Baca Juga: Sanggup Geser Kopassus dari Daftar Pasukan Khusus Terbaik di Dunia, Ternyata Taktik Perang Pasukan LRR Filipina IniJauh Lebih 'Gila', Pura-pura Jadi Wanita dan Bunuh Terget Bernilai Tinggi

Hari Senin (5/10/2020) lalu, Zhang Jun, perwakilan tetap China untuk PBB, membuat pernyataan bersama pada Debat Umum Komite Ketiga Majelis Umum PBB atas nama 26 negara.

Pernyataan tersebut pada intinya mengkritik AS dan negara-negara Barat karena melanggar HAM, menyerukan pencabutan sanksi sepihak secara tuntas dan segera, dan mengungkapkan keprihatinan besar atas diskriminasi ras yang sistematis.

Dengan tambahan dukungan dari 70 negara pada hari Rabu, kini posisi China di PBB seolah menjadi semakin kuat.

Terutama untuk mengalahkan dominasi suara negara-negara Barat.

Pihak China juga selalu menekankan bahwa mereka siap bekerja dengan semua pihak untuk melakukan dialog dan kerja sama konstruktif dengan prinsip kesetaraan.

Bagi China, yang terpenting saat ini adalah untuk saling menghormati serta bersama-sama mempromosikan tujuan HAM internasional.

(Prihastomo Wahyu Widodo)

(Artikel ini sudah tayang di kontan.co.id dengan judul "China terima dukungan dari 70 negara terkait kasus Xinjiang dan Hong Kong")

Baca Juga: Selama 3 Tahun, Warga di Kampung Ini Terima Uang Transferan dari Orang Tak DikenalSebanyak Rp21 Miliar,Tapi Ini yang Sebenarnya Terjadi, Padahal Warga Sudah Terlanjur Senang

Artikel Terkait