Find Us On Social Media :

Inilah Rumah Adat Suku Korowai, Baru Ditemukan 30 Tahun yang Lalu dan Diami Rumah Pohon di Bumi Papua, Ini Alasan Mereka Masih Tinggal di Rumah Pohon

By Maymunah Nasution, Rabu, 9 Juni 2021 | 17:58 WIB

Suku Korowai

Intisari-online.com - Rumah adat Papua memang begitu menakjubkan.

Indonesia adalah negara dengan beragam suku bangsa yang tinggal berdampingan.

Salah satunya adalah di Papua banyak suku bangsa dengan kebudayaan beragam.

Termasuk yaitu suku Korowai.

Baca Juga: Tidak Hanya Rumah Honai, Inilah Berbagai Rumah Adat Papua dengan Fungsi Berbeda-beda

Ada beragam suku yang tinggal di Papua, beberapa yang umum adalah Suku Dani, Asmat, Amungme, Moni, dan suku lainnya.

Dilansir dari Wikipedia Suku Korowai tinggal di Kabupaten Mappi, Papua, dan berbeda dengan suku lainnya.

Mereka tinggal di rumah-rumah pohon dengan perhiasan yang unik.

Rumah pohon yang mereka huni bisa setinggi 50 meter dari permukaan tanah.

Baca Juga: Suku Adat Papua Barat Menang, Izin Penebangan Hutan Seluas Negara Belgia Akhirnya Dicabut, Rencana Jadikan Papua Lahan Sawit Terancam Gagal

Nama lain rumah itu yaitu Rumah Tinggi.

Hari Suroto Peneliti Balai Arkeologi Papua mengatakan Suku Korowai juga terkenal dengan perhiasannya seperti kalung dari gigi taring anjing.

Panjang kalung ada 50 sentimeter, satu meter, bahkan dua meter.

Gigi tersebut didapat dari anjing yang sudah mati, dari seekor anjing Suku Korowai bisa mendapat 4 gigi taring.

Baca Juga: Inilah Pakaian Adat Timor Leste, Biasanya Dibuat dari Tekstil Rumahan

Mereka menyimpan kepala anjing yang sudah mati pada sebuah pelepah sagu di tempat tersembunyi.

Suku ini baru ditemukan keberadaannya 30 tahun yang lalu.

Tahun 1978 adalah ketika Suku Korowai mengetahui ada keberadaan manusia lainnya selain anggota Suku Korowai.

Suku ini menggunakan bahasa Awyu-Dumut sama seperti bahasa yang digunakan di wilayah tenggara Papua.

Baca Juga: Inilah Bahasa Tetun, Bahasa Asli Timor Leste yang Bermanfaat Bagi TNI untuk Ringkus Penyelundup Senjata Saat Terjadi Gelombang Pengungsi Timor Leste ke Indonesia Menjelang Tahun 1975

Untuk rumah pohon mereka dibangun di atas pohon yang cukup tinggi mencapai 15 sampai 50 meter dari permukaan tanah.

Mereka memilih pohon besar yang kokoh sebagai tiang utama.

Selanjutnya lantai rumah terbuat dari cabang pohon.

Dinding pohon dibuat dari kulit pohon sagu, dan daun hutan digunakan sebagai atap.

Baca Juga: 1.000 Pemimpin Suku Papua Setujui Referendum 1969 yang Dianggap sebagai Kebohongan, Ada Peran Letjen Ali Moertopo?

Agar rumah menyatu mereka menggunakan tali rotan yang kuat.

Rumah dapat dijangkau oleh para penghuni rumah menggunakan tangga panjang yang disusun menjuntai ke bawah.

Sebelum ditempati, rumah diberi ritual malam guna mengusir roh jahat.

Tujuan membangun rumah di atas pohon juga demi menghindari roh jahat.

Baca Juga: Cara Picik KKB Jatuhkan Martabat TNI di Mata Warga Papua dengan Fitnah Ini, Kepala Suku Papua Malah Murka Mendengarnya

Selain itu mereka menghindari bencana alam seperti banjir, kebakaran atau serangan hewan buas.

Suku Korowai percaya semakin tinggi rumah pohon yang mereka buat, semakin jauh gangguan roh-roh jahat.

Suku ini memang masih menerapkan animisme dan dinamisme dalam kehidupan mereka.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini