Cerita Keluarga Korban Kecelakaan Sriwijaya Air SJ182, Korban Sempat Bagikan Kondisi Dalam Pesawat Sebelum Kecelakaan Melalui Rekaman Video Begini Situasinya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Pesawat Sriwijaya Air tinggal landas meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (26/5/2013).
Pesawat Sriwijaya Air tinggal landas meninggalkan Bandara Soekarno-Hatta, Banten, Minggu (26/5/2013).

Intisari-online.coom - Sebelumnya sebuah rekaman percakapan pilot Sriwijaya Air Kapten Afwan dengan petugas lalu lintas udara beredar.

Hal itupun sontak membuat penasaran banyak orang tentang apa yang dibicarakan juru kemudin Sriwijaya Air SJ182 itu sebelum alami kecelakaan.

Tak hanya itu belakangan sebuah video yang meceritakan soal kondisi peswat SJ182 sebelum alami kecelakan juga terungkap.

Bahkan, video itu menggambarkan susasana dalam pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum take off sempat direkam penumpang.

Baca Juga: Padahal Sudah Berbelok Hindari Bangunan, Pesawat Militer Amerika Ini Menabrak Gedung Tertinggi Empire State Building Karena Alasan Ini

Dari dalam pesawat, tampak cuaca di luar sedang turun hujan.

Sri Wahyuni sempat mendapatkan rekaman video ibu dan ayahnya berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Video itu diambil saat para penumpang memasuki pesawat yang hilang kontak sejak, Sabtu (9/1/2021) sekira pukul 14:40 WIB.

Dalam video tersebut, tampak orangtua Sri, Supianto (37) dan Rusni (44) memperlihatkan cuaca di luar dari jendela pesawat.

Baca Juga: Seringkali Terjadi Kecelakaan Pesawat di Indonesia, Media Internasional Ungkap Kondisi Cuaca di Indonesia Disebut Paling Buruk untuk Maskpai Penerbangan

Terlihat saat itu sedang turun hujan hingga membasahi jendela pesawat.

Video tersebut lantas dikirimkan ke Sri Wahyuni detik-detik sebelum pesawat lepas landas.

Dijelaskan Sri, ibu, ayah, dan adiknya bernama Abida Dania (2) ikut jadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak.

Rusni pergi ikut sang suami yang memang bekerja di Pontianak.

Sampai kini, Sri Wahyuni warga Kampung Mattigae, Desa Watang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang sedang menunggu kabar baik terkait nasib orangtua dan adiknya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Sri menjelaskan kapan video itu dikirim orangtua.

"Hari Sabtu, waktu sudah ada di bandara di pesawat. Setelah itu tak ada kabar lagi," kata Sri dikutip TribunJakarta.co di YouTube TvOneNews, Selasa (12/1/2021).

Setelah itu, Sri mengaku tak tahu lagi kabar orangtuanya hingga akhirnya mendapat informasi pesawat yang ditumpangi orantuanya hilang kontak lewat televisi dan media sosial.

Saat itu, ia melihat nama orangtuanya ada di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.

"Dari TV sama di HP banyak namanya, ada nama orangtua di daftar penumpang," tutur Sri.

Sementara itu diceritakan saudara Rusni, Sustriani, kakaknya memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya. Yakni Sri Wahyuni dan Asriandi.

Abida merupakan anak dari pernikahan Rusni dengan Supianto.

"Abida yang ikut, sementara yang dua tinggal di kampung," ucapnya.

Baca Juga: Mengenal F-117, Jet Tempur Siluman Pertama di Dunia Milik AS, Meski Sudah Dipensiunkan Masih Kerap Diterbangkan, Ini Kehebatannya

Ia menambahkan kakaknya memang berangkat ke Pontianak karena dijemput suaminya

"Iya dijemput sama suaminya karena suaminya kerja Pontianak" kata Sustriani.

Kedua anak dan cucunya akan kehilangan sosok ibu yang penyayang.

"Rusni itu sayang sekali sama anak-anaknya. Apalagi sama cucunya," ujarnya.

Dari dalam pesawat, tampak cuaca di luar sedang turun hujan.

