Setelah Kuasai Negaranya Melalui Jalur Kudeta,Myanmar Kini Disorot Oleh Bank Dunia, Ramalkan Hal Buruk Ini Akan Menimpa Negeri Itu Tak Lama Lagi

Afif Khoirul M

Penulis

Jenderal Min Aung Hlaing pemimpin kudeta militer Myanmar ketahuan menarik dana negara Myanmar dari bank Federal New York

Intisari-online.com - Pada 1 Februari, militer Myanmar melakukan kudeta untuk menggulingkan pemerintahan sipil yang berkuasa.

Menurut laporan, misi itu berhasil dan kini negara itu sudah dalam gengaman militer.

Namun, sejak kudeta itu peristiwa kerusuhan terus terjadi, banyak warga melakukan protes keras terhadap kekuasaan militer.

Reuters pada Jumat (26/3/21),mengatakan anti-kudeta Myanmar melakukan lebih banyak protes pada 26 Maret.

Baca Juga: Dikecam Seluruh Negara Karena Militernya Bunuh Satu per Satu Warga Sipil, Rusia Malah Ingin Perkuat Hubungan Militer dengan Myanmar,Ternyata Demi Tujuan Ini

Tindakan itu terjadi, setelah tentara diyakini melakukan pembunuhan, dan penembakan 9 orang dalam sehari.

Protes cahaya lilin juga dilakukan pasca kerusuhan yang terjadi pada 25 Maret, di wilayah Mandalay dan Sagaing.

Situs Mizzima melaporkan bahwa para pengunjuk rasa melakukan protes pada 26 Maret pagi di Kota Mandalay.

Assosiasi Bantuan Tahanan Politik (AAPP) melaporkan sedikitnya ada 320 orang tewas dalam tindakan keras, oleh pasukan keamanan sejak kudeta 1 Februari.

Baca Juga: Militer Myanmar Makin Menggila Bunuhi Pengunjuk Rasa, Kelompok Bersenjata Myanmar Tak Tinggal Diam, Siap Dukung Pergerakan Sipil

Selain itu hampir 3.000 orang di Myanmar ditangkap, didakwa dan dihukum.

Sementara itu, seorang juru bicara militer mengatakan 164 pengunjuk rasa dan sembilan personel keamanan telah tewas pada 23 Maret.

Pemerintah militer menyangkal penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Juga menegaskan tindakannya sejalan dengan standar internasional terhadap ancaman terhadap keamanan nasional.

Menurut Reuters, hampir 90% kematian dalam protes itu adalah laki-laki.

Sekitar 36% berusia 24 tahun atau lebih muda.

AAPP mengatakan militer berusaha menahan protes sebelum 27 Maret Hari Angkatan Bersenjata.

Baca Juga: 'Saya Tertawa Terbahak-bahak', Kala Sikap Heroik Jokowi untuk Myanmar Malah Disebut Lelucon karena Justru Dianggap 'Lupa dengan Masalah di Halaman Belakang'

Ini adalah perayaan tanggal dimulainya perang perlawanan terhadap penjajahan Jepang tahun 1945, sering diadakan parade militer melalui ibukota Naypyitaw.

Militer Myanmar tidak berkomentar saat dihubungi oleh Reuters.

Situasi genting ini membuat Myanmar mendapat sorotan dari Bank Dunia baru-baru ini.

Menurut, Bank Dunia pada 26 Maret memperkirakan ekonomi Myanmar akan turun 10% pada tahun 2021 dibandingkan dengan tingkat pertumbuhan yang diharapkan sebelumnya.

Alasannya adalah bahwa negara itu "sangat terpengaruh oleh protes pekerja, pemogokan dan aksi militer; gangguan layanan publik penting di luar perbankan, logistik dan internet".

Artikel Terkait