Intisari-online.com -Pesawat Boeing 777 telah dikandangkan di seluruh dunia.
Keputusan ini mengikuti keputusan dewan FAA, pengatur kebijakan penerbangan Amerika Serikat.
Keputusan tersebut datang setelah ada investigasi untuk penerbangan maskapai United Airlines yang mengalami kegagalan mesin Sabtu, menghujani rumah-rumah di Denver dengan puing-puing mesin pesawat.
Perusahaan Boeing Co. merekomendasikan dikandangkannya 777 yang menggunakan mesin yang sama, Pratt dan Whitney 4000.
Termasuk yang beroperasi di sepanjang AS, Jepang dan Korea Selatan.
United Airlines telah mengumumkan jika mereka akan sukarela secara sementara waktu mengandangkan 24 pesawat mereka dari deretan pesawat yang aktif bertugas sementara investigasi dilaksanakan.
Mengikuti kecelakaan tersebut, yang kemudian menyebabkan pesawat mendarat darurat secara aman di Bandara Internasional Denver, menteri transportasi Jepang juga mengarahkan maskapai Japan Airlines (JAL) dan ANA Holdings untuk menahan penggunaan 777 dengan mesin P&W4000.
Kecelakaan pesawat melibatkan pesawat Boeing 777 ini bukan kali pertama.
7 tahun lalu, tepatnya 8 Maret 2014, pesawat Boeing 777-200 Malaysia Airlines dengan nomor penerbangan MH370 jatuh di Samudra Hindia.
Diberitakan Harian Kompas, 9 Maret 2014, pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing itu lepas landas dari Bandar Udara Internasional Kuala Lumpur (KLIA) pada pukul 00.41 waktu setempat.
Pesawat itu dijadwalkan tiba di Beijing pukul 06.30, tetapi kemudian putus kontak sekitar pukul 02.40 waktu setempat, 8 Maret 2014.
Adapun posisi terakhir pesawat tersebut sebelum putus kontak yakni berada di kawasan Laut China Selatan di antara Pesisir Timur Semenanjung Malaysia dan ujung selatan Vietnam.
Diketahui, pesawat tersebut membawa 239 orang, dengan rincian 227 penumpang dan 12 awak pesawat.
Rincian kewarganegaraan awak kabin dan penumpang yang ada di pesawat itu sebagai berikut:
China (153 orang)
Malaysia (38)
Indonesia (7)
India (5)
Australia (6)
Perancis (4)
Amerika Serikat (3)
Selandia Baru (2)
Ukraina (2)
Kanada (2), dan masing-masing satu penumpang dari Rusia, Italia, Belanda, Taiwan, dan Austria.
Peristiwa MH370 ini sempat menjadi misteri, karena pencarian yang tak membuahkan hasil dan berbagai rumor yang beredar tentang pesawat itu.
Rumor dibajak
Harian Kompas, 16 Maret 2014, memberitakan, Perdana Menteri Malaysia Najib Razak menyebut bahwa MH370 kemungkinan telah dibajak.
Menurut Najib, berdasarkan data saat itu, komunikasi terakhir antara pesawat yang hilang dan satelit pada pukul 08.11 waktu Malaysia.
Dengan data itu, pesawat tersebut masih terbang selama hampir tujuh jam setelah hilang dari radar.
Selain itu, para penyelidik menduga ada seseorang di dalam pesawat tersebut dan telah dengan sengaja mematikan sistem pelacakan dan komunikasi.
Ada indikasi pula sengaja membelokkan pesawat dan terbang hampir 7 jam setelah pesawat menghilang dari radar.
Pencarian besar-besaran
Hilangnya pesawat asal Malaysia tersebut membuat 6 negara bekerja sama melakukan pencarian secara besar-besaran.
Keenam negara tersebut yakni Malaysia, Vietnam, Singapura, China, Filipina, dan Australia.
Malaysia mengerahkan sembilan kapal dan 15 pesawat ke lokasi terakhir titik kooridinat pesawat.
China memberangkatkan kapal polisi maritim dan SAR untuk membantu operasi pencarian.
Vietnam, Singapura. Filipina juga mengerahkan kapal dan pesawat.
Meski demikian, pencarian juga sempat menemui hambatan saat cuaca buruk, angin kencang dan jarak pandang terbatas.
Pencarian MH370 sempat menemukan titik terang saat ditangkap sinyal keberadaan pesawat buatan tahun 2012 tersebut.
Kapal pencari Australia mendeteksi sinyal radio dari bawah air di kawasan Samudra Hindia bagian selatan.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik?Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di sini