Intisari-Online.com - Bintang Jasa Utama dianugerahkan oleh Presiden Joko Widodo kepada Mantan Pejuang Timor-Timur Pro Indonesia, Eurico Guterres.
Pemberian tanda kehormatan itu berdasarkan Keputusan Presiden Indonesia Nomor 76, 77 dan 78 TK tahun 2021 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Mahaputra, Bintang Budaya Paramadharma dan Bintang Jasa.
Penganugerahan kepada Eurico Guterres digelar di Istana Negara dan disiarkan melalui YouTube Sekretariat Presiden pada Kamis (12/8/2021).
Selain Eurico, ada tiga orang lain yang mendapatkan penghargaan Bintang Jasa Utama, yaitu:
- Almarhum Drs. H. Rusdi Sufl, akademisi dan pemelihara warisan sejarah dan budaya Aceh.
- Prof. Dr. Dr.h.c. mult. Goldammer, Johann Georg, Andreas, Direktur Global Fire Monitoring Center (GFMC), Max Planck Institute for Chemistry, Freiburg University; and Professor for Fire Ecology and Fire Management at Freiburg University, Germany.
- Dr. lshadi Sutopo Kartosaputro, M.Sc, Komisaris Transmedia.
Penghargaan ini diberikan atas jasa-jasa para tokoh tersebut sesuai ketentuan syarat khusus dalam rangka memperoleh tanda kehormatan Bintang Mahaputra, Bintang Budaya Paramadharma, dan Bintang Jasa sebagaimana diatur dalam undang-undang.
Eurico Guterres merupakan tokoh pro integrasi Timor Timur (Timtim) yang juga merupakan Mantan Wakil Panglima Milisi Pro-Indonesia di Timtim.
Saking cintanya terhadap Indonesia, sosok ini pernah menjadi buronan PBB karena mengecam kemerdekana Timor Leste.
Namanya mungkin tidak setenar Ramos Horta atau Xanana Gusmao, tapi bagi milisi yang menolak kemerdekaan Timor Leste dan tetap pro Indonesia, namanya begitu harum.
Atas sikap dan aksinya, Eurico Guterres menjadi sosok orang Timor Leste yang dianggap berbahaya oleh PBB.
Menurut Irish Times, Eurico Guterres menentang pemungutan suara kemerdekaan di Timor Leste pada tahun 1999.
Dia juga membunuh tiga pekerja bantuan dalam serangan massa di kantor komisaris tinggi PBB untuk pengungsian (UNHCR) di kota Atambua, perbatasan Timor Barat.
Pembunuhan tersebut memicu kecaman internasional terhadap Indonesia.
Amerika Serikat dan Bank Dunia memeringatkan bahwa bantuan vital bisa terancam jika milisi Timor Leste tidak dikendalikan.
Alhasil, Eurico Guterres menjadi buruan PBB, harus ditangkap dan diserahkan ke untuk diadili.
Kemudian, ia ditangkap setelah ada cukup bukti baginya untuk menjadi tersangka perusakan dan pembakaran kantor UNHCR di Atambua menurut Senior polisi Supt Saleh Saaf.
Namun, tidak dijelaskan apakah Eurico Guterres juga tersangka dalam pembunuhan PBB.
Eurico Guterres dicurigai terlibat dalam serangan terhadap rumah seorang tokoh pro-kemerdekaan Timor Leste, Manuel Carrascalao, pada bulan April 1999 di mana beberapa orang terbunuh.
Milisi melakukan kerusuhan setelah pemungutan suara di Timor Timur pada tanggal 30 Agustus 1999, menewaskan ratusan orang.
Meski pernah jadi buronan internasional dan sempat ditangkap PBB, Eurico Guterres dipandang berbeda oleh Bangsa Indonesia.
Sebelum menerima penghargaan oleh Presiden Joko Widodo, Eurico menerima penghargaan medali dan piagam Patriot Bela Negara dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto pada 15 Desember 2020.
Saat itu, Prabowo menjelaskan bahwa penghargaan yang ia berikan merupakan bentuk penghormatan negara kepada warga negara yang mengabdi untuk menegakkan kedaulatan dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menurutnya, mantan pejuang Timor Timur adalah warga negara Indonesia yang berjuang mempertahankan Timor Timur sebagai bagian dari NKRI.
Hal itu ditunjukkan dengan kesetiaan dan keputusan mereka untuk tetap tinggal di Indonesia.
(*)