Find Us On Social Media :

Pedang Langka dari Himmler kepada Mufti Agung Yerusalem Ini Dilelang Seharga 575 Juta Rupiah

By K. Tatik Wardayati, Rabu, 26 Mei 2021 | 12:30 WIB

Pedang dari Himmler kepada Mufti Agung Yerusalem ini dilelang.

Itnisari-Online.com – Pedang langka yang diberikan Himmler kepada Mufti Agung Yerusalem ini dijual di pelelangan dengan harga sekitar 575 Juta Rupiah.

Di satu sisi bilah pedang tersebut terdapat pahatan bertuliskan “Kehormatan saya adalah kesetiaan saya” yang memang merupakan moto SS.

Kemudian di sisi lain bilah pedang terdapat lambang SS dan lambang partai Nazi.

Di antara kedua lambang tersebut, terdapat sebuah prasasti bertuliskan, “Kepada Mufti Agung Yerusalem, Haji Muhammad Amin al-Husseini, dengan persahabatan setia, Reichsführer”.

Baca Juga: Jadi Kunci Kemenangan, Inilah Pedang Zulfikar Milik Ali bin Abi Thalib Warisan Nabi Muhammad

Pegangan pedang terbuat dari nikel dan kayu, serta diukur dengan simbol Nazi di atasnya.

Pedang dengan panjang 93,98 cm ini, terbuat dari baja Damaskus.

Pedang tersebut merupakan simbol dari aliansi yang kuat yang ditempa atas dasar kesengsaraan, karena satu musuh bersama menjadi dasar persahabatan antara dua tubuh yang berbeda.

Pedang tersebut adalah hadiah yang diberikan kepada Haji Muhammad Amin al-Husseini, Mufti Agung Yerusalem, oleh komandan SS yang terkenal, Heinrich Himmler pada tahun 1943, selama masa Mufti di Berlin.

Baca Juga: Termasuk Pedang 'Zulfiqar' yang Diberikan Nabi Muhammad ke Ali ibn Abi Thalib, Berikut Kemahsyuran Pedang yang Tangguh Dominasi Peperangan Berabad-abad

Tujuh puluh lima tahun setelah pertemuan Mufti dengan Reichsführer, pedang itu muncul di situs lelang terkenal di Inggris yang dikenal sebagai The Saleroom.

Pedang itu adalah barang antik yang mempesona, bukan hanya karena desainnya yang tidak biasa, tetapi juga karena wujudnya.

Husseini adalah seorang nasionalis Arab Palestina yang sangat kontroversial.

Selama masa hidupnya, dia memainkan peran penting dalam gerakan anti-Zionis di seluruh Palestina.

Ideologinya tertanam kuat dengan kebencian lama terhadap populasi Yahudi.

Selama Perang Dunia Kedua, keyakinannya membuatnya dekat dengan Nazi Jerman.

Sebelum deklarasi perjanjian Balfour, Palestina (yang saat itu merupakan wilayah Ottoman) hanya memiliki populasi kecil penduduk Yahudi.

Namun, menyusul penandatanganan kesepakatan oleh Arthur James Balfour, muncul spekulasi bahwa pemerintah Inggris telah menunjukkan dukungan penuh terhadap gerakan Zionis Yahudi.

Selama beberapa tahun ke depan, akan menghasilkan beberapa protes dan demonstrasi anti-Zionis oleh sebagian besar penduduk Arab Palestina.

Baca Juga: Khalid Bin Walid, Awalnya Musuh Muslim Paling Sengit dari Kaum Quraisy Menjadi Pemimpin Terbesar Islam Sepanjang Masa hingga Dijuluki 'Pedang Allah'

Di kelompok inilah Husseini memiliki suara yang sangat nyaring.

Setelah beberapa perselisihan dan pertikaian dengan pemerintah Inggris, Husseini dijadikan Mufti Agung Yerusalem pada tahun 1921.

Meskipun ia dianggap, karena popularitasnya, sebagai sekutu penting oleh otoritas Wajib Inggris, Husseini terus mempromosikan gerakan non-pengakuan Zionisme.

Pada bulan April 1936, Pemberontakan Arab meletus.

Hal ini membuat Mufti berisiko ditangkap oleh otoritas Inggris, lalu pada tahun 1937, dia melarikan diri dari Palestina.

Pelariannya dari Palestina pada Oktober 1937 memulai perjalanannya menuju pertemuan dengan Adolf Hitler dan Heinrich Himmler.

Dia melarikan diri melalui Jaffa ke Lebanon, lalu dari Lebanon dia mundur ke Baghdad, Irak.

