Find Us On Social Media :

‘Kemerdekaan Dimenangkan dengan Darah dan Air Mata’ Refleksi Perjuangan Kemerdekaan Timor Leste Terhadap Kehidupan Tiga Generasi Ini di Australia

By K. Tatik Wardayati, Selasa, 8 Juni 2021 | 14:25 WIB

Pemakaman Santa Cruz. Sembunyikan Bukti Peristiwa Santa Cruz di Celana Dalam, Membawanya Keluar dari Indonesia, Sejarah Timor Leste Bakal Berbeda Tanpa Keberanian Sosok Ini

 

Intisari-Online.com – ‘Kemerdekaan dimenangkan dengan darah dan air matarefleksi perjuangan kemerdekaan Timor Leste terhadap kehidupan tiga generasi ini di Australia.

Kuon Nhen Lay baru saja bergabung dengan gerakan perlawanan terhadap invasi Indonesia ke Timor Leste pada bulan Desember 1975, ketika istrinya melahirkan keesokan harinya.

Pejuang gerilya berusia 34 tahun ketika itu terpaksa tidak menonjolkan diri untuk melindungi keluarganya.

Dia segera mengirim istri dan bayinya yang baru lahir ke Australia, sementara dia tetap tinggal untuk bertarung.

Baca Juga: Dikenal Jadi Pahlawan Kemerdekaan Timor Leste, Pastor Lansia Ini Malah Sekap Gadis-gadis di Gerejanya, Kuak Misteri Kejahatan Mengerikan di Timor Leste

“Militer Indonesia ketika itu membunuh orang di mana-mana, tidak peduli apakah Anda bersenjata atau warga sipil,” kenang Lay, yang bertemu kembali dengan keluarganya di Melbourne pada 1981.

“Saya sebenarnya tidak ingin meninggalkan Timor Timur, tetapi saya harus.”

Lay adalah salah satu dari gelombang orang Timor Leste yang melarikan diri ke Australia selama pendudukan berdarah Indonesia, di mana setidaknya 100.000 orang tewas dalam konflik tersebut.

Pada tanggal 30 Agustus 1999, rakyat Timor Leste secara besar-besaran mendukung kemerdekaan melalui referendum, tetapi hasilnya memicu gelombang kekerasan baru di negara berkembang di Asia Tenggara.

Baca Juga: ‘Tidak Mungkin Mengguncang Perahu’ Francisco Gutteres, Presiden Timor Leste, Janjikan Reformasi pada Negaranya, Namun Sepertinya Dia Harus Tunduk pada Sosok ‘Dalang’ Ini