Find Us On Social Media :

Tak Hanya Gulingkan Pemerintahan Resmi, Junta Militer Myanmar Juga Terbukti Lakukan Pembantaian Puluhan Manusia, Bukti-bukti Baru Terkuak Setelah Tujuh Bulan Berselang

By Maymunah Nasution, Senin, 9 Agustus 2021 | 14:03 WIB

Foto ditemukannya 25 korban jiwa di kuburan yang mengubur rahasia junta militer Myanmar ini

Dalam wawancara dengan Myanmar Now, Menteri Pertahanan NUG Yee Mon mengatakan pemerintah kudeta telah menghubungi dengan sebagian besar PDF di seluruh negeri dan berharap bisa membuat mereka bergerak dalam satu komando.

Ia menyadari membangun rantai komando yang bersatu penting untuk keberhasilan perjuangan itu, lantas ia mendesak warga Myanmar "untuk bergabung di bawah bendera yang sama satu dan selamanya."

Yee Mon menambahkan jika NUG "merencanakan untuk mempersenjatai pasukan revolusioner dengan sebanyak mungkin senjata," termasuk senjata yang direbut dari mereka ketika serangan tabrak lari terhadap militer.

Dalam wawancara yang diunggah dalam unggahan Facebook ia menyatakan: "Kami siap untuk permainan akhir revolusi."

Baca Juga: Mati-matian Berjuang Jadi Anggota ASEAN, Posisi Timor Leste Terancam Setelah Ambil Keputusan Ceroboh Ini, Bisa 'Dimusuhi' Anggota ASEAN Lainnya

Namun beberapa pakar militer yakin jika PDF yang bersatu dapat menjadi ancaman bagi Tatmadaw, selama korps perwira masih tidak bersatu.

Seperti yang telah diklarifikasi oleh peristiwa baru-baru ini di Kani, militer bermain untuk menjaga dan tidak menyesal menggunakan kekerasan biadab untuk menjaga kekuasaannya.

Pada saat yang sama, kemarahan dan keputusasaan rakyat tetap ada sehingga perlawanan sipil yang terus berlanjut hampir pasti.

Kecuali semacam kejadian angsa hitam – perpecahan di eselon atas militer, atau pembelotan massal dari jajaran – hasil yang paling mungkin bukanlah kemenangan bagi kedua pihak, melainkan kebuntuan yang berlarut-larut dan menggerus.

Baca Juga: Ingat Dengan Kudeta Militer Myanmar? 5 Bulan Kuasai Negara, Borok Kejahatan Junta Myanmar Mulai Tercium, Fakta Mengerikan Ini Dibongkar PBB