Keti Koti yang diperingati setiap 1 Juli adalah adalah festival perayaan memperingati emansipasi budak Belanda.
Itu adalah hari ketika kebebasan, kesetaraan, dan solidaritas yang dihormati secara nasional.
Seperti arti kata 'Keti Koti' di hari itu rantai perbudakan putus. Keti Koti menjadi simbol bagi kebebasan orang Suriname dari perbudakan.
Meskipun perbudakan secara resmi dihapuskan di Suriname dan kerajaan Belanda (dan koloninya) pada 1 Juli 1863, namun masih butuh 10 tahun lagi untuk sepenuhnya menyingkirkan sisa-sisa perbudakan.
Belanda menguasai Suriname sejak abad ke-17, di mana perkebunan di wilayah tersebut memberikan keuntungan melimpah.
Melansir dutchreview, Selama lebih dari lima belas tahun Inggris berada di Suriname, mereka telah membangun dua ratus perkebunan gula.
Perkebunan itu diambil alih dan diperluas oleh Belanda. Pengusaha perkebunan diberikan sebidang tanah untuk ditanami dimana pada awalnya sebagian besar ditanami tebu, dan kemudian ditanami kopi, kapas, dan kakao.
Pada periode yang sama, perkebunan dengan nama romantis seperti Mon Désir, Roosenburg, dan Goede Vrede mulai bermunculan, terutama di pantai dan di sepanjang sungai.