Find Us On Social Media :

Awal Bencana Kelaparan, Pada 1958 Rakyat China 'Perang' Berburu Burung Pipit ke Seantero Negeri, Sarangnya Dirobohkan, Telurnya Dipecah, dan Anakannya Dibunuh

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 26 Juli 2021 | 09:37 WIB

Memburu burung pipit sebagai kampanye Mao Zedong

Mao melihat penduduknya masih bermasalah dengan hama hewan, sedangkan burung pipit dianggap menghabiskan biji-bijian dan beras.

Dia memobilisasi massa secara besar-besaan, burung ditembaki, sarangnya dirobohkan, telurnya dipecah, dan anakannya dibunuh.

Namun, Mao dikatakan tidak tahu apa-apa tentang binatang dan tidak mau membahas rencananya atau mendengarkan para ahli.

Dia hanya memutuskan bahwa 'empat hama' harus dibunuh.

Baca Juga: Mati-matian Perkuat Militernya, Jika China Kalah dalam Perang Masa Depan, Tiongkok Benar-benar Akan Hancur Sampai ke Akarnya, Mengapa?

Sejarawan Frank Dikötter, penulis Mao’s Great Famine mengatakan bahwa Lompatan Jauh ke Depan adalah pembunuhan massal terburuk sepanjang massa.

Benar saja, diketahui bahwa burung pipit juga memakan sejumlah serangga (bukan hanya bijibijian).

Akibatnya, hasil panen padi turun drastis akibat populasi hama belalang melonjak drastis.

Pada 1960 (dua tahun setelah kampanye dimulai) Mao mengganti burung pipit dengan kutu busuk pada daftar hama yang dilarang.

Baca Juga: Hidupnya Jauh Lebih Misterius Daripada Kim Jong-Un Sendiri, Mengapa Xi Jinping Sama Sekali Tidak Punya Biografi?