Baru pada 2009 para pejabat mulai mengambil tindakan setelah beberapa warga setempat memotret pesawat yang hancur itu.
Para pejabat kemudian menghubungi kedutaan besar AS di ibu kota Kuala Lumpur.
Pihak berwenang Malaysia dan AS mulai menyusun rencana untuk memeriksa situs tersebut dan memulihkan apa yang mereka bisa dari reruntuhan.
Namun, beberapa insiden dan gangguan domestik dan internasional menyebabkan penundaan yang lama untuk misi pemulihan yang direncanakan, dan butuh waktu hingga 2015 sebelum tindakan nyata diambil.
Pada bulan Agustus tahun itu pula, pemulihan jenazah penerbang akhirnya dimulai.
Pertama, jenazah diangkut dengan hormat dari reruntuhan dan dibawa ke Kuala Lumpur.
Di sana, dalam upacara yang sunyi, mereka diserahkan oleh kontingen tentara Malaysia kepada empat prajurit AS.
Dua tentara dan dua awak pesawat membawa peti mati berhias bendera melintasi landasan dan masuk ke dalam pesawat, sebuah angkut C-130 yang sangat besar.
Menteri pertahanan AS, Sekretaris Ash Carter, yang kebetulan berada di kawasan itu untuk urusan bisnis, memberikan penghormatan diam-diam di sela-sela pekerjaannya, lapor JP Updates.