Find Us On Social Media :

Memanas, Beijing Usir Kapal Perusak AS di Laut China Selatan hingga Kirim 'Shandong' Kapal Induk Buatannya Sendiri

By Muflika Nur Fuaddah, Senin, 12 Juli 2021 | 17:56 WIB

Xi Jinping

Intisari-Online.com - China mengeklaim telah mengusir kapal perusak milik Amerika Serikat (AS) di dekat Kepulauan Paracel, Laut China Selatan, pada Senin (12/7/2021).

Beijing mengeklaim, kapal perusak USS Benfold tersebut memasuki perairan Kepulauan Paracel tanpa persetujuan pemerintah China.

Komando Palagan Selatan Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) menyatakan, pelayaran USS Benfold tersebut melanggar kedaulatan China dan merusak stabilitas Laut China Selatan.

"Kami mendesak AS untuk segera menghentikan tindakan provokatif seperti itu," kata Komando Palagan Selatan PLA sebagaimana dilansir Reuters.

Baca Juga: Tak Ada Tawar-menawar Lagi, Amerika Hanya Punya Pilihan Hancurkan China Demi Menjaga Kedamaian di Laut China Selatan, dan Menghentikan Invasi Taiwan

Di sisi lain, Angkatan Laut AS tidak segera memberikan komentar atas insiden tersebut.

Kepulauan Paracel adalah salah satu di antara ratusan pulau, terumbu karang, dan atol di Laut Cina Selatan yang kaya akan sumber daya.

Perairan tersebut diperebutkan oleh China, Vietnam, Taiwan, Filipina, Malaysia, dan Brunei.

Beijing mengeklaim sebagian besar dari perairan tersebut dengan dalih sejarah masa lalu lalu dicanangkan melalui programnya bernama nine dash line atau sembilan garis putus-putus.

Baca Juga: Ditinggalkan Tentara Amerika, Afganistan Langsung Kacau Balau 85 Persen Wilayahnya Langsung Dikuasi Taliban, Afganistan Sampai Memelas Bantuan Pada China dan Rusia, Tapi Malah Begini Responnya

Pada 12 Juli 2016, Pengadilan Arbitrase di Den Haag menolak klaim China di Laut China Selatan.

Pengadilan menambahkan, China telah mengganggu hak penangkapan ikan tradisional Filipina di Scarborough Shoal dan melanggar hak kedaulatan Filipina dengan mengeksplorasi minyak dan gas di dekat Reed Bank.

Sementara itu, pada Minggu (11/7/2021), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyatakan bahwa kebebasan laut adalah kepentingan abadi semua negara.

Ada alasan mengapa wilayah tertentu di Laut Cina Selatan sangat diperebutkan.

Baca Juga: Bukan China Apalagi Amerika, Siapa Sangka Justru Negara Kecil Ini yang Memberikan Utang Paling Banyak Pada Indonesia, Berikut 10 Negara Pemberi Utang ke Indonesia

Diperkirakan ada 11 miliar barel minyak yang menunggu untuk disadap di sana dan cadangan gas alam yang melimpah.

Sementara banyak negara mengklaim ladang petrokimia yang luas di bawah Laut Cina Selatan, termasuk Brunei, Indonesia, Malaysia, Filipina, Taiwan, dan Vietnam, hanya China yang memiliki kekuatan ekonomi dan militer untuk membangun pulau buatan di sana – dan kemudian melakukan militerisasi pulau-pulau dengan puluhan tentara.

Dilansir dari wearethemighty.com, Kamis (8/7/2021), pasukan militer terbaru yang dikirim China ke wilayah tersebut adalah yang pertama bagi Partai Komunis China: kapal induk buatannya sendiri, Shandong.

Baca Juga: Jadi Musuh Bebuyutan China, Amerika Sudah Lampaui Zaman dengan Lakukan Spionase Menggunakan Drone Supersonik Rahasia pada 1960-an

Sampai wilayah Laut China Selatan yang diklaim oleh China secara resmi diakui sebagai milik siapa pun, Angkatan Laut Amerika Serikat akan terus melakukan misi “Kebebasan Navigasi” melalui wilayah tersebut.

Kapal-kapal Angkatan Laut AS secara rutin memasuki daerah-daerah yang paling dekat dengan rantai Pulau Spratly dan Paracel.

(*)