Find Us On Social Media :

Heboh Sembako dan Persalinan Bakal Dikenai Pajak, Inggris Justru Kehilangan Koloni Terbesarnya Gara-gara Seenaknya Naikkan Pajak, Tapi Caranya Sungguh Ironis

By Ade S, Minggu, 13 Juni 2021 | 19:38 WIB

Boston Tea Party. Protes yang dipicu oleh pemungutan pajak tinggi oleh Kerajaan Inggris di negara koloni termasuk Amerika.

Bahkan, gara-gara protes tersebutlah Inggris harus kehilangan koloni terbesarnya, yang di kemudian hari malah menyaingi kedigdayaan ekonominya.

Protes yang dimaksud adalah Boston Tea Party yang terjadi pada 16 Desember 1773 silam.

Saat itu, 342 peti teh milik British East India Company dilemparkan dari kapal  ke laut oleh sekelompok orang.

Mereka memprotes pajak atas teh (pajak tanpa perwakilan) yang dinilai sangat tinggi dan hanya mencerminkan monopoli East India Company di wilayah jajahan Inggris.

Hanya saja, ironisnya, protes yang pada akhirnya mendorong kemerdekaan Amerika Serikat tersebut justru ditutupi dengan cara yang mencerminkan ketidakadilan AS jika berbicara tentang kemerdekaan.

Bagaimana itu bisa terjadi? Simak uraiannya berikut ini.

 

 

Peristiwa Boston Tea Party sendiri berawal ketika Undang-undang Townshend disahkan oleh Parlemen pada tahun 1767.

Melalui UU tersebut, Kerajaan Inggris berhak menerapkan pajak tinggi pada setiap barang yang diimpor ke koloni Ingris. Dengan salah satu objek utamanya adalah teh.

Baca Juga: Inilah Pajak Payudara, Cara Brutal Penjajah Inggris Memaksa Wanita Berpayudara Besar Untuk Membayar Pajak, Makin Besar Asetnya Makin Mahal Pajaknya, Alasannya Mengelikan