Sri Wahyuni sempat mendapatkan rekaman video ibu dan ayahnya berada di dalam pesawat Sriwijaya Air SJ-182.

Video itu diambil saat para penumpang memasuki pesawat yang hilang kontak sejak, Sabtu (9/1/2021) sekira pukul 14:40 WIB.

Dalam video tersebut, tampak orangtua Sri, Supianto (37) dan Rusni (44) memperlihatkan cuaca di luar dari jendela pesawat.

Terlihat saat itu sedang turun hujan hingga membasahi jendela pesawat.

Video tersebut lantas dikirimkan ke Sri Wahyuni detik-detik sebelum pesawat lepas landas.

Dijelaskan Sri, ibu, ayah, dan adiknya bernama Abida Dania (2) ikut jadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tujuan Jakarta-Pontianak.

Rusni pergi ikut sang suami yang memang bekerja di Pontianak.

Sampai kini, Sri Wahyuni warga Kampung Mattigae, Desa Watang Pulu, Kecamatan Suppa, Kabupaten Pinrang sedang menunggu kabar baik terkait nasib orangtua dan adiknya.

Dengan mata yang berkaca-kaca, Sri menjelaskan kapan video itu dikirim orangtua.

"Hari Sabtu, waktu sudah ada di bandara di pesawat. Setelah itu tak ada kabar lagi," kata Sri dikutip TribunJakarta.co di YouTube TvOneNews, Selasa (12/1/2021).

Baca Juga: Terekam Tepat Sebelum Kecelakaan Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Terjadi, Ternyata Begini Bunyi Percakapan Kapten Afwan dengan Petugas Lalu Lintas Udara

Setelah itu, Sri mengaku tak tahu lagi kabar orangtuanya hingga akhirnya mendapat informasi pesawat yang ditumpangi orantuanya hilang kontak lewat televisi dan media sosial.

Saat itu, ia melihat nama orangtuanya ada di pesawat Sriwijaya Air SJ-182 tersebut.

"Dari TV sama di HP banyak namanya, ada nama orangtua di daftar penumpang," tutur Sri.

Sementara itu diceritakan saudara Rusni, Sustriani, kakaknya memiliki dua anak dari pernikahan sebelumnya. Yakni Sri Wahyuni dan Asriandi.

Abida merupakan anak dari pernikahan Rusni dengan Supianto.

"Abida yang ikut, sementara yang dua tinggal di kampung," ucapnya.

Ia menambahkan kakaknya memang berangkat ke Pontianak karena dijemput suaminya

"Iya dijemput sama suaminya karena suaminya kerja Pontianak" kata Sustriani.

Kedua anak dan cucunya akan kehilangan sosok ibu yang penyayang.

"Rusni itu sayang sekali sama anak-anaknya. Apalagi sama cucunya," ujarnya.

Diketahui sebelum berangkat ke Pontianak, Rusni menelepon Sri untuk menanyakan kabar cucunya.

"Dia bertanya dan mencari cucunya, tapi saat itu panggilan terputus, entah karena kuota yang habis atau jaringannya yang jelek," ungkap Sri, Senin, (11/01/2021).

Sri berusaha menghubungi kembali ibunya setelah panggilan telepon terputus.

Tidak lama terdengar kabar Pesawat Sriwijaya Air SJ182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak.

Sustriani menambahkan dirinya tidak memiliki firasat bagaimana tentang Rusni sebelum kejadian.

"Tidak sempat ketemu sebelum berangkat, karena kerja dan shift malam. Kakak saya berangkat sebelum jam 6 pagi," pungkasnya.

Sementara itu, kecelakaan yang terjadi di Indonesia, telah membuat banyak media Internasional menyoroti standaritas maskapai penerbangan di Indonesia.

Di sisi lain, perawatan yang buruk dan jam terbang yang tinggi menjadi penyebab kecelakaan pesawat kerap terjadi di Indonesia.

Selain itu faktor lain seperti cuaca ekstrem di Indonesia juga menjadi masalah utama yang sering membahayakan penerbangan di Indonesia.

Source : Tribun Jakarta

Artikel Terkait