Saat itu, Jerman telah memulai apa yang dikenang sebagai konflik paling mematikan dalam sejarah,yaitu Perang Dunia II.

Selama tinggal di Irak, Husseini menjalin hubungan lebih dekat dengan Nazi Jerman.

Baca Juga: Kisah Heroik Nusaibah Binti Ka'ab, Sang Perisai Rasulullah yang Langsung Beraksi dengan Pedang dan Busur di Tangan Saat Nyawa Nabi Muhammad Terancam dalam Perang Uhud

Menyusul reklamasi Irak oleh Inggris, Husseini dipindahkan di bawah perlindungan pemerintah Italia ke Poros Eropa.

Di Italia, dia bertemu dengan Benito Mussolini, yang sama seperti dia, sangat membenci orang Yahudi dan Zionisme.

Mussolini juga menyetujui pernyataan dukungan tertulis Mufti untuk Poros dan memfasilitasi pemindahannya ke kedutaan Jerman.

Husseini tiba di Berlin pada 6 November 1941. Pada 28 November, dia mengadakan pertemuan selama 90 menit dengan Adolf Hitler.

Pada pertemuan ini, salah satu permintaan Husseini adalah, selama pemusnahan Yahudi di Eropa, Hitler tidak boleh mengusir orang Yahudi ke Palestina.

Meskipun tidak ada pernyataan publik oleh Hitler yang secara khusus menyatakan bahwa ia akan memusnahkan orang Yahudi dari Palestina, namun sebuah telegram mungkin menyarankan sebaliknya ditemukan di Perpustakaan Nasional Israel.

Telegram tersebut diterbitkan pada 29 Maret 2017 di blog perpustakaan.

Dikatakan telah ditulis pada tahun 1943 oleh Heinrich Himmler dan dikirim ke Haji Muhammad Amin al-Husseini.

Baca Juga: Inilah Pedang Paling Mematikan dalam Sejarah, dari Pedang Bermata Dua yang Dipegang dengan Dua Tangan Hingga Samurai Bermata Satu

Dalam pesan tersebut, Himmler bersimpati dengan Mufti pada hari jadi dari apa yang dia gambarkan sebagai deklarasi Balfour yang “mengerikan”.

Dia mengakui perjuangan orang Arab di Palestina melawan "penjajah Yahudi."

Himmler juga menyatakan dalam telegram bahwa "Pengakuan bersama atas musuh dan perjuangan bersama melawannya adalah yang membangun dasar yang kokoh antara Sosialis Nasional Jerman Besar dan Muslim dunia yang mencintai kebebasan."

Kemudian Haji Muhammad Amin al-Husseini menerima pedang yang sangat berharga dari Himmler pada tahun 1943 selama dia tinggal di Berlin, dan hadiah ini akan menjadi segel atas hubungan yang tumbuh antara Reich Ketiga dan orang-orang Arab seperti yang diwakili oleh Husseini.

Pedang inilah kemudian terungkap pada November 2018 di The Saleroom oleh Hermann Historica, rumah lelang terkemuka Jerman untuk barang-barang bersejarah.

Situs lelang merilis pedang dengan harga pembukaan $ 40.000 (sekitar 575,15 juta Rupih).

Sekitar lima bulan sebelum lelang pedang Mufti, rumah lelang yang berbasis di Israel, Kedem Auctions, merilis enam foto pertemuan Mufti dengan Adolf Hitler dan Himmler yang belum pernah dilihat sebelumnya.

Masing-masing foto tersebut dibuka dengan lelang seharga $ 12.000 (sekitar 172,5 juta Rupiah).

Baca Juga: Kisah Heroik Letnan George Cairns, Berawal dari Pegawai Bank Hingga Satu Lengan Tangannya Dipotong Pedang Jepang Saat Perang Dunia II, Tak Mau Menyerah Sebelum Menang

Husseini, dalam beberapa tahun terakhir, kembali menjadi berita utama menyusul klaim Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu yang membuat pernyataan yang sangat berani selama Kongres Zionis ke-37.

Netanyahu menyatakan bahwa niat Adolf Hitler untuk meluncurkan Solusi Akhir telah ada tanpa ketetapan hati sampai Husseini masuk.

Mufti ini membawa bahan bakar untuk api yang nantinya akan menghabiskan jutaan orang Yahudi.

Namun, klaim ini diperdebatkan secara luas oleh beberapa sarjana Holocaust di seluruh dunia.

Baca Juga: Pedang Goujian Tiongkok kuno, Ditemukan di Dalam Kuburan, Masih Sangat Tajam Setelah Lebih dari 2.500 Tahun, Kok Bisa?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari