Penulis
Intisari-Online.com - Vaksin yang masih menjadi andalan Indonesia, Vaksin Sinovac, sempat mendapat pandangan negatif.
Seorang pakar Jepang pernah mengungkapkan keraguannya atas vaksin buatan China tersebut.
"Kita tidak bisa mempercayai vaksin Sinovac dari China tersebut karena sangat sedikit sekali data yang diungkap," kata dokter Hiroyuki Moriuchi, Doktor dan Profesor Universitas Nagasaki, Direktur Kelompok Sains Vaksin Jepang, Direktur Kelompok Sains Virus Jepang dalam acara TV Asahi Rabu (24/2/2021).
"Jadi hampir tidak bisa dipercaya," papar Moriuchi.
Berbagai dampak yang terjadi seperti sakit yang cukup tinggi, panas yang cukup tinggi, kekakuan menurutnya didengar dari berbagai laporan yang masuk setelah orang tersebut divaksinasi Sinovac.
"Kita sama sekali tidak tahu bagaimana vaksin tersebut yang sedikit sekali data yang dibuka dan penuh dengan hal-hal yang tidak jelas sampai saat ini sehingga tidak bisa mempercayai vaksin tersebut," tambahnya.
Menurutnya, selama semua data diungkap dengan jelas dan meyakinkan para ahli vaksin di seluruh dunia, mungkin vaksin tersebut bisa ditinjau lebih lanjut dan dipertimbangkan dengan baik. Ia menegaskan selama semua tidak jelas, maka semua tak akan percaya dengan Sinovac.
Sementara baru-baru ini, seorang peneliti perusahaan di China mengatakan Vaksin Covid-19 Sinovac Biotech tampaknya aman dan mampu memicu respons kekebalan di antara anak-anak dan remaja.
Melansir asiaone.com (23/3/2021), hal itu diungkapkan menurut hasil pendahuluan dari uji coba tahap awal dan menengah, pada Senin malam (22 Maret).
Data awal berasal dari uji klinis Tahap I dan II yang melibatkan lebih dari 500 orang berusia antara tiga dan 17 tahun yang menerima dua suntikan vaksin dosis sedang atau rendah, atau plasebo.
Reaksi yang paling merugikan ringan, kata Zeng Gang, seorang peneliti perusahaan, pada konferensi akademis di Beijing.
Dua anak yang mendapat dosis lebih rendah dilaporkan mengalami demam tinggi, dikategorikan sebagai derajat 3, katanya, tanpa memberikan rincian atau suhu tertentu.
Tingkat antibodi yang dipicu oleh CoronaVac Sinovac lebih tinggi daripada yang terlihat pada orang dewasa berusia 18 hingga 59 tahun dan pada orang tua dalam uji klinis sebelumnya, kata Zeng dalam presentasi.
Untuk anak-anak berusia tiga hingga 11 tahun, dosis yang lebih rendah dapat menyebabkan respons antibodi yang baik, dan dosis sedang bekerja dengan baik untuk mereka yang berusia 12 hingga 17 tahun, katanya.
Data awal belum dipublikasikan di jurnal medis peer-review.
Sementara dikatakan uji coba Fase III Sinovac di luar negeri yang menguji kemampuan vaksin untuk mencegah penyakit Covid-19 sejauh ini tidak melibatkan anak di bawah umur.
Perusahaan juga menguji suntikan penguat ketiga dalam uji klinis berbasis di China, dengan peserta diberi dosis ketiga sekitar delapan bulan setelah menerima yang kedua.
Sinovac telah memasok 160 juta dosis vaksin ke 18 negara dan wilayah termasuk China, dengan lebih dari 70 juta dosis telah diberikan.
(*)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik disini