Carla, 34: Kemerdekaan dimenangkan dengan ‘darah dan air mata’
Carla Chung, adalah seorang pengurus serikat pekerja di Melbourne, berusia 14 tahun ketika dia menyaksikan Pembantaian Santa Cruz di Dili.
Sedikitnya 250 pelajar Timor Leste tewas ketika tentara Indonesia menembaki protes damai pro-kemerdekaan pada tahun 1991.
“Kami masih anak-anak ketika itu, “ kata Chung kepada ABC.
“Kami tidak berpikir tentara akan menembaki kami, karena media internasional hadir.”
Sedikitnya 250 pelajar Timor Leste tewas ketika tentara Indonesia menembaki protes damai pada tahun 1991.
Insiden itu membuat Chung meradikalisasi, dan dia semakin terlibat dalam protes mahasiswa, yang membuat keluarganya khawatir dia akan dibunuh.
“Tidak aman bagi saya untuk tinggal di Timor Leste, perempuan menjadi sasaran pemerkosaan, dan saya bisa saja dibunuh,” katanya.
Hubungan dengan keluarga memungkinkan Chung untuk melarikan diri ke Victoria pada tahun 1994.