Find Us On Social Media :

Dulu Bikin Inggris Nyerah Meski Kekuatan Militernya Terlemah di Dunia, Kini Negara Ini Kalahkan Israel Jadi Negara Tercepat Selesaikan Vaksin Covid-19 Meski Hanya Punya 37 Dokter

By Ade S, Minggu, 11 April 2021 | 19:49 WIB

Negara tercepat selesaikan program vaksinasi covid-19

Intisari-Online.com - Bayangkan sebuah negara yang hanya memiliki 37 orang dokter mampu mengalahkan Israel sebagai negara tercepat selesaikan program vaksin Covid-19.

Dikutip dari Telegraph, Israel yang selama ini digadang-gadang sebagai negara tercepat selesaikan program vaksin Covid-19 membutuhkan waktu lebih dari 4 bulan.

Sementara negara ini, yang dketahui tidak memiliki sistem pelayanan kesehatan sebaik Israel, malah mampu menyelesaikan program vaksin dalam waktu 9 hari.

Itu pun dilakukan hanya dengan mengandalkan 37 orang dokter.

Baca Juga: Sempat Bikin Heboh, Benarkah Vaksin AstraZeneca Mengandung Tripsin Babi? Coba Ketahui Proses Produksinya Berikut Ini

Jika mundur ke belakang, yaitu pada 1947, negara yang sama pernah membuat negara sekuat Inggris menyerah.

Salah satu pemenang Perang Dunia I dan II tersebut memilih mengurungkan niatnya untuk menguasai negara tersebut.

Padahal, negara tersebut tidak memiliki militer yang mumpuni, bahkan saat ini ada posisi terbawah dalam daftar kekuatan militer dunia.

Bagaimana itu bisa terjadi? Simak uraiannya berikut ini.

Baca Juga: 4 Orang di Sulut Sudah Jadi Korban, 30 Orang di Inggris Alami Pembekuan Darah, AS Bahkan Sampai Sebut Tak Memerlukannya, Apa Sebenarnya Alasan Banyak Negara Tetap Ngotot Pakai Vaksin Covid-19 AstraZeneca?

Negara yang dimaksud, yang mampu selesaikan program vaksin Covid-19 lebih cepat dibandingkan negara manapun di muka Bumi, adalah sebuah negara kecil di Asia Selatan, yaitu Bhutan.

Pemerintah negara yang berada di antara dua raksasa Asia (Tiongkok dan India) ini mampu memberikan vaksin pertama kepada 62% warganya hanya dalam waktu sembilan hari.

Banyak yang menduga keberhasilan Bhutan dalam program vaksin ini disebabkan oleh jumlah populasi negara tersebut yang sangat kecil.

Dengan penduduk hanya 735.553 jiwa, maka untuk dapat memvaksinasi 62% rakyatnya (tepatnya 469.662 jiwa) tentu bukan hal yang sulit dilakukan.

Alasan pertama ada pada sosok Ninda Dema yang menjadi orang pertama yang jalani vaksinasi di Bhutan (27/3/2021) dan disiarkan langsung oleh pemerintah.

Saat Ninda Dema melipat lengan bajunya dan menyatukan kedua tangannya dalam doa, dia tersenyum gugup ke kamera televisi di sekitarnya, menyadari bahwa seluruh penduduk negara Himalaya Bhutan sedang mengawasinya dari rumah mereka.

 

“Biarlah langkah kecil saya hari ini membantu kita mengatasi penyakit ini,” kata Dema.

Dema tidak dipilih secara sembarangan, adalah para astrolog Buddha yang merekomendasikan namanya kepada pemerintah dengan satu alasan: daia lahir di tahun monyet.

Baca Juga: Kabar Gembira Buat Anak-anak; Hasil Uji Coba Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti 100 Persen Efektif untuk Anak-anak 12 – 15 Tahun

 

Jangan lupakan juga soal fakta bahwa Bhuran adalah salah satu negara paling bahagia di dunia dengan rakyat yang begitu percaya kepada para pemimpinnya.

Lihat saja bagaimana para sukarelawan di negara tersebut, yang dikenal dengan sebutan "desuup" berdedikasi tinggi dalam upaya menyukseskan program vaksin negaranya.

 

Bersama-sama, para desuup dapat memberikan vaksinasi ke pusat kesehatan, memastikan warga negara yang dilaporkan untuk janji temu dan mendidik orang Bhutan tentang protokol Covid-19, termasuk menjaga jarak sosial dan memakai masker.

Peran mereka sangat berharga di negara yang hanya memiliki 37 dokter dan hampir 3.000 petugas layanan kesehatan penuh waktu sebelum pandemi.

Tetangga Bhutan, India, juga memainkan peran penting dalam peluncurannya yang cepat. Sebagai bagian dari rencana untuk melawan pengaruh China yang berkembang di wilayah tersebut, negara tersebut telah menerima 600.000 dosis gratis dari vaksin AstraZeneca / Universitas Oxford yang diproduksi oleh Serum Institute of India, sebagai tanda niat baik.

Bhutan juga telah menerima alat uji, alat pelindung diri, masker N95, dan obat-obatan penting seperti parasetamol dari New Delhi.

"New Delhi telah menjadikan Bhutan sebagai target utama diplomasi vaksinnya," jelas Michael Kugelman, Senior Associate untuk Asia Selatan di Woodrow Wilson Center.

“Upaya ini mungkin didasarkan pada masalah kemanusiaan, tetapi juga merupakan cara untuk mengkonsolidasikan pengaruh India pada saat jejak China semakin dalam di kawasan ini.”

Baca Juga: Bebas dari Covid-19 Bukanlah Isapan Jempol Semata, Negara Ini Buktikan Vaksin Covid-19 Berhasil Membuat Negaranya Normal Kembali, Beginilah Kondisinya Sekarang

Inggris pun nyerah

Keberhasilan Bhutan menjadi negara tercepat menyelesaikan program vaksin Covid-19 turut mengingatkan keberhasilan negara ini membuat militer Inggris frustasi.

Padahal, negara ini tak memiliki tentara dan senjata yang mumpuni bahkan saat ini menjadi militer paling lemah di dunia, menurut Global Firepower 2021.

Kini, total kekuatan militernya menempati peringkat ke-140 dari 140 negara dalam daftar kekuatan militer Global Firepower.

Melansir worldatlas.com, seperti Nepal yang juga 'dibiarkan' merdeka oleh Inggris, Bhutan terletak di pegunungan Himalaya.

Itu menjadikannya medan yang sulit untuk diserang, bahkan oleh negara pemenang Perang Dunia II seperti Inggris.

Berabad-abad mencoba menaklukan Bhutan, Inggris akhirnya memutuskan untuk menyerah secara resmi pada 1947.

Baca Juga: Inilah Jair Bolsonaro, Presiden Brasil yang Dulu Sebut Vaksin Covid-19 Ubah Manusia Jadi Buaya, Kini Malah Sibuk Gonta-ganti Pimpinan Komando Militer Brasil Agar Tetap Aman Meski Didemo Warga