Find Us On Social Media :

Bukan Amerika, Ternyata Justru Prancis yang Nekat Menyerang China di Laut China Selatan dengan Bermodal Kapal Perang Canggih Ini, Seperti Apa Kehebatannya?

By Mentari DP, Sabtu, 13 Maret 2021 | 17:30 WIB

Kapal selam SNA Emeraude, Prancis.

 

Intisari-Online.com - Niat Prancis untuk menantang China atas klaim Laut China Selatan sepertinya benar-benar besar.

Bagaimana tidak, setelah mengepung perairan termahal di dunia itu, kini Prancis mengirim kapalnya.

Menariknya, Prancis mengirim kapal perangnya ke Vietnam.

Baca Juga: Ramai Bicarakan Ghosting, Ternyata Efeknya Lebih Mengerikan daripada Putus Cinta, 'Saya Merasa Tidak Dihormati, Tidak Berarti, dan Dibuang'

Ya, jika Amerika Serikat (AS) membantu Taiwan, maka Prancis memilih Vietnam sebagai sekutu.

Dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (13/3/2021), sebuah kapal fregat Prancis berlabuh di Pelabuhan Cam Ranh di Vietnam pada hari Selasa untuk perbaikan helikopter.

Namun duta besar Prancis untuk Vietnam mengatakan kunjungan fregat itu tak hanya itu.

Tapi juga untuk menantang klaim kedaulatan China atas Laut China Selatan.

Marc Razafindranaly, atase pertahanan Prancis di Vietnam, mengatakan fregat Prairial telah meninggalkan Tahiti di Polinesia Prancis pada 1 Januari 2021.

Dan mencapai Pelabuhan Cam Ranh di Provinsi Khanh Hoa tengah selatan pada Selasa.

Baca Juga: Sok-sokan Bela Negara Asia Tenggara hingga Tantang China di Laut China Selatan, Jenderal Amerika Ini Malah Bocorkan Sendiri Kebobrokan Militernya, 'China Sangat Kuat'

Prairial adalah fregat kelas Floreal, dengan jarak tempuh 93,5 meter dan memiliki kecepatan maksimum 37 kilometer per jam.

Kedutaan Besar Prancis di Hanoi menambahkan fregat yang berlabuh di Vietnam sebagai bagian dari kerangka kerja sama militer.

"Kunjungan fregat kali ini dimaksudkan untuk menyampaikan pesan dalam mendukung kebebasan navigasi di udara dan di laut, yang dimiliki bersama oleh Vietnam dan Prancis," ungkap Duta Besar Nicolas Warnery.

Aksi Prancis ini di luar dugaan.

Bahkan Mark J. Valencia, analis kebijakan maritim, komentator politik dan konsultan yang berfokus pada Asia, menyebutkan sikap Prancis sangat jelas terkait wilayah yang disengketakan itu.

"China tak perlu waktu lama untuk tahu bahwa Prancis akan menantang mereka. Sama seperti yang dilakukan AS," kata Mark J. Valencia.

“Ini juga sinyal yang dikirim Prancis bahwa mereka akan berpartisipasi dalam latihan bersama dengan India, Australia, Jepang, dan AS."

Prancis telah melakukan operasi di Laut China Selatan dan akan bergabung dengan transit militer dengan AS dan Inggris akhir tahun ini.

Pada bulan Februari 2021, kapal selam serangan nuklir Prancis SNA Emeraude melakukan patroli di Laut China Selatan.

Baca Juga: Mampu Luluh Lantakkan Jakarta Dalam Sekejap Jika Diluncurkan dari Sorong, Inilah Tu-95МS, Pesawat Pembom Andalan Rusia yang Bawa 14 Rudal Jelajah Berhulu Ledak Nuklir

Menteri Pertahanan Florence Parly mengatakan kapal selam itu punya misi khusus.

Yakni membuktikan kapasitas Angkatan Laut Prancis untuk membantu sekutunya.

Sekutu yang dimaksud antara lain Australia, Amerika Serikat (AS), dan Jepang.

Militer China sendiri belum bereaksi atas tindakan Prancis. Sebab, mereka masih mengukur kekuatan armada Prancis.

China sebelumnya telah dikritik karena klaim agresifnya atas "kedaulatan" di Laut China Selatan.

Baca Juga: Harus Sudah Ditentukan dalam Waktu Setengah Jam, Inilah Keputusan Paling Berdampak Besar dalam Sejarah Umat Manusia, Ada di Tangan Presiden Amerika!