Advertorial
Intisari-Online.com - Berbicara tentang Timor Leste, atau yang bernama resmi Republik Demokratik Timor Leste, maka tak akan lepas dari sosok presiden pertamanya, Xanana Gusmao.
Xanana Gusmao beberapa kali mendapat sorotan dari masyarakat Indonesia.
Misalnya saat menjenguk mendiang Presiden BJ Habibie, dan menjenguk mendiang istri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Ani Yudhoyono, beberapa waktu lalu.
Tak heran jika tokoh Timor Leste seperti Xanana Gusmao memiliki kedekatan dengan para tokoh Indonesia.
Pasalnya, Indonesia dan Timor Leste memang memiliki sejarah bersama.
Timor Leste dulunya sempat menjadi bagian dari Indonesia, yaitu sebagai provinsi ke-27, sebelum kemudian melepaskan diri.
Tepatnya pada 30 Agustus 1999, Timor Leste lepas dari Indonesia melalui jejak pendapat atau referendum, dan berdiri menjadi negara sendiri.
Dalam perjalanan menuju referendum itu, ada peran Xanana Gusmao sebagai salah satu sosok pejuang Timor Leste, seperti apa sepak terjangnya dalam perjuangan tersebut?
Melansir Tribunnews, Xanana Gusmao menjadi gerilyawan yang berjuang agar Timor Leste merdeka.
Namun sebelum itu, di masa mudanya sosok ini merupakan seorang pemain sepak bola dan wartawan.
Kemudian saat Timor Leste melawan Indonesia, ia bergabung dengan para pejuang negaranya.
Timor Leste sendiri dinyatakan sebagai bagian negara Indonesia sebagai provinsi ke-27 pada tahun 1976.
Itu tidak berselang lema setelah Timor Leste mendeklarasikan kemerdekaan dari Portugis, bangsa yang menjajah 'Bumo Lorosae' sejak beratus tahun sebelumnya.
Kekosongan kekuasaan sempat diisi oleh partai pro kemerdekaan dari akar rumput, yakni Fretilin. Mereka mengambil peran semi-pemerintah.
Namun tindakan itu mendapat reaksi keras dari partai-partai lain yang memiliki misi masing-masing.
Pada waktu itu partai di Timor Leste ada tiga, yakni Fretilin, Uni Demokrat Timur (UDT), dan Associacao Popular Timorense (APODETI), dikutip dari Kompas.com.
Sementara itu Xanana Gusmao bergabung dengan Fretilin pada tahun 1974, kemudian menjadi pemimpinnya pada tahun 1978.
Tahun 1987, ia memutuskan keluar dari Fretilin dan membentuk Dewan Pertahanan Nasional rakyat Maubere (CNRM).
Langkah ini dilakukan guna merangkul semua pihak termasuk gereja demi menghindari kesan perjuangan kemerdekaan hanya dilakukan Fretilin.
Untuk mendapat pengakuan internasional, Xanana menyempurnakannya dengan mengubah CNRM menjadi CNRT (Dewan Pertahanan Nasional Rakyat Timor) tahun 1998 di Pinichi (Portugal).
Sekitar 20 tahun Xanana Gusmao terlibat dalam perjuangan bersenjata di hutan dan pegunungan.
Xanana lalu memimpin pasukan gerilya hingga ditangkap tentara Indonesia pada 20 November 1992.
Ia tertangkap di rumah seorang polisi lalu lintas bernama Augusto.
Xanana pun harus menjalani pemenjaraan politik selama tujuh tahun hingga kemudian dibebaskan pada 7 September 1999 oleh pemerintah Indonesia setelah runtuhnya kekuasaan Orde Baru.
Xanana dipenjara di Cipinang, Jakarta.
Namanya agak tenggelam ketika UNTAET mengambil alih wewenang sementara di Timor Leste pada 26 Oktober 1999 dan baru mencuat kembali menjelang pemilu presiden.
Setelah Timor Leste merdeka pada 20 Mei 2002, ia terpilih menjadi presiden.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini