Pejabat Amerika Ini Bocorkan Peran AS Ternyata yang Bertanggung Jawab Membuat Israel Makin Beringas Gempur Palestina

Khaerunisa

Penulis

Joe Biden, Presiden AS.

Intisari-Online.com - Setelah keributan di kompleks Masjid Al-Aqsa, konflik Israel dan Palestina belakangan ini berlanjut dengan penyerangan Jalur Gaza.

Hamas, kelompok militan Palestina, menembakkan ribuan roketnya yang ternyata mampu menembus sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel.

Padahal, itu merupakan sistem pertahanan udara yang diandalkan untuk melindungi wilayah Israel.

Namun, serangan Israel lebih menghancurkan Jalur Gaza.

Baca Juga: Kecongkakan Israel, Hamas Disebut Sudah Tawarkan Untuk Berdamai, Namun Israel Malah Ogah Genjatan Senjata Hanya Karena Alasan Memuakkan Ini

Selain memakan korban jiwa, berbagai tempat penting di Gaza mengalami kerusakan.

Bahkan, termasuk satu-satunya laboratorium Covid-19 di Gaza.

Keprihatinan terus mengalir atas penderitaan yang harus dirasakan warga Palestina atas serangan terus-menerus oleh Israel.

Sementara di Amerika Serikat, kritik ditunjukkan kepada pemerintah AS terkait penjualan senjatanya ke Israel, yang mana akan semakin memperkuat militer Negeri Yahudi.

Baca Juga: Diimpikan Setengah Mati Meski Harus Hancurkan Masjid Al-Aqsa, Bait Suci Ketiga Justru Bisa Jadi Pintu Gerbang Akhir Dunia

Pejabat AS menyinggung tentang tanggung jawab sekutu dekat Israel ini dalam melindungi hak asasi manusia.

Melansir Aljazeera.com, pada hari Rabu, sekelompok anggota parlemen Partai Demokrat yang dipimpin oleh anggota Kongres Alexandra Ocasio-Cortez memperkenalkan resolusi untuk memblokir penjualan amunisi berpemandu presisi yang baru-baru ini diumumkan ke Israel.

Dalam cuitannya di media sosial Twitter, Ocasio-Cortez, juga mengungkapkan kritik terhadap pemerintah AS terkait penjualan senjatanya ke Israel.

"Amerika Serikat seharusnya tidak melakukan penjualan senjata kepada pemerintah Israel karena mereka mengerahkan sumber daya kami untuk menargetkan outlet media internasional , sekolah, rumah sakit, misi kemanusiaan dan situs sipil untuk pemboman," tweet Ocasio-Cortez pada hari Rabu.

“Kami memiliki tanggung jawab untuk melindungi hak asasi manusia," katanya.

Baca Juga: Pantas KKB Papua, Nyaris Susah Diberantas, Baru Dipetakan Saja Jumlahnya Anggotanya Diprediksi Mencapai Ratusan, Itupun Belum Semuanya?

The Washington Post pertama kali melaporkan bahwa pemerintahan Biden pada 5 Mei telah memberi tahu Kongres tentang kesepakatan penjualan senjata senilai $ 375 juta ke Israel di tengah pemboman Gaza.

Kesepakatan itu mencakup Joint Direct Attack Munitions (JDAM) yang digunakan untuk mengubah bom menjadi peluru kendali presisi.

Penjualan yang diusulkan itu menuai kecaman luas dari para pendukung hak asasi dan legislator progresif.

Mereka menuntut Presiden AS Joe Biden menekan Israel untuk mengakhiri serangan militer yang sedang berlangsung di Gaza.

Baca Juga: Tak Cukup Roket Hamas, Ternyata Negara Ini Diam-diam Ikut Gempur Israel dengan Mengiriminya Roket-roket

Pada Rabu sore, serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 227 warga Palestina, termasuk puluhan anak-anak.

Serangan itu juga membuat puluhan ribu keluarga mengungsi dan menghancurkan infrastruktur penting.

Sementara di Israel, sedikitnya 12 orang, termasuk dua anak, tewas.

Biden dan pejabat tinggi pemerintahannya bersikeras bahwa mereka bekerja di belakang layar untuk mengakhiri kekerasan yang sedang berlangsung.

Tetapi AS sendiri telah memblokir beberapa upaya Dewan Keamanan PBB untuk menyerukan gencatan senjata.

Baca Juga: Siapa Sangka Konflik Palestina-Israel di Jalur Gaza Rupanya Untungkan Kelompok Elit Israel dan Palestina Sekaligus, Kok Bisa?

Para kritikus juga telah menunjuk pada puluhan tahun dukungan AS yang tak tergoyahkan untuk Israel.

Termasuk $ 3,8 miliar dalam bantuan militer tahunan yang diberikan Washington kepada pemerintah Israel.

Sementara itu Kimberly Halkett dari Al Jazeera, mengatakan resolusi yang diajukan oleh Ocasio-Cortez bertujuan untuk mengirim pesan kepada presiden.

“Tidak mungkin resolusi ini dapat memblokir penjualan itu. Ini sebagian besar bersifat simbolis.

"Tapi apa yang [anggota Kongres] ini lakukan… pada dasarnya menggunakan pengaruh mereka untuk mencoba dan menunda penjualan itu dan untuk benar-benar memaksa tangan Israel untuk menghentikan kekerasan," katanya.

Baca Juga: Batu-batu Terkikis, Pilar pun Perlahan Luruh, Masjid Al-Aqsa Ternyata Pelan-pelan Dihancurkan Israel Lewat Cara Khusus, Tanpa Bekas Tapi Mujarab

(*)

Artikel Terkait