Bengisnya Sama dengan Nazi, Bangsa Ini Ternyata Pernah Bantai 500.000 Orang Yahudi dan Membuatnya Menghilang Selama 2.000 Tahun, Bagaimana Kisahnya?

Khaerunisa

Penulis

Ilustrasi Pemberotakan Yahudi

Intisari-Online.com - Genosida yang dilakukan Nazi Jerman terhadap jutaan orang Yahudi di Eropa begitu terkenal.

Tindakan brutal tersebut dikenal sebagai Holocaust, terjadi antara tahun 1941 hingga 1945 atau selama Perang Dunia II.

Namun ternyata, bukan hanya oleh Nazi, hal serupa juga pernah dilakukan oleh Bangsa Romawi.

Peristiwa itu diawali oleh pemberontakan Yahudi yang dipimpin Simon Bar Kochba. Ia kemudian dikenal sebagai salah satu tokoh terpenting dalam sejarah Yahudi.

Baca Juga: Gempur Israel Habis-habisan, Rupanya Hamas Justru Dipuji Setinggi Langit oleh Mantan Jenderal Israel ini, Negeri Yahudi Kini Dibuat Ketar-ketir

Orang Yahudi percaya Bar Kochba adalah penyelamat yang menyelamatkan bangsa dari kekuasaan Romawi, menurut Sejarah Dunia.

Dokumen kuno yang dikumpulkan oleh para arkeolog menunjukkan bahwa Bar Kochba adalah "pangeran Israel", yang berarti bahwa garis keturunan bangsawan Yahudi muncul kembali setelah lebih dari seratus tahun dominasi Romawi.

'Pemberotakan Bar Kochba' tersebut merupakan pertama kalinya dalam sejarah Romawi, bahwa orang-orang Yahudi berkumpul sebagai kekuatan terpadu.

Namun, saat itu Roma masih merupakan kerajaan terkuat di dunia, sehingga tak mudah mereka dikalahkan.

Baca Juga: Temui Kendaraan Sempurna untuk Senjata Nuklir Israel, Delilah Punya Jangkauan 300 Kilometer

Latar Belakang Pemberontakan Bar Kochba

Pemberontakan Bar Kochba yang berlangsung tahun 132-136 ini, merupakan perang terakhir antara orang Yahudi dan Kekaisaran Romawi.

Pemberotakan ini mengakhiri periode sejarah yang penuh gejolak di Yudea (sekarang Israel).

Melansir 24h.com.vn, Pemberontakan pecah ketika kaisar Romawi Hadrian (memerintah 117-138) ingin membangun kembali Yerusalem sebagai kota politeistik.

Dibangunlah sebuah kuil yang didedikasikan untuk Yupiter di situs yang pernah menjadi Rumah Suci orang Yahudi.

Baca Juga: Unit 29155 'Pasukan Spionase Khusus,' Unit militer Rusia dengan Misi Menakutkan Berikut Ini

Selain itu, kaisar Hadrian juga menerapkan tindakan kejam untuk membatasi agama orang Yahudi.

Kondisi tersebut menimbulkan kebencian di kalangan masyarakat.

Orang-orang Yahudi juga menghadapi tekanan demografis yang besar ketika gelombang orang Yunani dan Romawi pindah ke Yerusalem.

Sementara Quintus Tineius Rufus, gubernur Yudea pada saat itu, dianggap sebagai "tiran", memperlakukan orang Yahudi sebagai budak.

Baca Juga: Intelijen AS Beberkan Dua Teori 'Panas' Tentang Asal Usul Covid-19, Skenario Kecelakaan Laboratorium Juga Disebutkan

Berlangsungnya Pemberontakan Bar Kochba

Tidak seperti pemberontakan spontan sebelumnya, pemberontakan Yahudi terakhir ini direncanakan dengan hati-hati.

Orang-orang Yahudi diam-diam mengumpulkan senjata, menggali jaringan terowongan yang rumit, siap untuk perlawanan yang berlarut-larut.

Mereka menunggu sampai kaisar Hadrian kembali ke Roma dari perjalanannya ke provinsi-provinsi timur sebelum melancarkan pemberontakan.

Kemudian, di bawah komando Bar Kochba, orang-orang Yahudi benar-benar memusnahkan legiun Fretensis ke-10 yang ditempatkan di Yerusalem.

