Teror Bom Bunuh Diri di Gereja Kembali Guncang Indonesia, Katedral Makassar pun Kini Jadi Target, Inilah Deretan Kasus Ledakan Bom di Gereja-gereja Indonesia

Maymunah Nasution

Penulis

Lokasi Ledakan Bom di Gereja Katedral Makassar.

Intisari-online.com -Pengeboman tempat ibadah kembali terjadi di Indonesia.

Kasus ini sudah sampai diberitakan media luar negeri, salah satunya Al Jazeera.

Pengeboman yang diduga bom bunuh diri diledakkan di luar gereja katedral Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Minggu 28/3/2021.

Kejadian ini dilakukan pelaku pada hari pertama perayaan Paskah, dan beberapa minggu lagi menuju ibadah Ramadan.

Baca Juga: Terusan Suez Macet Karena Kapal Raksasa 'Karam' di Tepi Timur Kanal, Ternyata Dulunya AS Berniat Ledakkan Israel dengan 520 Bom Nuklir untuk Membuat Tandingan Jalur Air Strategis Itu

Ledakan terjadi di luar gereja Katholik tersebut, sementara para jemaat sedang berada di dalam gereja saat itu.

Juru bicara Kepolisian Sulsel E. Zulpan mengatakan masih tidak jelas apakah bagian tubuh yang ditemukan di tempat ledakan hanya dari penyerang saja.

Setidaknya 9 orang cedera akibat ledakan ini.

Korban meninggal dicatat hanyalah dari peledak saja.

Baca Juga: Gendong Adiknya Sendiri yang Terkulai Tak Bernyawa Usai Dihantam Bom Atom Nagasaki, Foto Bocah Ini Jadi Inspirasi Film Kartun Paling Menyedihkan Sepanjang Masa

"Kami menginvestigasi apakah bagian tubuh dari peledak atau dari orang di sekitarnya… beberapa korban cedera sudah dibawa ke rumah sakit."

Pendeta Wilhemus Tulak, pendeta yang memimpin Misa saat ledakan, mengatakan jika terduga pelaku mencoba memasuki lahan gereja dengan sepeda motor.

Namun ia dihentikan oleh pasukan keamanan.

Ia mengatakan ledakan terjadi pada pukul 10:30 pagi WITA.

Baca Juga: Gereja dan Tempat Tinggal Biarawan Kristen Awal Ditemukan di Mesir dengan Banyak Coretan Religius di Dindingnya

Rekaman CCTV tunjukkan ledakan itu meledakkan api, asap dan puing-puing ke tengah jalan.

Diketahui ledakan terjadi di pintu masuk sebelah kanan gereja.

Walikota Makassar Danny Pomanto mengatakan ledakan dapat menyebabkan lebih banyak korban jiwa jika terjadi di gerbang utama gereja.

Polisi belum mengatakan siapa yang bertanggung jawab untuk serangan tersebut dan tidak ada klaim tanggung jawab langsung.

Baca Juga: Mengira Akan Aman di Gereja Ini, Seluruh Keluarga dan Anak Kecil Kota Ini Dibantai Massal Oleh Tentara yang Terlibat dalam Perang Terburuk Salah Satu Negara Termiskin di Dunia Ini

Kejadian ini menambah rentetan kasus ledakan bom di gereja-gereja Indonesia.

Sebelumnya kasus terakhir yang serupa adalah teror bom di tiga gereja di Surabaya pada 13/5/2018 lalu.

Sudah banyak kasus ledakan bom di gereja.

Bom malam Natal 2000

Baca Juga: Gravilo Princip, Kisah Remaja Tanggung dari Organisasi Tangan Hitam yang 2 Tembakannya Memicu Kematian 17 Juta Manusia dalam Perang Dunia I

Tahun 2000 lalu serangkaian bom meledak pada malam Natal atau 24 Desember 2000 malam.

Bom terjadi di 5 kota bersamaan di Medan, Pematang Siantar, Batam, Pekanbaru, Jakarta, Bekasi, Sukabumi, Bandung, Pangandaran, Kudus, Mojokerto, dan Mataram.

Gereja yang menjadi sasaran bom di antaranya adalah di Batam yaitu Gereja Katolik Beato Damian Bengkong, Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS) Sungai Panas, Gereja Bethany Lantai II Gedung My Mart Batam Center, dan Gereja Pantekosta di Indonesia Pelita, Batam.

Di Pekanbaru, bom meledak di Gereja HKBP Pekanbaru di Jalan Hang Tuah dan Gereja di Jalan Sidomulyo.

Baca Juga: Mahathir Mohammad Hendak Dibunuh oleh Sekelompok Teroris Ini, Siapa Sangka Tiba-tiba Perdana Menteri Muhyiddin Yassin Mendapat Sorotan Kurang Menyenangkan, Ikut Merencanakan?

Sementara di Jakarta, bom menghajar empat gereja dan satu sekolah, yaitu Gereja Katedral, Gereja Matraman, Gereja Koinonia Jatinegara, dan Gereja Oikumene Halim, dan Sekolah Kanisius Menteng Raya.

Bom juga meledak di Sukabumi, tepatnya di Gereja Pantekosta Sidang Kristus di Jalan Masjid 20 Alun-alun Utara dan Gereja di Jalan Otto Iskandardinata.

Di Kudus, ledakan terjadi di Gereja Santo Yohanes Evangelis di Jalan Sunan Muria 6. Di Bandung, bom meledak di Pertokoan Jalan Cicadas dan di Jalan Terusan Jakarta 43.

