Penulis
Intisari-online.com -Ketegangan Rusia dan salah satu negara pecahan Uni Soviet, Ukraina, masih belum tunjukkan tanda akan mereda.
Dilansir dari Reuters, Rusia kini berencana menutup Selat Kerch, yang berada di antara pulau Rusia dan Krimea.
Selat ini menghubungkan antara Laut Hitam dan Laut Azov.
Rusia menyatakan jika lewatnya kapal perang asing dan 'kapal negara lain' akan dihukum dan dihentikan di tiga titik dekat tepi pantai Laut Hitam Krimea mulai 24 April sampai 31 Oktober.
Ukraina berang atas rencana Rusia ini.
Menteri luar negeri Ukraina mengatakan jika aksi Rusia menutup bagian dari Laut Hitam dari kapal asing adalah ilegal.
Sementara itu Departemen Pertahanan AS menyeru Rusia untuk menghentikan apa yang disebut mereka 'pelecehan kapal-kapal di wilayah'.
AS juga menyerukan dukungan ke Ukraina.
"Rusia memiliki sejarah mengambil aksi agresif terhadap kapal Ukraina dan menghalangi transit maritim internasional di Laut Hitam, terutama di dekat Selat Kerch.
"Ini akan menjadi contoh terakhir kampanye mereka untuk merusak dan menghancurkan Ukraina," ujar juru bicara Pentagon, John Kirby dalam konferensi pers.
Selat Kerch
Ditutupnya Selat Kerch ini bukan kali pertama Rusia menerapkannya di bagian Laut Hitam.
Mengutip artikel Guardian tertanggal 27 November 2018, rupanya Rusia juga pernah menutup Selat Kerch.
Saat itu Ukraina mengatakan tiga kapal mereka berangkat dari Odessa ke Mariupol ketika dihadang oleh coast guard Rusia.
Perahu Rusia menembaki kapal-kapal Ukraina dan juga menabrak salah satu kapal penyeret mereka.
Rusia saat itu mengatakan tiga pelaut Ukraina terluka, sementara pihak Ukraina mengatakan total 6 pelautnya terluka.
Rusia juga mengirimkan beberapa jet dan helikopter, dan bahkan memblokir selat Kerch dengan tongkang, menutup akses ke Laut Azov.
Saat itu Rusia mengklaim kapal-kapal Ukraina melanggar perairan teritorial tersebut.
Selanjutnya kapal-kapal dan para pelaut Ukraina ditahan oleh Rusia di Krimea.
Selat Kerch adalah perairan antara pulau Rusia dan Krimea.
Sejak semenanjung Krimea dicaplok Rusia dari Ukraina di tahun 2014, Rusia makin sewenang-wenang di perairan sekitarnya.
Salah satunya dalam menguasai Selat Kerch.
Selat Kerch berfungsi sebagai gerbang masuk ke Laut Azov, yang membatasi Rusia dan Ukraina.
Perjanjian bilateral memberikan dua negara hak yang sama untuk mengawasi perairan itu.
Selanjutnya, di situlah dibangun jembatan baru sepanjang 19 kilometer oleh Rusia.
Proyek jembatan itu senilai 4 miliar Dolar AS (59 Triliun Rupiah).
Proyek itu telah digadang-gadang menjadi proyek mewah dan megah.
Rusia juga telah membangun keberadaan militernya di sana sejak 2014.
Dengan penguasaan total ke Selat Kerch maka Rusia memastikan Ukraina tidak bisa melaksanakan perdagangan ke manapun.
Hubungan Ukraina dan Rusia belum pernah seburuk ini.
Setelah revolusi yang menggulingkan presiden sebelumnya, Rusia segera mencaplok semenanjung Krimea dan mendukung revolusi separatis di Ukraina tenggara.
Ukraina merespon dengan memotong ikatan dengan Rusia dan meminta dukungan dari Barat.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini