Baca Juga: Program PEN Telah Disalurkan Kepada 120 hingga 140 Juta Jiwa
Di tempat lainnya, budak diperlakukan sama kejamnya, bahkan disebut bekerja di pabrik atau rumah masak lebih berbahaya dari mereka.
Banyak budak meninggal karena penyakit paru-paru, schistosomiasis, dan disentri karena bekerja di gudang berdebu dan minum air yang tercemar.
Para budak tidak dianggap oleh hukum sebagai manusia, melainkan sebagai properti bergerak.
Mereka tidak memiliki hak sipil dan, pada prinsipnya, tidak diizinkan memiliki properti.
Semua penderitaan budak Suriname menemui titik akhir ketika perbudakan di koloni Belanda dihapuskan.
Itulah bagaimana Hari Keti Koti begitu penting bagi orang Suriname di Belanda.
Mengutip nasionaltoday.com, di daerah jajahan Belanda, 1 Juli dikenang dengan istilah 'penghapusan'.
Tidak mengakui peristiwa 1 Juli 1863 sampai 1963, 100 tahun kemudian, kota Amsterdam baru mulai menyelenggarakan pertunjukan dan parade.
Baca Juga: Denmark vs Inggris di Euro 2020, Ini Sejarah Pertemuan Keduanya
(*)