Mojokerto diserang empat ledakan, yaitu Gereja Allah Baik di Jalan Tjokroaminoto, Gereja Santo Yosef di Jalan Pemuda, Gereja Bethany, dan Gereja Eben Haezer di Jalan Kartini.

Baca Juga: Nama OPM Disebut-sebut Sebagai Teroris, Buzzer Pembebasan Papua Menyebut Konflik Papua Barat Serupa dengan Kekerasan Demonstrasi Myanmar

Di Mataram, serangan bom terjadi di Gereja Protestan Barat Imanuel di Jalan Bung Karno, Gereja Betlehem Pantekosta Pusat Surabaya (GBPPS), dan Pekuburan Kristen Kapitan Ampenan.

Kelompok Jamaah Islamiyah diduga terkait aksi terorisme ini.

Bom Gereja Immanuel Palu 2004

Bom meledak di Gereja Jemaat Immanuel, Jalan Masjid Raya Lolu, Kecamatan Palu Timur, Kota Palu, Sulawesi Tengah, saat berlangsung kebaktian pukul 19.00 WITA, 12/12/2004.

Baca Juga: Yang Asli Ditaklukkan Pasukan Muslim, Kota di Benua Hitam Ini Jadi 'Yerusalem Kedua', Dibangun Setelah Raja Berbicara Langsung dengan Yesus

Korban dari kasus ini adalah cedera serius yang dialami satpam gereja.

Bom Gereja Santa Ana 2011

Bom meledak di Gereja Santa Anna, Duren Sawit, dan Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Jatiwaringin di Kawasan Kalimalang, Jakarta Timur, pada 22 Juli 2001.

Teror terjadi sekitar pukul 07.05 WIB. Di Gereja Santa Anna, bom meledak saat pastor menyampaikan khotbah kebaktian.

Baca Juga: Ternyata AS Sudah Persiapkan Jika Perang Dunia III Meletus, Termasuk Misi 'Bom Nuklir Bunuh Diri' Ini yang Disimpan di Ransel Berukuran 1/10 'Little Boy' Hiroshima

Sementara bom lain meledak di waktu hampir bersamaan di lapangan parkir Gereja HKBP Jatiwaringin.

Pelaku diidentifikasi sebagai Noor Misuari dan Asep.

Bom Gereja Bethel Semarang 2011

Teror bom terjadi di Gereja Bethel Tabernakel Kristus Alfa Omega, Jalan Gajah Mada Semarang, Jawa Tengah, 31 Juli 2001.

Baca Juga: Twitter Sampai Turun Tangan Langsung, Cuitan Mahathir Mohamad Setelah Serangan di Gereja Nice Ini Bikin Gempar, 'Halalkan' Darah Orang Pranci

Bom meledak di area parkir gereja. Dalam penyidikan diketahui bom ditempelkan pada salah satu mobil di area itu.

Dua orang yang merupakan ibu dan anak terluka.

Bom Gereja Kepunton 2011

Bom bunuh diri terjadi di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS) Kepunton, Solo, Jawa Tengah, 25 September 2011.

Baca Juga: Dibakar Hidup-hidup Atas Nama Iman, Inilah Sang Martir Pengetahuan Modern yang Patungnya Jadi Pengingat Bagaimana Eropa Pernah Diselimuti Masa-masa Gelap

Aksi ini mengakibatkan seorang pelaku tewas dan melukai puluhan jemaat.

Pelaku bom bunuh diri diketahui sebagai Ahmad Yosefa Hayat alias Ahmad Abu Daud.

Aksi bom bunuh diri ini diduga terkait dengan bom bunuh diri di Masjid Adz Zikro di kompleks Mapolresta Cirebon.

Bom Samarinda 2016

Baca Juga: Predator Seksual yang Dulunya Pengurus Gereja Herkulanus Depok Jalani Sidang Perdana, Simak Bagaimana Kejahatannya Cabuli Anak-anak

Ledakan bom terjadi ketika berlangsung pergantian jemaat di Gereja Oikumene, Jalan Cipto Mangunkusumo Kelurahan Sengkotek, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, Kalimantan Timur, 13 November 2016 pukul 10.10 WIB.

Saat itu jemaat HKBP hendak beribadah, bergantian dengan Jemaat Kristen Indonesia (JKI) Mawar Sharon.

Tiba-tiba seorang pria tidak dikenal melemparkan bom Molotov yang langsung meledak tiga kali. Empat anak-anak menjadi korban. Mereka mengalami luka bakar parah.

Pelaku bom ditangkap. Dia diketahui bernama Juhanda alias Jo, mantan narapidana kasus teror bom buku di Tangerang Selatan, 2011. Juhanda diduga anggota Jaringan Jamaah Ansharut Daulah Kaltim.

Baca Juga: Dipirit dan Dihitung Berulang-ulang, Video Donald Trump Sumbang Uang untuk Gereja 'Sukses' Picu Olok-olok Warganet, Ternyata 'Hanya' Nyumbang Segini

Bom Gereja Surabaya 2018

Rentetan teror bom terjadi di tiga gereja di Surabaya, Minggu (13/5/2018).

Bom meledak di Gereja Santa Maria, GKI Jalan Diponegoro, dan GPPS Jalan Arjuna Surabaya, menewaskan 10 orang dan melukai puluhan lainnya.

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini

Artikel Terkait