Baca Juga: Tantang TNI-Polri Perang, KKB Papua Ternyata Sudah Siapkan Medan Perang, Inilah Lokasinya

Pada saat itu, Korps Ferrata ke-6 dimobilisasi dari sekitarnya. Tetapi, tentara Romawi yang berjumlah 20.000 orang masih tidak bisa memadamkan pemberontakan.

Kepemimpinan Romawi kemudian dimobilisasi ke Yudea 5 legiun, dengan total kekuatan 80.000 orang.

Menurut dokumen sejarah, legiun Deiotariana ke-22 dalam perjalanannya ke Yerusalem disergap dan dikalahkan oleh orang-orang Yahudi.

Sedangkan pada puncaknya, pasukan Yahudi yang dipimpin oleh Bar Kochba berjumlah 400.000 orang.

Baca Juga: Sudah Kehabisan Minyak, Cukong Asing Akan Ajak Warga Timor Leste 'Panen' Karbon di Lahan Minyak yang Kering Ini

Selanjutnya, Kaisar Hadrian mengerahkan Jenderal Sextus Julius Severus untuk membawa pasukannya dari jauh untuk berkumpul di Yudea.

Jenderal Sextus Julius Severus saat itu merupakan gubernur wilayah Inggris yang terkenal.

Legiun Romawi yang tangguh dalam pertempuran ditempatkan sejauh Danube juga kembali untuk membantu.

Pada bulan April 133, Severus tiba di Yudea dengan tiga legiun dari Eropa, diberi komando penuh untuk kampanye tersebut.

Baca Juga: 242 Orang Tewas di Jalur Gaza, PBB Siap Hukum Israel,Benjamin Netanyahu: Mereka Anti-Israel

Sejarawan memperkirakan bahwa 10 legiun Romawi ambil bagian dalam kampanye yang dipimpin oleh Severus dengan unit logistik, berjumlah 120.000.

Tentara yang kuat mencerminkan tekad kaisar Romawi untuk menghadapi perang yang menentukan dengan orang-orang Yahudi.

Severus menggunakan strategi pertarungan yang lambat, tapi sangat pasti dan brutal.

Ke mana pun orang Romawi pergi, mereka membantai orang-orang Yahudi yang datang ke sana, mereka membakar seluruh rumah.

Baca Juga: Sudah Siapkan Lokasi Perang, Pimpinan KKBLekagak Telenggen Akan Diperlakukan Seperti Ini denganPanglima TNI

Kekalahan Pasukan Bar Kochba dan Tewasnya Lebih dari 500.000 Orang Yahudi

Menghadapi perlawanan yang begitu brutal dari pasukan Romawi, pasukan Bar Kochba pun terus menerus menerima kekalahan.

Selama pengepungan di Bukit Herodium, Severus mengepung kota dari akhir 134 hingga awal 135.

Pada musim panas 135, Bar Kochba dan sisa-sisa pasukannya mundur ke Betar, menjadi tempat terakhirnya berdiri di hadapan orang Romawi.

Sejarawan menggambarkan peristiwa itu sebagai pembantaian yang nyata setelah Romawi menerobos tembok.

Baca Juga: China Akhirnya Tak Bisa Berbohong Lagi, Kecurigaan Virus Corona Bocor dari Laboratorium Wuhan Dianggap Serius

Nasib Bar Kochba tidak diketahui, tetapi kemungkinan pemimpin Yahudi itu terbunuh hingga saat-saat terakhir.

Menurut sejarawan Cassius Dio, benteng pertahanan, 50 kota, dan 985 desa Yahudi dibakar oleh Romawi.

Sementara jumlah total kematian selama seluruh pertempuran mencapai 580.000.

Tentara Romawi juga menderita kerugian besar, meskipun jumlah tentara yang tewas tidak diketahui.

Baca Juga: Intelijen AS Beberkan Dua Teori 'Panas' Tentang Asal Usul Covid-19, Skenario Kecelakaan Laboratorium Juga Disebutkan

Kemarahan Kaisar Hadrian atas perlawanan kaum Yahudi membuat ia memerintahkan agar nama Yudea diubah menjadi Palestina.

Orang-orang Yahudi pun diusir dari Yerusalem.

Kemudian, komunitas Yahudi dari Yudea berpindah untuk tinggal di seluruh dunia.

Dari peristiwa itu, orang Yahudi benar-benar kehilangan tanah air mereka selama hampir 2.000 tahun, sampai munculnya negara Israel pada tahun 1948.

Baca Juga: Pancasila Sebagai Pembina Persatuan dan Kesatuan, Apa Maknanya?

(*)

Artikel Terkait