Penulis
Intisari-Online.com - Timor Leste mengalami serangkaian penjajahan oleh bangsa lain.
Portugis dan Belanda merupakan dua Bangsa Eropa yang pernah memperebutkan wilayah ini.
Keduanya memperebutkan Pulau Timor pada awal abak ke-17.
Portugis terlebih dahulu hadir di wilayah tersebut sekitar tahun 1500-an.
Kedatangan mereka disusul Belanda pada tahun 1613, di mana Belanda merebut pelabuhan Kupang di sisi barat pulau.
Melansdir SciencesPo, pada saat itu, komunitas “Portugis” hanya berjumlah 89 orang kulit putih dan 450 mestizo.
Sedikitnya komunitas Portugis di wilayah tersebut mencerminkan sifat terbatas kehadiran mereka selama satu abad di Pulau Timor.
Namun, dengan jumlah tersebut, Portugis berhasil menaklukan wilayah ini, bahkan mempertahankan sebagian dari gempuran Belanda.
Pada tahun 1642, setelah mengubah sejumlah raja lokal menjadi Katolik, Portugis memulai operasi militer pertama mereka di pedalaman.
Pasukan mereka sendiri hanya berjumlah 90 tentara, tetapi mereka mendapat dukungan dari banyak pejuang Timor.
Saat itu, Pasukan Timor mengizinkan Portugis untuk menaklukkan kerajaan Waiwiku-Wehale.
Disebut, Waiwiku-Wehale memang memiliki otoritas spiritual yang diakui oleh puluhan kerajaan lain.
Kemenangan tersebut meningkatkan prestise Portugal di luar perbatasannya, dan mendorong penyebaran agama Katolik.
Sementara itu, Belanda yang semakin mempererat cengkeramannya di Asia Tenggara berusaha mengusir Portugis dari Timor.
Pada tahun 1651, pasukan Belanda kembali merebut kota Kupang di sisi barat pulau.
Hal itu memaksa para biarawan Dominikan Portugis untuk mendirikan markas utama mereka di tempat yang sekarang dikenal sebagai Distrik Oecusse.
Sehingga untuk menstabilkan situasi, akhirnya pada tahun 1661, Portugis menandatangani perjanjian dengan Belanda.
Sebagai imbalan atas penerimaannya terhadap kehadiran Belanda di Kupang, VOC pun mengakui kedaulatan Portugal atas sebagian besar pulau Timor.
Portugis pun berhasil mempertahankan daerah kantong yang dikenal sebagai Oecusse.
Selama Timor Leste berintegrasi dengan Indonesia, wilayah tersebut tampak biasa.
Namun, kini setelah Timor Leste merdeka dari Indonesia, Oecusse memiliki letak yang cukup unik.
Wilayahnya merupakan sebuah enclave yang terpisah dari bagian Timor Leste lainnya.
Sehingga jika menempuh perjalanan dari Dili, ibu kota Timor Leste, maka untuk mencapai Oecusse dengan jalur darat harus melalui wilayah Indonesia.
Sempat dipertahankan oleh Portugis dari perebutan dengan Belanda, wilayah ini rupanya erat kaitannya dengan kedatangan bangsa tersebut ke Timor Leste.
Melansir Kompas.com, Oecusse adalah tempat dimana bangsa Portugis pertama mendarat di Pulau Timor.
Terdapat Monumen Lifau di sana, yang menandakan tempat kedatangan Bangsa Portugis di Pulau Timor.
Pada tanggal 18 Agustus 1515, Dominikan Portugis mendirikan pemukiman Lifau di situs tersebut pada tahun 1556 untuk mengamankan perdagangan kayu cendana.
Tempat itu menjadi ibu kota kolonial pertama Portugis di Timor, yang menguasai sebagian Pulau Timor ini hingga 1975.
Monumen tersebut kini menjadi salah satu tempat wisata sejarah di Timor Leste.
Selain wisata sejarah, Oecusse juga menawarkan keindahan alamnya.
Disebut, Oecusse memiliki keindahan alam yang mengagumkan dengan perbukitan di tengah dan pantai di bagian utara.
Inilah wilayah Timor Leste yang kini terjepit di tengah-tengah Indonesia.
(*)