Stok Vaksin Covid-19 Indonesia Bulan Depan Menipis, Sementara 1,1 Juta Dosis Dihabiskan untuk Vaksinasi Dosis Pertama karena Kedaluwarsa Akhir Mei 2021

Muflika Nur Fuaddah
Muflika Nur Fuaddah

Editor

Jokowi saat menerima vaksinasi covid-19.
Jokowi saat menerima vaksinasi covid-19.

Intisari-Online.com -Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan hingga April 2021, pasokan vaksin Covid-19 di Indonesia akan sangat menipis.

Pasalnya, pengiriman dua gelombang vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Indonesia ditunda akibat embargo vaksin India.

"April (persediaan vaksin) kita akan sedikit sekali. Kita hanya punya 7,6 juta vaksin Sinovac," ujar Budi dalam konferensi pers virtual pada Sabtu (27/3/2021) malam.

Sedianya, Indonesia akan menerima sebanyak 2,5 juta vaksin AstraZeneca pada 25 Maret 2021.

Baca Juga: Kapal Terpaksa Memutar Maksimal Sejauh 25.000 Kilometer Akibat Terusan Suez Tertutup, Dahulu Firaun Senusret III Abad ke-2 SM Sudah Hubungkan Laut Merah ke Mediterania

Setelah itu, vaksin yang sama akan kembali datang ke Tanah Air sebanyak 7,8 dosis pada April 2021.

Namun, pihak Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca untuk negara miskin dan berkembang mengumumkan penundaan dua gelombang pengiriman ke Indonesia.

"Di bulan April nanti kita hanya ada 7,6 juta dosis karena yang ini tadi (dua gelombang pengiriman) tadi hilang," ungkap Budi.

"Padahal kita nyuntiknya sudah 500.000 dosis perhari, bahkan mungkin bisa meningkat jadi 600.000 dosis sehari.'

Baca Juga: Bukan Emas Apalagi Berlian, Keluarga Ini Mendadak Kaya Raya Setelah Temukan Benda Mirip Telur Ayam ini, Harganya Diperkirakan Tembus Rp480 Juta, Memangnya Benda Apakah Itu?

"Artinya 7,6 juta itu (untuk) suntik 15 hari habis," lanjutnya.

Oleh karena itu, Budi menyebut pemerintah saat ini sedang memikirkan bagaimana caranya bisa mengatasi isu ketersediaan vaksin.

Sebelumnya Budi mengatakan, pihak Covax-GAVI selaku penyedia vaksin AstraZeneca untuk Indonesia memutuskan menunda pengiriman vaksin itu ke Tanah Air.

Penundaan yang dimaksud menyasar dua kali rencana pengiriman vaksin pada Maret dan April 2021 atau gelombang kedua dan ketiga.

Baca Juga: Terusan Suez, Kanal dengan 'Tumbal' Ribuan Nyawa yang Libatkan Lebih dari 1,5 Juta Pekerja selama 10 Tahun, Kekurangan Air Minum di Tengah Teriknya Gurun

"Jadwalnya kita dapat vaksin gratis dari Covax-GAVI sudah dapat kemarin vaksin AstraZeneca gratis 1,1 juta dosis."

"Selanjutnya rencananya akan datang lagi 2,5 juta pada 22 Maret dan 7,8 juta dosis pada April," ujar Budi.

"Ternyata ini pending. Tertunda karena ada isu India embargo vaksin," lanjutnya.

Budi mengatakan, saat ini kasus Covid-19 di India sedang kembali naik sehingga otoritas setempat tidak mengizinkan vaksin keluar dari negaranya.

Baca Juga: Setelah Kuasai Negaranya Melalui Jalur Kudeta,Myanmar Kini Disorot Oleh Bank Dunia, Ramalkan Hal Buruk Ini Akan Menimpa Negeri Itu Tak Lama Lagi

"Sebab AstraZeneca ini paling besar dibikin di India."

"Karena inilah, Covax-GAVI merealokasikan lagi pembagiannya."

"Sehingga mereka menunda pengiriman untuk Maret-April," lanjutnya.

Sebagaimana diketahui, Indonesia sudah mendapatkan kiriman 1,1 juta dosis vaksin AstraZeneca gratis melalui skema pengadaan lewat Covax-GAVI.

Baca Juga: Tiga Orang Pembobol ATM di Pati Ini Belajar dari YouTube Cara Tarik Uang ATM Tapi Saldo Tak Berkurang, Modalnya Cukup 2 Alat ini

Keseluruhan jumlah tersebut sudah sampai di Indonesia.

Menurut Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi sebanyak 1,1 dosis vaksin AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia kini telah didistribusikan habis ke tujuh provinsi.

Sebanyak 1,1 juta dosis tersebut seluruhnya akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19 dosis pertama.

"Ini semua sudah dibagi habis 1,1 juta ke Jawa Timur, DKI Jakarta, Bali, NTT, Kepulauan Riau, Maluku dan Sulawesi Utara," ujar Nadia saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (22/3/2021).

Baca Juga: Tiga Orang Pembobol ATM di Pati Ini Belajar dari YouTube Cara Tarik Uang ATM Tapi Saldo Tak Berkurang, Modalnya Cukup 2 Alat ini

"Semuanya untuk vaksinasi dosis pertama," lanjut Nadia.

Hal tersebut menyesuaikan masa kedaluwarsa dari 1,1 juta dosis vaksin itu yang akan jatuh tempo pada akhir Mei 2021.

Covid-19 sendiri awalnya sudah menyebar di China sejak Agustus 2019, menurut studi dari Harvard Medical School.

Riset Harvard itu berbasis pada meningkatnya riset yang dilakukan untuk melacak apakah SARS-CoV-2 sudah menyebar di China sebelum pandemi Wuhan bisa diidentifikasi.

Baca Juga: Sangat Dikhawatirkan, Inggris Sebut Varian Baru Virus Corona Afrika Selatan 30 Persen Kurangi Keefektifan Vaksin

(*)

Artikel Terkait