Intisari-Online.com – ‘Tidak mungkin mengguncang perahu’ Francisco Gutteres, Presiden Timor Leste, menjanjikan reformasi pada negaranya, tetapi sepertinya dia harus tunduk pada sosok ‘dalang’ ini.
Dihadapkan dengan krisis ekonomi yang mengancam, Timor Leste pun melakukan pemungutan suara pada bulan Maret 2017 untuk memutuskan presiden keempatnya.
Mereka memilih Francisco ‘Lu-Olo’ Guterres, seorang pejuang perlawanan yang menjanjikan reformasi tetapi kemungkinan akan tetap setia kepada pendukung politiknya.
Francisco Guterres adalah seorang tokoh terkemuka dalam perjuangan kemerdekaan Timor Leste, juga presiden Front Revolusioner untuk Timor Timur Merdeka (Fretilin), bagian dari koalisi pemerintahan de facto negara itu.
Setelah invasi Indonesia ke pulau itu pada tahun 1975, Guterres menjadi pejuang gerilya di bawah nom de guerre Lu-Olo, yang berarti merpati.
Pada tahun 1978, dia mengambil peran politik pertamanya di Fretilin.
Guterres dua kali gagal mencalonkan diri sebagai presiden sejak negara itu memperoleh kemerdekaan pada tahun 2002.
Bulan Mei 2017, Guterres dilantik sebagai presiden keempat Timor Leste, peran simbolis tetapi berpotensi berpengaruh, setelah meraih kemenangan dalam putaran pertama pemilihan presiden pada 20 Maret.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR