Find Us On Social Media :

Ada Udang di Balik Batu, Ini Misi Rahasia Israel Hancurkan Gedung Utama di Gaza

By K. Tatik Wardayati, Jumat, 21 Mei 2021 | 14:30 WIB

Serangan udara Israel di kompleks Hanadi di Kota Gaza

Intisari-Online.com – Rupanya ada udang di balik batu terhadap misi rahasia Israel menghancurkan gedung-gedung utama di Gaza

Di balik serangan udara bertubi-tubi yang menghancurkan gedung-gedung utama di Gaza, rupanya ada misi rahasia Israel dalam konflik dengan Palestina di tahun 2021 ini.

Enam gedung tinggi yang semuanya adalah ikon kota Gaza, rata dengan tanah usai diserang Israel sejak 10 Mei, demikian menurut informasi Kementerian Pemerintah Gaza yang dikutip Al Jazeera pada Rabu (19/5/2021).

Termasuk lebih dari 184 properti perumahan dan komersial, bangunan yang dihancurkan Israel, termasuk juga gedung-gedung yang menampung total 33 institusi media.

Baca Juga: Dari Serangan Masjid Al Aqsa Hingga Gencatan Senjata, Ini Kronologi Konflik Israel dan Palestina

Yang terbaru adalah gedung lima lantai Al Awqaf yang menampung sejumlah kantor termasuk Mashareq, salah satu media tertua dan terkemuka di Gaza, hancur lebur akibat serangan udara Israel.

Pada Sabtu (15/5/2021) Jala Tower yang merupakan apartemen dan kantor media internasional seperti Al Jazeera dan Associated Press, diledakkan dengan dalih menjadi persembunyian aset militer Hamas.

Namun, sampai sekarang tidak ada bukti dari klaim Israel itu.

Para pendukung kebebasan pers mengecam serangan tesebut sebagai upaya membungkam jurnalis yang meliput konflik di Gaza.

Baca Juga: Pejabat Amerika Ini Bocorkan Peran AS Ternyata yang Bertanggung Jawab Membuat Israel Makin Beringas Gempur Palestina

Misi rahasia Israel

Tentunya bukan tanpa alasan Israel menargetkan gedung-gedung utama Gaza dalam serangan mereka. Ada udang di balik batu.

Direktur Eksekutif Mashareq, Rami Aldraimli (43), mengungkapkan bahwa kerugian mereka bukan cuma materi dari mahalnya peralatan di dalam kantor tetapi juga psikis.

"Itu adalah tempat kerja, berkumpul, dan membangun ketenangan. Ini tentang ruang yang kami ciptakan untuk diri kami sendiri."

"Uang bisa dikompensasikan, tetapi puluhan tahun pekerjaan kami, serta kenangan kami yang hilang dalam puing-puing, tak terganti," ungkapnya pada Al Jazeera.

Yahya Al Sarraj, Wali Kota Gaza, mengatakan, penargetan fasilitas seperti pabrik kasuk Foamco dan pabrik es krim Matouk , jelas untuk semakin melemahkan perekonomian wilayah itu.

"Pendudukan Israel ini diarahkan untuk membuat para pemuda semakin putus asa, terutama ketika mereka melihat pekerjaan atau perusahaan yang mereka ciptakan semuanya hancur," terangnya seraya menyebut serangan Israel terorganisir dan sistematis.

Israel juga menargetkan infrastruktur vital untuk mengganggu pasokan air, sanitasi, yang berdampak pada kebersihan bagi ratusan ribu orang.

Analis politik dan ekonomi, Mohsen Abu Ramadan, mengatakan bahwa strategi Israel untuk membombardir wilayah sipil dan infrastruktur bukan hal baru.

Baca Juga: 'Kekuatan Alam' Ini Pernah Diprediksi Bisa Hancurkan Kota Tempat Masjid Al-Aqsa Berada, Titik Konflik Israel dan Palestina

"Kami sudah melihatnya dalam serangan-serangan sebelumnya, tetapi skala penargetan warga sipil kali ini di Jalur Gaza jauh lebih tinggi," terangnya pada Al Jazeera.

Dukungan Amerika Serikat dan Uni Eropa, katanya, serta kompensasi dari para pemimpin Arab juga memungkingkan Israel menerapkan taktik semacam itu.

Sementara di kubu seberang, 12 orang tewas di Israel akibat tembakan roket dari Gaza.

Tujuan di balik serangan seperti di kawasan kelas atas Jalan Al Wehda yang menewaskan 42 orang termasuk 10 anak-anak dan 16 wanita, menurut Abu Ramadan, adalah membuat orang-orang menentang tindakan kelompok bersenjata seperti Hamas di Gaza.

"Target-target ini, yang tak terkira secara langsung memengaruhi warga sipil, bertujuan merusak reputasi kelompok bersenjata dengan menciptakan keretakan dalam dukungan mereka."

"Mendorong orang-orang Palestina agar berhenti menembakkan roket ke Israel berarti kehilangan dukungan rakyat, dan itulah yang menjadi andalan Israel," paparnya.

Pengeboman fotogenik

Gideon Levy, seorang kolumnis di harian Israel Haaretz mengungkapkan, bombardir serangan udara Israel di gedung-gedung tinggi rupanya memiliki tujuan membuat pertunjukan spektakuler di televisi.

"Gedung-gedung tinggi yang dibombardir adalah pertunjukan bagus. Ini satu-satunya adegan yang disiarkan tv Israel berulang kali," katanya pada Al Jazeera.

Baca Juga: Konflik Israel dan Palestina Makin Panas, Mengapa Negara-negara Arab Pilih Diam Saja?

"Robohnya gedung-gedung tinggi adalah sesuatu yang sangat fotogenik. Ini menunjukkan betapa kuatnya Israel, dan betapa pilot Israel begitu canggih dengan merobohkan seluruh gedung menggunakan satu atau dua rudal."

"Israel selalu bangga bisa menargetkan ruangan tertentu di apartemen tertentu di lantai tertentu dan mengebomnya. Tapi Israel melakukannya karena bisa, dan tidak ada yang menghentikannya."

Hingga Kamis (20/5/2021) konflik Israel dan Palestina telah menewaskan setidaknya 227 warga Palestina termasuk 64 anak-anak.

Akibat konflik Israel dan Palestina di tahun 2021 ini telah lebih dari 1.500 orang luka-luka.

Kali ini adalah serangan terparah yang pernah dilakukan Israel di Gaza, menurut para pengamat. (Aditya Jaya Iswara)

Baca Juga: Misteri Masjid Al Aqsa, Pemicu Konflik Israel dan Palestina yang Bertahun-tahun Hening

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari