Penulis
Intisari-Online.com - Varian baruvirus corona Afrika Selatan telah ditemukan.
Kabar buruknya, varian baruini dapat membuat vaksin 30 persen kurang efektif, menurut penasihat ilmiah pemerintah Inggris.
Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) menemukan bahwa varian baru virus corona Afrika Selatan dapat menyebabkan penurunan efektivitas antibodi hingga 10 kali lipat pada orang yang divaksinasi atau terinfeksi sebelumnya.
Sementara antibodi bukan satu-satunya bagian dari respons kekebalan terhadap Covid-19, sel darah putih juga membantu memainkan peran penting dalam melawan infeksi virus corona.
Melansir Daily Mail pada Jumat (26/3/2021), SAGE mengatakan dalam pertemuan pada 12 Maret, bahwa penurunan antibodi "diterjemahkan menjadi potensi penurunan 30 persen dalam kemanjuran vaksin Covid-19".
Pernyataan SAGE berangkat dari kajian terhadap pasien Afrika Selatan yang telah selamat dari varian Covid-19 yang lebih tua dan telah mendapatkan vaksin, tapi tetap masih dapat terinfeksi varian baru virus corona Afrika Selatan.
Namun, kelompok ahli tersebut menekankan bahwa masih belum jelas "apa implikasinya bagi perlindungan dari penyakit parah".
Muncul dan bangkitnya varian Afrika Selatan yang mirip dengan varian Brasil di luar negeri, telah membuat musim panas tahun ini semakin tidak mungkin untuk mengadakan liburan.
Para menteri dan penasihat ilmiah Inggris sangat tidak ingin kasus varian baru virus corona Afrika Selatan diimpor ke Inggris yang dapat merusak peluncuran vaksin di negara itu.
Varian baru virus corona Afrika Selatan, yang dikenal juga secara resmi dengan nama B.1.351, memiliki 3 mutasi kunci pada unsur protein yang melonjak yang membantunya "bersembunyi" dari sistem kekebalan.
Covid-19 menggunakan kondisi itu untuk menempel pada sel manusia.
Vaksin saat ini sebetulnya telah dirancang untuk melatih tubuh orang agar mengenali protein itu.
SAGE mengatakan varian P.1 Brasil tidak terlalu mengkhawatirkan, karena mutasinya lebih sedikit, tetapi mungkin masih agak kebal terhadap vaksin Covid-19.
Analisis yang disajikan kepada kelompok yang mengamati penelitian di Afrika Selatan yang menemukan orang yang terinfeksi dengan jenis Covid-19 yang lebih tua, memiliki kemungkinan untuk tertular varian baru virus corona, seperti pasien yang tidak pernah mengalami infeksi apa pun sebelumnya.
Dikatakan bahwa hal itu menjadi bukti "infeksi Covid-19 sebelumnya, dengan prototipe SARS-CoV-2 pada 2020, tidak mengurangi risiko terinfeksi penyakit Covid-19 generasi baru, yang kemungkinan disebabkan oleh varian B.1.351".
Sementara itu, varian virus corona baru dan berpotensi mempersulit pengendalian pandemi telah terdeteksi di India, seperti varian yang pertama kali terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan Brasil.
Pejabat dan ahli Kementerian Kesehatan India pada Rabu (24/3/2021) memperingatkan agar tidak menghubungkan varian dengan lonjakan infeksi baru, yang sedang berlangsung di India.
Kasus di India menurun drastis sejak September dan kehidupan kembali normal.