Advertorial
Intisari-Online.com – Banyak cara yang dilakukan oleh warga negara dalam penghormatan mereka atas hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.
Kalau sebelum pandemi Covid-19, rakyat Indonesia melakukan berbagai macam lomba dalam rangka memperingati kemerdekaan, juga upacara bendera yang dilakukan di hampir semua sekolah dan instansi pemerintah.
Salah satu yang dilakukan termasuk membangun tugu proklamasi sebagai simbol perjuangan pahlawan saat memperjuangkan kemerdekaan RI.
Pembangunan monumen atau tugu yang mencerminkan peringatan HUT RI adalah Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi.
Tugu ini berdiri di Taman Proklamasi, Menteng, Jakarta Pusat.
Ini dibangun untuk memperingati ulang tahun pertama RI pada tahun 1946.
Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi merupakan hasil buah pikir lima tokoh pejuang perempuan.
Kelima tokoh wanita itu adalah Ny Gerung, Jo Masdani, Mien Wiranataksumah, Zubaedah, dan Zus Ratulangi.
Kelima tokoh wanita itu tergabung dalam Pemuda Putri Indonesia (PPI) dan Wanita Indonesia.
Tugu Peringatan Satu Tahun Proklamasi tersebut diresmikan oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir pada 17 Agustus 1946.
Menurut catatan Harian Kompas pada 16 Agustus 1995, proses peremian Tugu Proklamasi tersebut pada mulanya terhambat.
Suwirjo, yang saat itu menjabat Wali Kota Jakarta, menolak meresmikan Tugu Proklamasi pada 17 Agustus 1946 dengan alasan keamanan.
Dia ingin meresmikan tugu itu pada keesokan harinya, 18 Agustus 1946.
Sementara, Jo Masdani bersikeras untuk meresmikan simbol perjuangan itu pada 17 Agustus 1946.
Dia tak takut mati meski harus meresmikan Tugu Proklamasi pada 17 Agustus 1946.
"Kalau tanggal 18 Agustus, biarlah Pak Suwirjo sendiri yang membukanya," ucap Jo Masdani.
Karena masih bersikukuh untuk meresmikan tugu pada 17 Agustus 1946, Jo dan pejuang perempuan lainnya menghubungi Sutan Syahrir.
Baca Juga: Termasuk Pidato Soekarno, Ini Susunan Acara pada Pembacaan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Untunglah, Sutan Syahrir menyanggupi untuk meresmikan Tugu Proklamasi pada hari itu.
Semenjak peresmian tersebut, dari tahun ke tahun, para pemuda dan pelajar menyelenggarakan upacara Peringatan HUT RI di Tugu Proklamasi.
Bahkan, setelah pemulihan kedaulatan Indonesia pada 1950, presiden dan wakil presiden selalu mendatangi Tugu Proklamasi setelah upacara kenegaraan di Istana Negara.
RI 1 dan RI 2 bersama-sama meletakkan karangan bunga dan berdoa bagi para pahlawan.
Tidak hanya pejabat Indonesia, para tamu negara bahkan diajak untuk meletakkan karangan bunga bagi para pahlawan yang gugur.
Sayangnya, simbol perjuangan tersebut tak lagi dikunjungi warga setelah 14 tahun Tugu Proklamasi diresmikan.
Dihancurkan karena dianggap Tugu Linggarjati
ST Sularto, dalam ‘Bung Karno di Antara Saksi dan Peristiwa, menuliskan bahwa menurut Presiden Soekarno, Tugu Proklamasi itu merupakan Tugu Linggarjati, maka harus dihancurkan.
Padahal, perjanjian Linggarjati baru diadakan pada 10 November 1946 atau tiga bulan setelah peresmian Tugu Proklamasi.
Baca Juga: Selain Soekarno-Hatta, Siapa Saja Tokoh yang Hadir pada Acara Pembacaan Teks Proklamasi?
Tentu saja, Jo Masdani yang mengetahui hal tersebut membantah pernyataan Soekarno.
Menurut dia, peresmian Tugu Proklamasi disiapkan sejak Juni 1946, sedangkan perjanjian Linggarjati terjadi pada November 1946.
"Persiapan kami lakukan sejak Juni 1946, sedangkan Linggarjati terjadi pada November 1946. Ini kan suatu kekeliruan besar," kata Jo Masdani.
Bagaimana pun, Tugu Proklamasi itu tetap dihancurkan.
Dari puing-puing tugu tersebut, Jo Masdani menyimpan tiga keping marmer yang diletakkan di depan rumahnya sebagai bentuk kenangan.
Dalam kepingan marmer tertulis "Dipersembahkan oleh wanita Repoeblik", tulisan Proklamasi, dan peta negara Indonesia.
Dibangun kembali
Hingga kemudian pada tahun 1972, pemerintah kembali membangun Tugu Proklamasi serta Rumah Proklamasi (yang kini dikenal sebagai Gedung Perintis Kemerdekaan).
Budiarjo, yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Penerangan, meresmikan Tugu Proklamasi yang dibangun kembali. (Muhammad Naufal)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari